Liputan6.com, Seoul - Pada awal 2024, politikus oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung menjadi korban penusukan orang tak dikenal. Bagian leher dari politikus itu ditusuk ketika ia sedang menyapa pendukung di kota Busan. Beruntung, Lee Jae Myung berhasil selamat.
Pelaku ternyata seorang pria yang sudah berusia lanjut, yakni 67 tahun. Motifnya ternyata politik praktis.
Baca Juga
Detail Hyundai Palisade 2025 Mulai Diungkap, Ada Versi ICE dan Hybrid
Kaleidoskop 2024: Deretan Berita Menggemparkan Dunia, Pernikahan Sesama Jenis Menlu Australia hingga Darurat Militer Korsel
Kasus Dugaan Penipuan Paket Wisata ke Korea Selatan oleh Influencer Malaysia, Kerugian Capai Rp1,64 Miliar
Dilansir Yonhap, Kamis (11/1/2024), motif pelaku adalah supaya Lee Jae Myung tidak jadi presiden pada pemilu selanjutnya.
Advertisement
"Tersangkat berkata bahwa ia memutuskan untuk membunuh korban sehingga mencegahnya menjadi presiden," ujar Woo Chul Moon, kepada Badan Kepolisian Metropolitan Busan.
Tersangka juga takut jika Lee Jae Myung dari Partai Demokrat berhasil menguasai parlemen. Pelaku turut kesal karena kasus hukum Lee Jae Myung yang terhambat.
Polisi Korea Selatan menyebut tersangka beraksi sendirian. Ia awalnya berpura-pura minta tanda tangan sebelum menusuk Lee Jae Myung. Ia langsung ditangkap di TKP. Hingga kini, polisi masih enggan mengungkap identitas pelaku itu ke publik.
Pada 2022 lalu, Lee Jae Myung dikalahkan tipis oleh Yoon Suk Yeol yang kini menjadi presiden. Lee Jae Myung dilaporkan sudah keluar dari rumah sakit dan meminta agar tidak ada lagi politik kebencian.
Usia Tersangka Sudah Lansia
Sebelumnya dilaporkan, tersangka penusukan terhadap politisi oposisi Korea Selatan, Lee Jae Myung, telah resmi ditangkap pada Kamis (4/1) waktu Korea Selatan. Usia tersangka ternyata sudah lansia, yakni 67 tahun.
Dilaporkan Yonhap, perintah penangkapan pelaku bermarga Kim itu dirilis oleh Pengadilan Distrik Busan. Pelaku sebenarnya sudah ditahan sejak ia beraksi di TKP, namun perintah penangkapan pengadilan membuat penahanannya resmi.
Tersangka menusuk Lee Jae Myung, ketua Partai Demokrat, saat berpura-pura ingin minta tanda tangan. Senjata yang ia gunakan adalah pisau kemah. Saat itu, Lee Jae Myung sedang berkunjung ke kota Busan.
Serangan itu mengenai leher Lee Jae Myung. Detik-detik serangan juga terekam kamera. Nyawa Lee Jae Myung berhasil selamat dan pulih. Tim dokter disebut berhasil memperbaiki urat nadi di lehernya.
"Lee sedang pulih dengan lancar tetapi membutuhkan observasi berkelanjutan karena kekhawatiran-kekhawatiran soal infeksi tambahan dan komplikasi pasca-operasi karena luka yang ia derita, ujar Min Seung Kee dari RS Seoul National University.
Min Seung Kee merupakan dokter di unit operasi vascular. Ia berkata luka Lee memiliki panjang 1,4 cm, tetapi tidak merusak pembuluh darahnya.
Polisi Korea Selatan mengungkap bahwa pelaku telah membututi Lee selama enam kali sejak Juni 2023. Ketika ditanya motifnya, pelaku berkata sudah memberikan catatan sebanyak delapan halaman kepada polisi untuk menjelaskan alasan tindakannya.
Advertisement
Profil Lee Jae Myung
Lee Jae Myung diserang menggunakan senjata tajam pada Selasa (2/1/2024), sekitar pukul 10.27 waktu setempat. Diketahui, Lee sedang berada di lokasi untuk mengunjungi lokasi pembangunan bandara baru di area Pulau Gadoek, Busan.
Setelah mengalami penusukan Lee langsung tumbang dan orang-orang sekitar langsung menolongnya. Lee juga dalam keadaan masih sadar meski lehernya mengalami pendarahan.
Melansir dari beberapa sumber Lee Jae Myung merupakan pemimpin oposisi Korea Selatan yang berseberangan dengan pemimpin Korea Selatan yang saat ini tengah menjabat yaitu Presiden Yoon Suk Yeol.
Lee Jae Myung lahir pada tanggal 13 Juni 1964 di Andong, Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan. Ia juga merupakan lulusan dalam bidang hukum di Universitas Chung-Ang pada 1982.
Pria berusia 59 tahun ini awalnya dikenal sebagai pengacara hak asasi manusia dan aktivis sipil di Korea Selatan. Kemudian ia mengawali karier politiknya dengan menjadi aktivis komunitas untuk Partai Demokrat Korea Selatan.
Setelah itu, Lee mencalonkan diri sebagai wali kota Seongnam pada 2006 namun dalam pencalonan tersebut ia tidak berhasil menang. Kemudian, pada 2010 Lee Jae Myung kembali mencalonkan diri dan berhasil menang hingga menjabat selama dua periode.
Perjalanan Karier Lee Jung Myung
Pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018 Lee Jae Myung berhasil terpilih menjadi Gubernur Provinsi Gyeonggi. Kemudian pada 2022 ia ditetapkan sebagai Pemimpin Partai Demokrat.
Setelah itu Lee Jae Myung dipilih untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat pada pemilihan umum 2022. Namun dalam pemilihan tersebut Lee Jae Myung kalah ketika melawan Presiden Yoon Suk Yeol dari Partai Kekuatan Rakyat.
Sebelum terjun menjadi wali kota Lee Jae Myung pernah membagun sebuah Pusat Medis di Kota Seongnam. Adapun setelah menjabat ia membuat kebijakan moratorium atau penundaan utang oleh pemerintah Seongnam.
Kebijakan tersebut dibuat karena menurut Lee Jae Myung keuangan kota rusak karena pemerintah rela berutang demi pembangunan. Kemudian ia memperkenalkan tiga kebijakan kesejahteraan yang utama.
Di antaranya termasuk seragam sekolah gratis, pusat perawatan publik pascakelahiran, hingga dividen atau penghasilan remaja.
Ketika berkarier dalam dunia politik Lee Jae Myung pernah terseret beberapa kasus kontroversial. Misalnya saja saat ini ia tengah menjalani persidangan dalam kasus dugaan suap pada sebuah proyek pembangunan ketika ia menjabat jadi wali kota Seongnam.
Lee diketahui menepis tuduhan bahwa ia menerima suap dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah. Lee juya menyebutkan bahwa dakwaan tersebut merupakan “fiksi” dan “konspirasi politik”.
Meskipun begitu Lee kabarnya akan maju kembali dalam pemilu Presiden 2027 dan ia termasuk dalam calon yang kuat dan mempunyai dukungan suara tertinggi di antara masyarakat Korea Selatan.
Advertisement