Viral, 3 Desa di India Diduga Ajarkan Anak untuk Mencuri

Tiga desa yang diduga ajarkan anak mencuri yaitu Kadia, Gulkhedi, dan Hulkhedi yang terletak sekitar 120 km dari ibu kota negara bagian Bhopal.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Sep 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi rupee India.
Ilustrasi rupee India. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, New Delhi - Tiga desa terpencil di negara bagian Madhya Pradesh, India, menjadi terkenal karena ada 'sekolah pencuri' tempat anak-anak berusia 12 tahun dilatih mencopet, mencuri, dan merampok oleh penjahat kawakan.

Tiga desa yang mencolok yaitu Kadia, Gulkhedi, dan Hulkhedi yang terletak sekitar 120 km dari ibu kota negara bagian Bhopal.

Dilaporkan lokasi ini menjadi tempat penitipan anak bagi penjahat muda, dengan orang tua yang benar-benar membayar 'biaya sekolah' sebesar 200.000 hingga 300.000 rupee (USD 2.400 hingga USD 3.600) untuk melatih anak-anak mereka dalam mencopet dan merampas tas di tempat ramai.

Bahkan mereka juga disebut-sebut melakukan perampokan, pencurian rekening bank, menghindari polisi, dan bahkan menahan pukulan jika tertangkap, dikutip dari Oddity Central, Minggu (1/9/2024).

Sekolah-sekolah yang disebut sebagai sekolah pencuri ini telah menghasilkan beberapa penjahat paling terkenal dalam sejarah India.

Sehingga, mereka dicari oleh keluarga-keluarga miskin dan kurang berpendidikan yang tidak mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak mereka.

Setelah bertemu dengan para pemimpin geng dan membayar biaya sekolah yang diwajibkan, para orang tua mengirim anak-anak mereka ke sekolah kejahatan selama satu tahun untuk memperoleh berbagai keterampilan dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan kriminal.

Setelah lulus dan bergabung dengan geng, keluarga siswa menerima pembayaran tahunan sebesar 300.000 hingga 500.000 rupee dari para pemimpin geng atas jasa mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masyarakat Diduga Ikut Lindungi

Ilustrasi penjara (pixabay)
Ilustrasi penjara (pixabay)

Kejahatan berakar kuat di desa-desa terpencil ini, dan meskipun polisi mengetahui tentang kegiatan yang berlangsung tidak banyak yang dapat mereka lakukan.

Lantaran masyarakat akan selalu melindungi geng-geng tersebut. Mereka curiga terhadap orang asing dan akan menghadapi petugas polisi jika mereka mencoba menangkap salah satu dari mereka sendiri.

“Ketika kami harus mendatangi desa-desa ini, kami mengerahkan pasukan dari beberapa kantor polisi untuk menangkap para terdakwa,” kata Ramkumar Bhagat, Inspektur kantor polisi Boda, kepada NDTV.

“Para penjahat ini sangat terlatih dalam pencurian tas, pencurian bank, dan kejahatan lainnya, sering kali menggunakan anak di bawah umur 17 tahun untuk melakukan aksi mereka. Sebagian besar pencurian dilakukan oleh anak di bawah umur, sehingga semakin sulit untuk memerangi budaya kriminal yang sudah mengakar ini.”

Anak-anak yang menjalani pelatihan di sekolah pencuri pedesaan ini berasal dari keluarga miskin, tetapi mereka diajarkan untuk berbaur dengan keluarga kaya agar dapat melakukan pencurian.

Mereka sering menyusup ke acara-acara khusus seperti pernikahan di mana mereka dapat dengan mudah mencopet tamu, mencuri perhiasan mereka, atau bahkan melakukan perampokan besar-besaran.

Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian
Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian (liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya