Liputan6.com, Saga - Pihak berwenang di barat daya Jepang pada Sabtu 25 November 2023 bergegas membendung wabah flu burung pertama musim ini, dengan mengidentifikasi sekitar 40.000 unggas untuk dimusnahkan dan menerapkan tindakan karantina di peternakan terdekat.
Mengutip Kyodo News, Minggu (26/11/2023), jenis virus yang sangat menular diketahui terdeteksi di sebuah peternakan unggas di Kashima, Prefektur Saga, sehingga mendorong otoritas prefektur dan nasional di sekitarnya untuk membentuk satuan tugas.
NHK menyebut jenis flu burung yang terdeteksi patogen tipe H5.
Advertisement
Pemerintah Prefektur Saga mengatakan pada Sabtu pagi bahwa kasus flu burung dikonfirmasi di sebuah peternakan di Kashima, dan pemusnahan 40.000 unggas diperkirakan selesai pada Minggu pagi waktu setempat.
Adapun pergerakan sekitar 255.000 unggas di 12 peternakan unggas yang terletak dalam radius 10 kilometer dari pusat wabah dan produk terkait seperti telur dibatasi, sementara lokasi desinfeksi kendaraan didirikan di seluruh prefektur.
Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Ichiro Miyashita mengatakan pada pertemuan gugus tugas kementeriannya bahwa tindakan cepat akan diambil untuk memerangi virus ini, termasuk dengan mengirimkan tim survei epidemiologi.
Menurut otoritas prefektur Saga, peningkatan jumlah ayam yang mati dilaporkan pada hari Jumat, dan hasil dari dua tes dasar menunjukkan positif. Tes genetik kemudian mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut.
Flu Burung Terjadi di Kamboja, Balita 2 Tahun Meninggal Dunia
Sementara itu, kasus flu burung (H5N1) kembali terjadi di Kamboja. Tahun ini, ada tiga orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Ini adalah pertama kalinya kasus flu burung terjadi di Kamboja sejak 2014 atau hampir satu dekade lalu.
Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (10/10/2023), korban meninggal dari Kamboja itu mulai dari anak perempuan berusia dua tahun hingga pria berusia 50 tahun.
Seorang anak perempuan berusia dua tahun adalah orang kedua di Kamboja yang meninggal karena flu burung pada pekan ini,serta orang ketiga pada tahun ini, demikian kabar dari Kementerian Kesehatan negara tersebut
Uji laboratorium mengkonfirmasi bahwa anak yang tinggal di provinsi Prey Veng tersebut, meninggal hari Senin karena flu burung H5N1, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut mengumumkan pada hari Minggu bahwa seorang pria berusia 50 tahun di provinsi tetangga Svay Rieng juga meninggal karena H5N1.
Pada bulan Februari lalu, ada juga kasus seorang anak perempuan berusia 11 tahun menjadi korban meninggal akibat flu burung pertama di negara tersebut sejak tahun 2014. Ayahnya juga ditemukan tertular namun selamat.
Advertisement
Endemik
Menurut penghitungan global yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari Januari 2003 hingga Juli 2023, terdapat 878 kasus infeksi flu burung H5N1 pada manusia yang dilaporkan dari 23 negara, 458 di antaranya berakibat fatal. Kamboja telah mencatat 58 kasus sejak tahun 2003 dimana manusia tertular flu burung.
"Sejak tahun 2003, virus ini telah menyebar pada populasi burung dari Asia ke Eropa dan Afrika, dan ke Amerika pada tahun 2021, dan telah menjadi endemik pada populasi unggas di banyak negara," kata WHO dalam situsnya. "Wabah ini telah mengakibatkan jutaan infeksi pada unggas, beberapa ratus kasus pada manusia, dan banyak kematian pada manusia. Kasus pada manusia sebagian besar dilaporkan dari negara-negara di Asia, tetapi juga dari negara-negara di Afrika, Amerika, dan Eropa."
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat bulan lalu mengatakan bahwa wabah flu burung meningkat secara global, dengan lebih dari 21.000 wabah di seluruh dunia antara tahun 2013 dan 2022. Flu burung jarang menginfeksi manusia.
Chili AS Deteksi Kasus Pertama Virus Flu Burung pada Manusia
Tahun ini laporan kasus flu burung juga datang dari Kementerian Kesehatan Chili, yang melaporkan kasus pertama infeksi virus flu burung pada manusia per Rabu 29 Maret 2023.
Dilaporkan oleh Channel News Asia (CNA), Selasa (4/4/2023), kasus di Chili ini terdeteksi pada seorang pria berusia 53 tahun yang menunjukkan gejala influenza parah menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Chili. Kendati demikian pasien tersebut tercatat dalam kondisi stabil.
Pemerintah kemudian menyelidiki sumber penularan serta orang lain yang pernah kontak dengan pasien.
Chili sejatinya telah melaporkan kasus flu burung H5N1 pada hewan liar sejak akhir tahun lalu.
Kasus terbaru di peternakan industri menyebabkan pemerintah menghentikan ekspor unggas. Kasus industri juga terdeteksi di Argentina, tetapi Brasil, pengekspor unggas terbesar di dunia, tetap bebas dari penularan virus tersebut.
Sebelumnya, otoritas kesehatan Chili mencatat virus itu dapat ditularkan dari burung atau mamalia laut ke manusia, tetapi tidak ada penularan dari manusia ke manusia yang diketahui.
Awal tahun ini, Ekuador mengonfirmasi kasus pertama penularan flu burung pada manusia pada seorang gadis berusia 9 tahun.
Pejabat kesehatan global mengatakan risiko penularan virus flu burung H5N1 antar manusia rendah, tetapi pembuat vaksin telah menyiapkan suntikan flu burung untuk manusia "untuk berjaga-jaga".
Menurut data dari who.int per 16 Maret 2023, sebanyak 240 kasus infeksi manusia dengan virus flu burung (H5N1) telah dilaporkan dari empat negara di Kawasan Pasifik Barat sejak Januari 2003.
Advertisement