Liputan6.com, Beijing - Prospek dialog militer tingkat tinggi antara Amerika Serikat (AS) dan China tetap redup setelah Beijing menegaskan menteri pertahanan (menhan) mereka tidak akan mengadakan pertemuan bilateral dengan menhan AS saat keduanya menghadiri konferensi keamanan selama 2-4 Juni di Singapura.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Selasa (30/5/2023) mengatakan, AS harus dengan sungguh-sungguh menghormati kepentingan dan urusan kedaulatan dan keamanan China, segera memperbaiki kesalahan, menunjukkan ketulusan, dan menciptakan suasana dan kondisi yang diperlukan untuk dialog dan komunikasi antara kedua militer.
Baca Juga
Mao Ning tidak memberikan rincian lebih lanjut. Ketegangan antara kedua belah pihak telah meningkat karena sejumlah isu, termasuk dukungan militer AS ke Taiwan, sengketa Laut China Selatan, dan balon mata-mata China yang terbang di wilayah AS.
Advertisement
Menhan AS Lloyd Austin dijadwalkan berpidato di konferensi keamanan Shangri-La Dialogue pada Sabtu (3/5), sementara Menhan China Li Shangfu dijadwalkan pada hari berikutnya.
Pada Shangri-La Dialogue tahun lalu, Menhan Austin bertemu dengan pendahulu Li Shangfu, Wei Fenghe, meski pertemuan itu sendiri dinilai tidak banyak membantu memuluskan hubungan kedua belah pihak. Dalam kesempatan itu, Wei Fenghe menuduh AS berusaha menahan perkembangan China dan mengancam akan menegaskan klaim atas Taiwan dengan kekuatan militer.
Pertemuan Terakhir Xi Jinping dan Joe Biden
Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden sendiri terakhir kali bertemu di sela-sela KTT G20 di Bali pada November 2022. Dan sejak saat itu, kontak kedua belah pihak disebut berlangsung secara sporadis.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan kunjungan ke Beijing pada Februari 2023 setelah AS menembak jatuh balon mata-mata China yang melintasi wilayahnya. Namun, dia dilaporkan sempat bertemu dengan penasihat senior urusan luar negeri Partai Komunis China Wang Yi di Austria pada Februari. Lagi-lagi tidak ada kemajuan yang dihasilkan dari tatap muka tersebut.
Pasca insiden balon mata-mata pada awal Februari, China menolak menerima panggilan telepon dari Menhan Austin untuk membahas isu tersebut.
Persinggahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada April ke AS, yang mencakup pertemuan dengan Ketua DPR Kevin McCarthy, semakin menyulut emosi China. Merespons peristiwa itu, Tentara Pembebasan Rakyat China mengadakan latihan militer dan mengirimkan jet tempur, drone, dan kapal ke dekat wilayah Taiwan untuk memperjelas ancamannya.
China turut memprotes pergerakan kapal dan pesawat Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan dan dekat pulau-pulau yang dikuasai China di Laut China Selatan, mengirim kapal dan pesawatnya sendiri, sehingga meningkatkan kemungkinan konfrontasi atau tabrakan.
Advertisement