Liputan6.com, Gaza - Beberapa roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menargetkan Tel Aviv dan Israel selatan saat negara itu merayakan Tahun Baru pada Senin 1 Desember 2023, menurut wartawan AFP di lapangan.
Sirene serangan udara terdengar ketika wartawan di Tel Aviv melihat sistem pertahanan rudal Israel mencegat roket-roket tersebut.
Baca Juga
Orang-orang yang berkumpul di jalan untuk merayakan malam tahun baru 2024 pun berlindung, sementara yang lain tetap berpesta.
Advertisement
Serangan terhadap Israel selatan terjadi pada tengah malam (22:00 GMT) dan serangan lain yang menargetkan Tel Aviv terjadi semenit kemudian, menurut wartawan AFP.
"Saya ketakutan, seperti pertama kalinya saya melihat rudal, itu menakutkan," kata Gabriel Zemelman kepada AFP di luar bar di Tel Aviv tempat dia datang untuk merayakannya bersama teman-temannya.
Sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut dalam sebuah video yang diposting di media sosial. Mereka mengatakan menggunakan roket M90 sebagai "respons terhadap pembantaian warga sipil" yang dilakukan oleh Israel.
Militer Israel membenarkan serangan tersebut. Hamas "memutuskan untuk memulai tahun 2024 dengan meluncurkan rentetan roket ke Israel", kata pihak militer dalam sebuah postingan di media sosial.
Serangan roket terbaru ini terjadi ketika Israel terus membombardir Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 21.822 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan sekitar 1.140 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut hitungan AFP berdasarkan data resmi pihak Israel.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan pada Jumat, 29 Desember 2023 bahwa konvoi bantuan diserang oleh militer Israel di Jalur Gaza, beruntung tak menimbulkan korban jiwa.
Sebelumnya, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan pada Jumat, 29 Desember 2023 bahwa konvoi bantuan diserang oleh militer Israel di Jalur Gaza, beruntung tak menimbulkan korban jiwa.
"Tentara Israel menembaki konvoi bantuan ketika mereka kembali dari Gaza utara melalui rute yang ditentukan oleh tentara Israel. Pemimpin konvoi internasional kami dan timnya tidak terluka, tetapi satu kendaraan mengalami kerusakan," tulis direktur UNRWA di Gaza, Tom White, di X.
Menurut UNRWA, kejadian itu terjadi pada Kamis, 28 Desember sore.
Militer Israel menanggapi permintaan komentar dengan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tentang insiden tersebut.
Sebelumnya pada hari Jumat, kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, menulis sebuah unggahan di X menggambarkan apa yang disebutnya "situasi yang mustahil bagi masyarakat Gaza, dan bagi mereka yang mencoba membantu mereka".
Griffiths mengatakan konvoi bantuan telah ditembaki, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Anda pikir memasukkan bantuan ke Gaza itu mudah? Coba pikirkan lagi," kata Griffiths.
Sementara itu, sebelumnya anggota kabinet perang Israel Benny Gantz memperingatkan, pihaknya akan melakukan intervensi jika Hizbullah tidak berhenti menembaki Israel utara.
"Waktu untuk solusi diplomatik hampir habis," ujarnya, seperti dilansir BBC.
Di lain pihak, Panglima Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi menuturkan pasukannya berada dalam kesiapan yang sangat tinggi untuk menghadapi lebih banyak pertempuran di wilayah utara.
"Tugas pertama kami adalah memulihkan keamanan dan rasa aman warga di Utara dan ini akan memakan waktu," kata Halevi, setelah melakukan penilaian situasi.
Baku tembak lintas batas Lebanon Vs Israel telah meningkat sejak perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai pada 7 Oktober.
Sumber keamanan israel mengungkapkan kepada Reuters pada Rabu (27/12), Hizbullah melancarkan serangan lintas batas dalam jumlah tertinggi dalam satu hari sejak 8 Oktober. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Jalur Gaza akan meluas ke seluruh wilayah.
