Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sekutunya pada Kamis (2/3/2023), mengecam pengunjuk rasa "anarkis" setelah mereka berkumpul di luar sebuah salon di Tel Aviv tempat istrinya, Sara Netanyahu, sedang menata rambut pada Rabu (1/3). Para demonstran sendiri turun ke jalan dalam rangka menentang rencana pemerintah untuk merombak sistem peradilan.
Demonstran yang mengepung salon dilaporkan meneriakkan, "memalukan, memalukan".
Baca Juga
Menteri Keamanan Publik Itamar Ben-Gvir kemudian mengirim sejumlah besar pasukan keamanan ke salon dan mentwit bahwa dia telah memerintahkan polisi untuk "menyelamatkan nyawa" Sara Netanyahu dari para demonstran.
Advertisement
Ratusan petugas polisi, termasuk polisi berkuda, menerobos lautan demonstran untuk membiarkan sebuah SUV mendekat. Dilindungi oleh barisan polisi, Sara Netanyahu dikawal keluar dari salon dan masuk ke dalam kendaraan, yang melaju di bawah pengawalan ketat polisi.
Melalui sebuah unggahan di Instagram, Sara Netanyahu berterima kasih kepada polisi karena telah membantunya. Perempuan usia 64 tahun itu juga berterima kasih atas dukungan publik.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam atas dukungan luas dan banyak pesan penyemangat yang saya terima di jejaring sosial dan secara langsung... ️ Peristiwa mengerikan yang terjadi kemarin bisa saja berakhir dengan pembunuhan. Sudah waktunya untuk mengakhiri anarki. Sudah waktunya bagi para pemimpin oposisi mengutuk kekerasan, anarki, dan hasutan," tulisnya.
Moshe Butbul, penata rambut dari salon tersebut, mengatakan kepada situs berita Israel Ynet bahwa klien lain mengunggah foto selfie dengan Sara Netanyahu dan setelahnya dalam beberapa menit sejumlah pengunjuk rasa tiba. Demikian seperti dikutip dari AP, Jumat (3/3).
Wartawan di tempat kejadian mengonfirmasi bahwa massa menjaga jarak dan tidak berusaha masuk ke salon.
"Anarki harus dihentikan," kata Netanyahu melalui unggahan di Instagram yang disertai foto dia sedang memeluk istrinya. "Ini bisa menyebabkan hilangnya nyawa."
View this post on Instagram
Tidak Akan Berhenti
Menteri Kehakiman Yariv Levin, salah satu arsitek perombakan sistem peradilan, mengatakan pada Rabu malam bahwa meskipun protes publik meningkat, pemerintah Netanyahu tidak akan menghentikan rancangan undang-undang (RUU) tersebut.
RUU yang diusulkan akan memberi para politikus dan parlemen kendali atas penunjukan hakim agung, kekuasaan untuk membatalkan putusan Mahkamah Agung, dan kemampuan untuk mengesahkan undang-undang yang kebal terhadap tinjauan yudisial.
Kritik terhadap rencana tersebut meningkat, termasuk dari sejumlah mantan petinggi militer, akademisi, ekonom, dan pemimpin bisnis. Mereka mengatakan perubahan sistem peradilan akan mengikis sistem check and balance negara yang rapuh dan mengikis institusi demokrasi.
Pemerintah Netanyahu mengatakan bahwa perubahan sistem peradilan dimaksudkan untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang telah memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada pengadilan dan membiarkan mereka ikut campur dalam proses legislatif.
Advertisement
Perombakan Sistem Peradilan demi Netanyahu?
Upaya gencar untuk meloloskan RUU perombakan sistem peradilan terjadi di tengah proses hukum yang dijalani Netanyahu atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Pada Rabu, puluhan ribu warga Israel ambil bagian dalam demonstrasi kesekian kalinya di seluruh negeri untuk menentang apa yang mereka lihat sebagai upaya pemerintah baru Netanyahu untuk melemahkan Mahkamah Agung dan memusatkan kekuasaan di tangan koalisi yang berkuasa.
Para pengunjuk rasa memblokir jalan raya dan persimpangan utama di Tel Aviv dan berkumpul di luar kediaman resmi perdana menteri di Yerusalem. Untuk pertama kalinya sejak protes dimulai dua bulan lalu, pemandangan di jalanan berubah menjadi kekerasan setelah Ben-Gvir memerintahkan polisi untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap para demonstran yang dia klaim anarkis.
Setidaknya 11 orang dirawat di rumah sakit dan puluhan orang ditangkap dalam aksi protes pada Rabu.