5 September 2016: Nama Freddie Mercury Diabadikan untuk Sebuah Asteroid yang Mengorbit antara Mars dan Jupiter

Nama Freddie Mercury diabadikan untuk sebuah asteroid yang mengorbit antara Mars dan Jupiter.

oleh Erina Putri diperbarui 05 Sep 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2023, 06:00 WIB
Freddie Mercury (AFP)
Freddie Mercury (AFP)

Liputan6.com, London - Pada 5 September 2016, gitaris band legendaris Queen dan ahli astrofisika Brian May memberi nama untuk asteroid yang mengorbit antara Mars dan Jupiter dengan sebutan Freddie Mercury. Penamaan ini juga bertepatan dengan peringatan  hari kelahiran sosok legendaris tersebut yang ke-70 tahun, 

Freddie Mercury lahir pada tanggal yang sama di tahun 1946.

"Dengan senang hati saya umumkan bahwa International Astronomical Union’s Minor Planet Center telah menamai Asteroid 17473, yang ditemukan pada tahun 1991, dengan nama Freddie, sebagai penghormatan atas ulang tahun ke-70nya," ujar May dalam sebuah pernyataan. 

"Mulai saat ini, objek ini akan dikenal sebagai Asteroid 17473 Freddiemercury," lanjutnya.

Melansir dari Rolling Stone, Selasa (5/9/2023), May yang tidak puas dengan fakta bahwa penyanyi Queen hanya berbagi nama belakangnya dengan sebuah planet, akhirnya berkolaborasi dengan International Astronomical Union (Persatuan Astronomi Internasional).

Kerja sama ini dilakukan untuk mengumumkan asteroid Mercury ini dalam perayaan di Montreux, Swiss, sebagai penghormatan kepada Mercury yang meninggal pada 24 November 1991.

Hari yang kurang lebih bertepatan pada saat astronom Belgia, Henri Debehogne, pertama kali menemukan asteroid tersebut.

Seperti yang dicatat oleh The Guardian, Freddiemercury mengorbit matahari dengan kecepatan 20 kilometer per detik pada orbit yang sedikit elips dan tidak pernah mendekat lebih dari 350 juta kilometer dari Bumi.

Karena lintasannya, Freddie Mercury tidak akan mengancam dan berdampak pada Bumi.

"Asteroid Freddie berada di Sabuk Asteroid utama, di antara orbit Mars dan Jupiter, serta memiliki diameter sekitar 3,5 kilometer," tambah May. 

"Ini seperti bara di luar angkasa, seperti banyak asteroid lainnya. Untuk melihatnya, Anda memerlukan teleskop yang cukup canggih. Meskipun hanya titik cahaya, ini adalah titik cahaya yang sangat istimewa, dan mungkin suatu hari kita akan mencapainya," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya