Liputan6.com, New Delhi - Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan dia telah menyampaikan keprihatinannya atas campur tangan China dalam demokrasi Inggris selama pertemuannya dengan Perdana Menteri Li Qiang di sela-sela KTT G20 India.
Pernyataan PM Sunak muncul setelah laporan penangkapan terhadap dua tersangka mata-mata.
Baca Juga
The Sunday Times melaporkan bahwa salah satu yang ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata China adalah seorang peneliti di parlemen Inggris.
Advertisement
PM Sunak mengatakan bahwa dia tidak bisa mengomentari mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung, namun dia menegaskan dirinya telah menyampaikan keprihatinan yang sangat kuat mengenai campur tangan dalam demokrasi Inggris yang jelas tidak dapat diterima kepada PM Li Qiang.
Polisi Metropolitan London mengungkapkan bahwa dua pria ditangkap pada Maret 2023 berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi dan telah dibebaskan dengan jaminan polisi hingga awal Oktober.
Tuduhan tersebut berpotensi melemahkan upaya PM Sunak untuk melakukan lebih banyak dialog dengan China, seperti yang digambarkan dalam kunjungan Menteri Luar Negeri James Cleverly ke Beijing pekan lalu.
Saat berupaya mencairkan hubungan dengan China melalui keterlibatan dalam berbagai hal seperti perubahan iklim, pemerintahan Konservatif Sunak juga melontarkan kritik dalam beberapa bidang termasuk hak asasi manusia.
"Saya pikir hal yang benar untuk dilakukan adalah mengambil kesempatan untuk terlibat, menyampaikan kekhawatiran secara spesifik, daripada hanya berteriak dari pinggir lapangan," katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2023).
China Soal Tuduhan Mata-mata: Itu Fitnah Keji
Pernyataan China terkait pertemuan PM Li Qiang dan PM Sunak tidak menyinggung soal tuduhan mata-mata, melainkan menyambut baik perluasan kerja sama praktis China dan Inggris.
"Kedua belah pihak harus menangani perbedaan satu sama lain dengan baik," sebut pernyataan China mengutip PM Li Qiang.
Menanggapi penangkapan dua tersangka mata-mata, Kedutaan Besar China di Inggris mengatakan bahwa tuduhan itu dibuat-buat dan China dengan tegas menentangnya.
"Apa yang disebut klaim bahwa Tiongkok dicurigai 'mencuri intelijen Inggris' sepenuhnya dibuat-buat dan merupakan fitnah keji," kata kedutaan tersebut melalui situs webnya.
Mereka mendesak pihak-pihak terkait untuk menghentikan manipulasi politik anti-China dan lelucon politik yang diarahkan pada diri sendiri.
Advertisement