Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria yang diduga membunuh 18 orang dalam penembakan massal di Maine, Amerika Serikat (AS), ditemukan tewas setelah perburuan selama tiga hari.
Komisaris Keamanan Publik Maine Michael Sauschuck mengatakan bahwa Robert Card (40) ditemukan tewas usai menembak dirinya sendiri.
Baca Juga
Ia mengatakan jasad itu ditemukan pada pukul 19.45 waktu setempat pada Jumat (27/10/2023) di dekat sungai di Air Terjun Lisbon.
Advertisement
Berikut kronologi kerjadian:
- Rabu, 25 Oktober 2023: Telah terjadi penembakan massal di Maine yang tewaskan belasan orang.
- Rabu dan Kamis, 25-26 Oktober 2023: Perburuan selama 48 jam dilakukan oleh penegakan hukum. Pencarian tersebut memicu perintah untuk warga agar berlindung di rumah dan penutupan sekolah-sekolah.
- Jumat, 27 Oktober 2023: Tersangka penembakan bernama Robert Card ditemukan tewas Jumat (27/10) malam, kata Komisaris Keamanan Publik negara bagian Michael Sauschuck kepada wartawan.
- Jumat, 27 Oktober 2023: Card tewas karena luka tembak yang dilakukan sendiri. Penegakan hukum menemukan jenazah Card sekitar pukul 19:45 waktu setempat kata Sauschuck pada konferensi pers Jumat malam. Ia menambahkan bahwa dia meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri. Jenazahnya ditemukan di dekat Sungai Androscoggin di kawasan Air Terjun Lisbon, sekitar 10 mil dari Lewiston, tempat terjadinya penembakan pada Rabu malam.
Respons Gubernur Maine Setelah Pelaku Ditemukan
Pada konferensi pers di Balai Kota Lewiston, Gubernur Maine Janet Mills mengatakan jasad tersebut ditemukan di Lisbon, dekat tempat penembakan massal terjadi.
"Saya bernapas lega malam ini mengetahui bahwa Robert Card tidak akan menjadi ancaman bagi siapa pun," katanya.
Gubernur Mills mengatakan penemuan jenazah tersangka akan membuat masyarakat setempat harus melewati masa trauma yang luar biasa.
Meski jasad tersangka telah ditemukan, Kepala Polisi Lewiston David St Pierre menyebut bahwa pekerjaannya masih belum selesai.
"Kami akan berduka untuk keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, kami akan terus bekerja, kami akan bertahan dan kami akan menjadi orang yang lebih baik karenanya," lanjutnya.
Advertisement
Serangan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
Dr John Alexander, kepala petugas medis di sana, menyebut serangan itu "belum pernah terjadi sebelumnya” di kota kecil itu. Dia mengatakan sekitar 50 penyedia layanan kesehatan, perawat, terapis pernapasan, dan ahli bedah menjawab panggilan tersebut untuk membantu merawat para korban.
Polisi Negara Bagian Maine mengatakan tersangka baru-baru ini melaporkan masalah kesehatan mental, termasuk "mendengar suara-suara dan ancaman untuk menembak instalasi militer di selatan Maine". Robert Card dilaporkan dirawat di fasilitas perawatan kesehatan mental pada musim panas, setelah berperilaku tidak menentu selama pelatihan di Akademi Militer AS.
Polisi membantah laporan sebelumnya bahwa dia adalah seorang instruktur senjata api, dan mengatakan "tidak ada indikasi dia mengikuti kursus persenjataan tingkat lanjut".
Gubernur Maine Janet Mills, mantan penduduk Lewiston, menyebutnya sebagai "hari kelam" bagi negara bagiannya dan berjanji "untuk mencari keadilan penuh bagi para korban dan keluarga mereka".
Maine Memiliki Tingkat Peristiwa Penembakan Rendah daripada Bagian Lain di AS
Maine memiliki tingkat pembunuhan terendah dibandingkan negara bagian mana pun di AS. Salah satu penulis paling terkenal di negara bagian itu, penulis horor Stephen King, mengatakan penembakan itu terjadi di dekat rumahnya.
"Ini adalah kegilaan atas nama kebebasan," tulisnya di X, yang secara resmi merupakan Twitter, dan juga menyerukan undang-undang keamanan senjata baru untuk mengatur senapan serbu.
Sementara itu, FBI dan lembaga penegak hukum federal AS lainnya membantu polisi lokal dan negara bagian dalam perburuan tersebut. Negara-negara tetangga juga menyediakan sumber daya dan tetap waspada, karena tersangka bisa saja melakukan perjalanan melintasi batas negara bagian.
Pejabat perbatasan Kanada juga telah diperingatkan untuk mewaspadai tersangka.
Advertisement