Jepang Luncurkan Misi Slim, Ambisi Lakukan Pendaratan di Bulan

JAXA meyakini Jepang akan menjadi negara kelima yang berhasil mencapai permukaan Bulan dalam keadaan utuh, setelah AS, Uni Soviet, Tiongkok dan India.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Jan 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 21:00 WIB
Roket Baru H3 Jepang Gagal DI Peluncuran Perdana
Roket "H3" generasi berikutnya Jepang, yang membawa satelit optik canggih "Daichi 3", terangkat ke langit tak lama setelah meninggalkan landasan peluncuran di Tanegashima Space Center di Kagoshima, Jepang barat daya, Selasa (7/3/2023). Kegagalan tersebut merupakan pukulan telak bagi JAXA, setelah roket tersebut bahkan gagal lepas landas pada percobaan pertamanya bulan lalu. (Photo by JIJI Press / AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Jepang akan kembali melakukan upaya pendaratan di Bulan dengan meluncurkan Misi Slim (Smart Lander for Investigating Moon) yang akan mengarah pada lereng yang landai, dekat dengan kawah khatulistiwa yang disebut Shioli.

Dilansir BBC, Jumat (19/1/2024), misi tersebut diluncurkan menyusul kegagalan perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) pada bulan ini dalam misi mencapai Bulan.

Secara statistik, terbukti sangat sulit untuk mendarat di satelit alami bumi dengan aman, di mana hanya sekitar setengah dari seluruh upaya yang berhasil.

Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berharap melalui teknologi navigasi presisi yang dibangun dalam misi Slim akan memberikan peluang yang menguntungkannya. Teknologi tersebut berada di balik julukan misi "Moon Sniper".

Komputer yang terpasang pada pendarat akan menggunakan pemrosesan gambar cepat dan pemetaan kawah untuk mencoba mencapai jarak 100 meter (330 kaki) dari titik pendaratan yang ditargetkan.

Misi Slim diatur untuk memulai manuver penurunan dari ketinggian 15 km (9 mil) pada tengah malam hingga hari Sabtu, Waktu Standar Jepang.

Jika berjalan lancar, pesawat tersebut akan mendarat di permukaan Bulan 20 menit kemudian.

Sejauh ini, hanya badan antariksa pemerintah AS, Uni Soviet, Tiongkok dan India yang berhasil mencapai permukaan Bulan dalam keadaan utuh. Maka dari itu, JAXA berkeyakinan akan menjadi yang kelima, yang berhasil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hambatan untuk Misi Slim

Gerhana Bulan Sebagian
Bayangan bumi menutupi bulan saat gerhana bulan sebagian atau parsial di Yokohama, dekat Tokyo, Jepang, Jumat (19/11/2021). Gerhana bulan yang diamati pada tanggal 18 dan 19 November di berbagai wilayah dunia ini merupakan gerhana parsial yang terpanjang pada abad 21 ini. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Namun, Slim diperkirakan tidak akan bekerja lama di permukaan bulan.

Shioli saat ini bermandikan sinar matahari dan ketika kegelapan kembali pada akhir bulan, panel surya pesawat ruang angkasa tidak akan mampu menghasilkan listrik dan komponen-komponennya mungkin akan rusak karena suhu yang turun drastis.

Namun sebelum itu, Slim ingin menggunakan kamera ilmiah untuk mempelajari bebatuan di sekitar kawah.

Dan jika beruntung, dua penjelajah dalam misi tersebut akan berhasil melintasi medan setempat.

Salah satunya adalah robot pelompat yang beratnya sekitar 2 kg (4,4lb). Sementara yang lainnya adalah bola yang akan berubah bentuk saat berhenti untuk mengambil foto.


Pendaratan Jepang di Luar Angkasa

SpaceX Luncurkan Penjelajah Bulan dari Jepang dan Uni Emirat Arab
Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa muatan dua penjelajah bulan dari Jepang dan Uni Emirat Arab diluncurkan dari Launch Complex 40 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 11 Desember 2022. Misi ini adalah yang pertama untuk pesawat luar angkasa buatan Jepang. (AP Photo/John Raoux)

JAXA telah dua kali mendarat di asteroid. 

Tahun lalu, sebuah perusahaan swasta Jepang, Ispace, mencoba melakukan pendaratan. Pesawat Hakuto-R miliknya jatuh ketika komputer di dalamnya bingung mengenai ketinggiannya di atas Bulan. Pesawat ini mematikan sistem pendorongnya lebih awal, dengan asumsi permukaan telah tercapai padahal kenyataannya misi tersebut masih harus menempuh jarak 5 km (3 mil).

Pada Kamis (18/1), perusahaan swasta Amerika Astrobotic membuang kapal pendarat Peregrine miliknya di atmosfer bumi. Kesalahan propulsi mencegahnya melakukan upaya pendaratan.


Dibayangi Kesuksesan Chandrayaan-3

India sukses daratkan pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 ke Bulan (ISRO)
India sukses daratkan pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 ke Bulan (ISRO)

Sebelumnya, India sukses menciptakan sejarah ketika misi Chandrayaan-3 berhasil mendarat di wilayah kutub bagian selatan Bulan. Chandrayaan-3 berhasil mendarat sesuai rencana pada 18:04 waktu setempat (12:34 GMT). 

Kecepatan pendarat secara bertahap dikurangi dari 1,68 km per detik menjadi hampir nol, memungkinkannya melakukan pendaratan sempurna di permukaan bulan.

Dengan ini, India bergabung dengan kelompok negara elit yang mencapai misi pendaratannya di Bulan, setelah AS, Uni Soviet (kini Rusia), dan China.

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya