Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi telah meminta bantuan kepada pihak Filipina dalam proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Israel. Hal ini mengingat bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan negara tersebut, sementara Filipina memiliki kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv.
"Menlu juga melakukan komunikasi langsung dengan Menlu Filipina untuk melakukan kerja sama evakuasi karena Filipina memiliki Kedutaan Besar di Tel Aviv (Israel)," ujar Direktur Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha dalam pernyataan pers di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Baca Juga
Judha menambahkan bahwa kerja sama terkait evakuasi antara Indonesia dengan Filipina bukan yang pertama kali dilakukan.
Advertisement
"Kita ikut membantu evakuasi warga negara Filipina tahun 2015 dari Yaman dan evakuasi 5 warga Filipina dari Kabul pada 2021, serta kita membantu proses evakuasi warga Filipina dari Sudan," katanya.
Sementara untuk rencana evakuasi bagi WNI dari wilayah Palestina, pemerintah juga telah menyiapkan rencana atau kontingensi plan untuk mereka.
"Kita menyusun rencana kontingensi, termasuk rute skenario evakuasi. Jadi kita tidak hanya menyusun satu skenario saja karena situasi di lapangan sangat sulit. Dan belajar dari pengalaman evakuasi sebelumnya, berbagai macam opsi kita buka, nanti pelaksanaannya tergantung situasi di lapangan," papar Judha.
Berbagai opsi yang dimaksud termasuk rute evakuasi melalui jalur darat dan jalur udara. Untuk jalur darat, para WNI akan dievakuasi menuju Amman, Yordania atau menuju Kairo, Mesir. Sementara untuk jalur udara, mereka akan dipindahkan dengan penerbangan komersial menuju negara ketiga atau wilayah yang lebih aman.
Rencana tersebut, telah disampaikan kepada para WNI yang berada di wilayah konflik.
Evakuasi Hanya Bisa Dilakukan Jika Ada Gencatan Senjata
Kendati demikian, rencana pemerintah Indonesia dalam melakukan evakuasi terhadap WNI hanya bisa dilakukan jika kedua wilayah yang bertikai menyepakati gencatan senjata. Menurut Judha, hal itu diperlukan guna membuka koridor kemanusiaan yang membantu terjadinya proses evakuasi dan jalur bantuan kemanusiaan untuk masyarakat terdampak konflik.
"Kita dorong agar ada jeda kemanusiaan, ada cessation of hostilities untuk memberikan kesempatan kepada masyarakay untuk bisa keluar dari Gaza dan bisa memberikan bahan bantuan ke dalam," tuturnya.
Mengutip data Kementerian Luar Negeri RI, saat ini ada 143 WNI yang berada di wilayah konflik Israel-Palestina. Ini termasuk 10 WNI di Jalur Gaza, 94 orang di Arrava, 2 orang di Beer Sheba, 9 orang di Yerusalem, 2 orang di Nahariya, 13 orang di Tel Aviv dan 13 orang di wilayah lainnya.
Advertisement