Liputan6.com, Jakarta - Dari banyaknya kejadian menegangkan yang menimpa para astronaut, hampir tenggelam di luar angkasa menjadi cerita menarik. Kejadian menegangkan ini dialami oleh Luca Parmitano, seorang astronaut dari Italia.
Dikutip dari laman IFL Science pada kamis (21/03/2024), Luca Parmitano hampir tenggelam saat sedang melakukan space walk di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Saat itu, Parmitano sedang melakukan Extravehicular Activity (EVA) yang direncanakan berlangsung enam jam.
Namun ketika sedang melakukan aktivitas tersebut, ia melihat air menumpuk di dalam helmnya. Ia lantas memberi tahu NASA tentang situasinya.
Advertisement
Baca Juga
Namun, untuk sementara waktu mereka tidak menyadari betapa seriusnya insiden itu. Selama 23 menit penuh, dia tetap berada di luar ISS sementara cairan terus bertambah dan mengaliri di dalam helmnya.
Tetapi, untuk bisa kembali ke ISS ternyata bukan hal yang mudah. Ia harus menyesuaikan posisi dengan membalik tubuhnya.
Air justru menutupi hidung Parmitano, bahkan usahanya untuk memindahkan air dengan menggelengkan kepala juga sia-sia. Menit-menit menegangkan semakin terasa kala air juga menutupi spons di earphone yang ia gunakan.
Bahkan, air juga hampir sepenuhnya menutupi bagian depan kaca mata yang ia gunakan. Air yang menghalangi pengelihatannya membuat Parmitano menjadi bingung dan tak tahu arah untuk kembali ke pintu airlock ISS.
Perjalanan Kembali Terkendala
Perjalanan Parmitano untuk kembali ke ISS juga sempat menemui kendala. Hal itu karena dia harus memposisikan tubuh dengan kondisi air yang ada di helmya.
Bahkan, air yang menutupi mata membuat penglihatan tertutup. Saat ia mencoba memindahkan air dengan menggelengkan kepala, justru memperburuk keadaan.
Parmitano menjadi bingung dan tidak tahu arah mana yang akan membawanya kembali ke tempat aman di airlock. Kondisi berlangsung lama, saat penglihatannya tidak bisa melihat pegangan di luar stasiun ruang angkasa yang digunakan untuk bergerak di EVA.
Kemudian radionya juga menjadi sangat sunyi karena Parmitano tidak bisa mendengar rekan-rekannya lagi. Pada saat itu, dia menyadari bahwa sedang sendirian, tidak bisa melihat, dan tidak bisa mendengar di ruang hampa.
Namun, hal itu tidak membuatnya panik. Parmitano menghadapinya dengan sangat tenang.
Dia mulai meraba-raba sepanjang kabelnya menuju airlock. Lalu menemukan pegangan sambil bertanya-tanya apa yang harus dilakukan jika air mencapai mulutnya.
Sesaat kemudian, dia akhirnya berhasil kembali ke airlock, dengan posisi mata terpejam. Dia juga belum mendengar instruksi dari NASA sejak dia diberitahu untuk mengabaikan semua protokol biasa dan masuk kembali ke ISS.
Akhirnya, dia merasakan kehadiran rekannya, Chris Cassidy yang memasuki airlock dan menutup pintu. Cassidy memegang erat sarung tangan Parmitano untuk meyakinkan bahwa dia sudah aman untuk melepas helmnya.
Saat ditarik keluar oleh tim yang menunggu, di situ ia telah menyadari kondisi yang menegangkan itu, telah dilewatinya dengan aman. Investigasi atas insiden tersebut, kemudian mengungkapkan bahwa kontaminasi telah menyumbat filter di pakaian luar angkasa milik Parmitano. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan.
Advertisement
Astronaut Kembali Tenggelam di Ruang Angkasa
Kejadian yang menimpa Luca Parmitano bukan yang terakhir. Ada kejadian cukup mengejutkan saat awak astronaut ISS menjalani spacewalk tahap dua.
Helm seragam Terry Virts bocor. Dikutip dari laman Space pada Kamis (21/03/2024). Virts yang berasal dari badan antariksa Amerika Serikat, NASA, mengalami kebocoran pada helm seragamnya yang mengakibatkan air bahan kimia masuk ke dalam.
Terdengar cukup menegangkan, namun pihak NASA mengkonfirmasi bahwa untungnya Virts tidak dalam bahaya. Virts dan Barry "Butch" Wilmore memang sedang menjalani spacewalk kedua pada 2015.
Virts mengatakan bahwa air tersebut juga datang dari dalam seragam antariksanya. Kemudian setelahnya Virts melaporkan ada sekitar 15 mililiter air disingkirkan dari helm melalui alat suntik.
Navias pun menekankan bahwa Virts dalam keadaan selamat, karena bocornya air tersebut dalam jumlah ringan, tidak berlebihan. Wilmore dan Virts dinilai sukses menjalani spacewalk keduanya ini untuk mengatur kabel di luar ISS yang dipersiapkan sebagai tempat merapat pesawat Boeing Co dan Space Exploration Technologies, atau SpaceX sebagai taksi antariksa.
Keduanya tak lama lagi akan menjalani spacewalk terakhirnya. Kabarnya teknisi NASA akan mempelajari insiden air sembari meninjau ulang rencana spacewalk Wilmore dan Virts berikutnya.
NASA sendiri menyikapi gangguan air terhadap seragam antariksa secara serius. Hal ini bisa memicu bahaya para astronaut yang tengah bekerja di ruang hampa udara.
(Tifani)