"Situasi di perbatasan utara Israel menuntut perubahan," kata Gantz dalam konferensi pers pada Rabu malam.
"Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk mencegah penembakan terhadap penduduk Israel di utara dan menjauhkan Hizbullah dari perbatasan, IDF akan melakukannya."
Duta Besar Lebanon di Inggris, Rami Mortada, mengatakan justru negaranya yang menerima serangan dan pihak yang harusnya menahan diri adalah Israel. "Kami tidak tertarik pada eskalasi. Semua pihak perlu melakukan deeskalasi," ujarnya.
Advertisement
Serangan Udara Israel Targetkan Bandara Damaskus di Suriah, 11 Anggota Garda Revolusi Iran Dilaporkan Tewas
Sebelumnya, serangan udara Israel dilaporkan menargetkan Bandara Internasional Damaskus di Suriah pada Kamis 28 Desember 2023 malam. Menewaskan 11 anggota Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (Garda Revolusi Iran), kata seorang sumber kepada Al Arabiya pada hari Jumat (29/12).
"Anggota IRGC yang menjadi sasaran, yang bertanggung jawab mengawasi pasukan yang didukung Iran di Suriah timur, hadir di bandara untuk menyambut delegasi senior," kata sumber tersebut.
Kendati demikian sejauh ini ihak IRGC membantah laporan tersebut dan menyebutnya "tidak berdasar."
Adapun media pemerintah Suriah dan kementerian pertahanan Suriah sebelumnya melaporkan serangan udara Israel di Suriah selatan dan dekat Damaskus.
Israel jarang berkomentar mengenai serangan yang menargetkan Suriah, namun Israel berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, memperluas kehadirannya di negara tersebut.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang memantau perang melaporkan serangan Israel menargetkan posisi pertahanan udara Suriah di Provinsi Sweida, selatan negara itu, serta di dekat bandara internasional Damaskus.
Awal pekan ini, IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu komandan utamanya di Suriah, Brigjen Seyed Razi Mousavi, tewas dalam "serangan rudal" Israel. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengeluarkan pesan pada hari yang sama, memperingatkan bahwa Israel "pasti akan membayar kejahatan ini."
Â
Jelang Tahun Baru, Militer Israel Bawa Bulldozer untuk Gusur Kamp Palestina
Sementara sejumlah warga Palestina luka-luka setelah militer Israel menggusur rumah mereka di Tepi Barat menjelang tahun baru pada Minggu pagi (31/12). Menurut laporan Anadolu Agency, militer Israel turut menjaga dua unit bulldozer yang digunakan untuk penggusuran.
Israel melakukan penggusuran di kamp Tulkarm dan Nur Shams. Bentrokan lantas terjadi dan 15 orang warga Palestina terluka saat melawan tentara Israel.
Dua bulldozer itu menghancurkan infrastuktur di kamp-kamp tersebut. Para sniper Israel pun disiagakan di atap rumah.
Saksi mata menyebut tentara Israel juga memasuki rumah-rumah warga dengan alasan "investigasi". Hal itu juga yang memicu ketegangan dengan warga Palestina.
Ambulans juga kesulitan beroperasi, sebab tentara Israel mengepung area rumah sakit Thabet Governmental dan Al-Israa.
Saluran TV Palestina turut melaporkan bahwa ada drone Israel yang meluncurkan dua misil ke kamp Nur Shamps. Misil pertama menyebabkan luka ringan dan sedang terhadap dua pemuda, sementara satu misil lagi menyebabkan kerusakan material.
Bulan Sabit Merah di Palestina berkata telah merawat 15 korban luka akibat serangan Israel ke Tulkarm dan Nur Shams.
Tentara Israel juga menyerang kamp Askar di daerah Nablus. Dua warga Palestina terluka akibat serangan tersebut. Selain itu, tentara Israel juga memasuki kamp Aqabat Jaber yang berlokasi di Jericho dan kamp Fawwar di selatan Hebron, namun tak ada orang yang dilaporkan terluka.
Advertisement