Pegunungan Makkah Arab Saudi Menghijau Bikin Heboh, Netizen Bahas Kiamat

Suasana hijau di pegunungan Arab Saudi dibahas oleh netizen Indonesia dari sudut pandang kiamat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Jan 2023, 15:49 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 15:32 WIB
Pegunungan di Arab Saudi yang menghijau akibat hujan deras.
Pegunungan di Arab Saudi yang menghijau akibat hujan deras. Dok: Twitter @Mal_hothaly

Liputan6.com, Riyadh - Alam Arab Saudi tengah menyajikan pemandangan hijau di sejumlah daerah setelah hujan deras melanda negara itu. Sejak Desember 2022, otoritas cuaca Arab Saudi sudah mengumumkan prediksi hujan deras, memaksa sekolah-sekolah beralih ke online

Media dan fotografer Arab Saudi lantas menampilkan foto-foto pemandangan hijau di kawasan yang biasanya gersang, termasuk area pegunungan di Makkah.

Menurut situs Arabia Weather, Senin (9/1/2023), hujan yang terjadi Arab Saudi karena adanya tekanan dari arah Mesir dan utara. Di bagian barat Arab Saudi, tekanan tersebut terjadi bersamaan dengan adanya tekanan dari Laut Merah dan udara lembab di atmosfer. Walhasil, terjadi hujan yang terus-menerus.

Pemandangan hijau yang tak lazim bagi sebagian orang itu direspons beragam oleh warganet. Situs New Arab melaporkan, banyak yang menikmati suasana hijau tersebut bersama dengan keluarga mereka, terutama di Al-Maghmas Park, Ain Shams, Al-Barza, Al-Bayda, Tafil, dan Hoda Al-Sham.

Nada berbeda dicuitkan oleh netizen luar Arab, seperti Pakistan dan Indonesia, yang mengaitkan fenomena tersebut dengan kiamat. 

"Ini adalah salah satu tanda-tanda qayammat bahwa Makkah dan Medina akan hijau lagi," ujar seorang netizen Pakistan bernama Saqib.

Netizen Indonesia bernama Irfan menyebut "hari akhir sedang datang" dan saat ini adalah "zaman kegelapan."

Sejumlah netizen Arab Saudi lantas meminta agar netizen-netizen di luar negeri tidak dramatis, sebab kondisi hijau tersebut memang kerap terjadi usai hujan deras.

 "Saya tinggal di dekat area ini. Hal ini terjadi setiap hujan deras. Rumput-rumputnya tumbuh semalaman dan menghilang dalam beberapa hari. Berhentilah bersikap melodramatis," ujar seorang netizen Arab bernama Youfi.

Netizen Arab Saudi lainnya pun mengungkapkan keheranannya.

"Ketika tidak ada hujan di tempat kami, mereka bilang ini karena dosa-dosa kami. Namun, ketika hujan mereka bilang hari akhir sudah dekat, kita tidak akan pernah bisa mendapat hal-hal baik," ujar netizen bernama Faroh.

Sumber Air di Arab Saudi

Bulan Sabit
Bulan sabit. (NASA)

Pada 2012, NASA ternyata pernah memantau kehijauan di Arab Saudi. Pada gambar tahun 1987, 1991, 2000, dan 2012, tampak ada perubahan di daerah Tubarjal yang berlokasi di utara Arab Saudi.

Pada tahun 1987, tanah di area Tubarjal tampak gersang, lalu perlahan muncul warna hijau, kemudian makin meluas pada tahun 2000, hingga makin masif lagi pada 2012.

NASA menyebut saat itu ada air yang terjebak di zaman es. Air-air itu terkubur di bawah padang pasir.

<p>Pemandangan hijau dari tahun 1980-an hingga awal 2010-an di utara Arab Saudi. Dok: NASA</p>

Pemerintah Arab Saudi berhasil mencapai air bawah tanah itu dengan cara mengebor sehingga airnya bisa mengalir ke ladang untuk kepentingan irigasi. Airnya disemprotkan dengan sistem sprinkler melingkar (circular sprinkler).

NASA menyebut teknik itu sebagai center-pivot irrigation.

Meski demikian, air dari dalam tanah tersebut hanya bisa dipompa secara ekonomis selama sekitar 50 tahun saja.

 

Salju di Arab Saudi

Pegunungan di Arab Saudi yang berada di wilayah Tabuk dekat perbatasan Yordania tertutup salju putih pada Hari Tahun Baru 2022. (SPA)
Pegunungan di Arab Saudi yang berada di wilayah Tabuk dekat perbatasan Yordania tertutup salju putih pada Hari Tahun Baru 2022. (SPA)

Sementara itu, pada musim dingin tahun 2022, pegunungan di barat laut Arab Saudi adalah tujuan populer bagi mereka yang mencari kesenangan dengan salju. Penduduk setempat berbondong-bondong menuju wilayah tersebut untuk menikmati pemandangan hujan salju.

Pegunungan Jabal Al-Lawz biasanya diguyur hujan salju saat suhu turun. Musim dingin pun dianggap sebagai waktu terindah sepanjang tahun di wilayah tersebut.

"Setiap tahun kami menunggu salju turun agar kami bisa pergi menikmati kabsa (hidangan tradisional Saudi) bibi kami yang dimasak di atas salju. Itu adalah salah satu ritual kami," ujar Faris Al-Harbi, seorang insinyur yang dulu tinggal di Tabuk, mengatakan kepada Arab News pada Januari 2022.

Arab Saudi dikenal dengan iklim gurun yang kering. Tetapi suhunya bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya karena bentang alamnya yang beragam, yakni mencakup gunung, pulau, gurun, gua, dan lembah.

 

Menikmati Musim Dingin

Pegunungan di Arab Saudi yang berada di wilayah Tabuk dekat perbatasan Yordania tertutup salju putih pada Hari Tahun Baru 2022. (SPA)
Pegunungan di Arab Saudi yang berada di wilayah Tabuk dekat perbatasan Yordania tertutup salju putih pada Hari Tahun Baru 2022. (SPA)

Salju biasanya turun di daerah pegunungan di utara Turaif, Tabuk, Arar dan Rafha. Penduduk setempat dan pengunjung sama-sama melakukan perjalanan dari berbagai wilayah untuk menikmati cuaca dingin yang sejuk dan aktivitas salju seperti snowboarding.

Badr Al-Gbl, yang mengunjungi Tabuk selama musim dingin, mengatakan kepada Arab News: "Puncak gunung Tabuk diselimuti salju setiap tahun dan itu menarik perhatian semua penduduk dan pengunjung."

Di barat daya Arab Saudi atau Asir juga ada sedikit salju. Asir adalah rumah bagi pegunungan Soudah yang tertutup juniper, puncak tertinggi di Arab Saudi, menjulang lebih dari 3.000 m di atas permukaan laut.

 

Infografis Pelancong China Wajib Tes Covid-19
Infografis Pelancong China Wajib Tes Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya