Mantan Intelijen AS Edward Snowden Terima Paspor Rusia

Edward Snowden menjadi warga Federasi Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2022, 22:37 WIB
Diterbitkan 03 Des 2022, 12:35 WIB
Snowden: Hindari Dropbox, Facebook dan Google
Pemerintah seharusnya tidak memiliki hak untuk meminta bocoran informasi dari para penyedia layanan berbasis internet.

Liputan6.com, Moskow - Mantan intelijen Amerika Serikat Edward Snowden telah menerima paspor Federasi Rusia. Ia telah menjadi eksil di Rusia selama bertahun-tahun sejak membocorkan rahasia negara yang memata-matai warganya. 

Kabar penerimaan paspor ini dikabarkan oleh media pemerintah Rusia, TASS.

Dilaporkan VOA Indonesia, Sabtu (3/12/2022), Presiden Vladimir Putin pada bulan September memberikan kewarganegaraan Rusia kepada Edward Snowden, yang melarikan diri dari Amerika Serikat setelah membocorkan dokumen rahasia yang mengungkapkan kegiatan penyadapan yang luas oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Sebelumnya, Snowden berharap mendapat kewarganegaraan ganda. Namun, ia masih belum berkomentar terkait mendapatkan paspor Rusia ini.

“Ya, dia mendapatkannya, dia mengambil sumpah,” kata Anatoly Kucherena, pengacara Edward Snowden, kepada kantor berita TASS.

Edward Snowden masih berusia 29 tahun ketika menjadi whistleblower di National Security Agency (NSA) yang memata-matai komunikasi rakyat Amerika Serikat.

Sejak menjadi eksil di Rusia, Edward Snowden telah menjadi ayah dari dua anak. 

Harapan Edward Snowden untuk mendapatkan amnesti dari Presiden AS Donald Trump juga kandas, sebab nama Snowden tidak termasuk ke dalam daftar amnesti sebelum Trump keluar dari Gedung Putih.

Para pembela Snowden memujinya sebagai pembangkang zaman modern karena mengungkapkan kegiatan mata-mata AS. Para penentang mengatakan dia adalah seorang pengkhianat yang membahayakan nyawa orang lain dengan mengungkapkan metode rahasia yang digunakan badan mata-mata Barat untuk menyadap pembicaraan negara-negara yang bermusuhan dan militan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Isu Kewarganegaraan Ganda

snowden-menang-131217b.jpg
Edward Snowden saat diwawancara The Guardian pada 2013.

Pada tahun 2020, Edward Snowden menyatakan ia telah mengajukan permohonan diri untuk mendapatkan kewarganegaraan Rusia, tetapi ia akan tetap mempertahankan k ewarganegaraan Amerikanya.

Kantor berita AFP melaporkan, mantan kontraktor intelijen Amerika itu -yang pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa pemerintah AS memata-matai warganegaranya- telah tinggal dalam pengasingan di Rusia sejak pengungkapan itu.

Cuitan Snowden muncul beberapa pekan setelah ia mendapat status penduduk tetap di Rusia, dan hanya beberapa hari setelah pasangannya, Lindsay Mills, mengumumkan kehamilannya.

Snowden mencuit, “Setelah bertahun-tahun terpisah dari orang tua kami, istri saya dan saya tidak punya keinginan untuk dipisahkan dari putra kami.”

Snowden mengatakan bahwa “dalam era pandemi ini dan perbatasan-perbatasan yang ditutup, kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan kewarganegaraan ganda AS-Rusia.”

Moskow baru-baru ini saja melonggarkan undang-undang kewarganegaraannya yang ketat untuk memungkinkan individu-individu memiliki paspor Rusia tanpa menolak kewarganegaraan asal mereka.

Dalam utas singkat, Snowden menekankan bahwa ia dan Mills akan “tetap warga Amerika, membesarkan putra kami dengan semua nilai Amerika yang kami cintai – termasuk kebebasan untuk mengemukakan pikirannya.”

Mantan kontraktor AS itu diburu di AS atas tuduhan spionase setelah ia membocorkan informasi yang menunjukkan bahwa para petugas dari Badan Keamanan Nasional mengumpulkan catatan telepon dari jutaan warga negara AS.

Sebelumnya tahun ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan “meninjau” pengampunan bagi Snowden, tetapi belum berkomentar lebih jauh mengenai masalah ini.

Pada tahun 2015, seruan terhadap presiden ketika itu, Barack Obama, untuk mengampuni Snowden ditolak oleh Gedung Putih. 


Situasi Perang Rusia-Ukraina

FOTO: Tanda Perdamaian Raksasa dari Belgia untuk Perang di Ukraina. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)
Orang-orang berdiri sekitar tanda perdamaian raksasa dengan pesan 'Hentikan Minyak Putin' jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Otoritas Rusia melarang diskusi publik tentang berbagai subjek militer, meskipun bukan hal-hal yang bersifat rahasia negara.

Perintah ini berisi 60 poin dan tertuang pada Layanan Keamanan Federal (FSB), mulai berlaku 1 Desember 2022. 

Aturan ini berlaku lantaran Rusia mulai loyo di Ukraina serta ada sejumlah kemunduran dalam aktivitas militer.

Di antara topik yang dilarang untuk didiskusikan adalah struktur dan ukuran Angkatan Bersenjata Rusia.

Area terlarang lainnya yang tak boleh dibahas adalah soal senjata, pengerahan dan pelatihan pasukan, serta moral pasukan.

Topik mobilisasi dan pertahanan sipil juga dilarang untuk didiskusikan secara terbuka, begitu pula penilaian dan prakiraan situasi militer dan strategis Rusia.

Daftar FSB mencerminkan larangan tahun lalu untuk berbagi informasi non-rahasia di industri pertahanan dan ruang angkasa Rusia.

Kemudian direvisi bulan lalu untuk memasukkan informasi tentang transportasi personel militer dan konstruksi militer yang sedang berlangsung.

"Tujuan dari undang-undang yang diperbarui dengan daftar FSB adalah untuk memastikan kami tidak melihat apa-apa,” kata Sergei Krivenko, kepala LSM Citizen, Army & the Law yang berbasis di Moskow, dikutip dari Moskow Times, Jumat (2/12).

Mereka yang berbagi informasi secara publik berisiko dicap sebagai "agen asing", sebutan era Soviet dengan aturan dan hukuman yang kejam.

"Ini tidak hanya merujuk pada agen asing, tetapi juga warga negara biasa yang dapat diakui sebagai distributor informasi yang bisa merugikan Rusia," kata Krivenko kepada Sever.Realii, afiliasi regional dari Radio Free Europe /Radio Liberty (RFE/RL).

Pengacara hak asasi manusia terkemuka Pavel Chikov berusaha untuk menghilangkan "alarmisme yang tidak beralasan" tentang daftar tersebut, menyarankan FSB tidak melabelkan seseorang dengan sebutan "agen asing".


NATO: Musim Dingin Jadi Senjata Rusia untuk Serang Ukraina

Pelatihan Militer Rekrutan Rusia untuk Perang Lawan Ukraina
Seorang rekrutan menembakkan senapan mesin saat pelatihan militer di lapangan tembak di wilayah Krasnodar, Rusia, 21 Oktober 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial. Akan ada 300.000 tentara cadangan dikirim berperang ke Ukraina. (AP Photo)

Ukraina telah mempersiapkan negaranya terhadap lebih banyak serangan Rusia terhadap energi dan infrastruktur penting lainnya.

Dilansir Al Jazeera, Selasa (29/11), Menteri luar negeri Estonia bergabung dengan rekan-rekan dari enam negara Baltik dan Nordik — dalam delegasi terbesar yang mengunjungi Ukraina sejak Rusia meluncurkan perang skala penuh — untuk menjanjikan generator listrik, pakaian hangat, dan makanan. Tujuannya adalah untuk membantu warga Ukraina mengatasi kebutuhan di musim dingin. 

“Rusia mempersenjatai keamanan energi sipil, dan itu benar-benar memalukan,” kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu di Kyiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan bahwa pasukan Rusia "sedang mempersiapkan serangan baru, dan selama mereka memiliki rudal, mereka tidak akan berhenti." Dia pun telah bertemu dengan pejabat senior pemerintah untuk membahas tindakan apa yang harus diambil.

“Minggu yang akan datang bisa sama sulitnya dengan minggu yang berlalu,” prediksinya.

Rusia telah melakukan pengeboman rudal besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina kira-kira setiap minggu sejak awal Oktober, dengan setiap rentetan memiliki efek yang lebih besar daripada yang terakhir karena kerusakan terakumulasi dan musim dingin yang sangat dingin.

Infografis Rusia Didepak dari Dewan HAM PBB
Infografis Rusia Didepak dari Dewan HAM PBB (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya