Liputan6.com, New Delhi - Tiga desa terpencil di negara bagian Madhya Pradesh, India, menjadi terkenal karena ada 'sekolah pencuri' tempat anak-anak berusia 12 tahun dilatih mencopet, mencuri, dan merampok oleh penjahat kawakan.
Tiga desa yang mencolok yaitu Kadia, Gulkhedi, dan Hulkhedi yang terletak sekitar 120 km dari ibu kota negara bagian Bhopal.
Baca Juga
Dilaporkan lokasi ini menjadi tempat penitipan anak bagi penjahat muda, dengan orang tua yang benar-benar membayar 'biaya sekolah' sebesar 200.000 hingga 300.000 rupee (USD 2.400 hingga USD 3.600) untuk melatih anak-anak mereka dalam mencopet dan merampas tas di tempat ramai.
Advertisement
Bahkan mereka juga disebut-sebut melakukan perampokan, pencurian rekening bank, menghindari polisi, dan bahkan menahan pukulan jika tertangkap, dikutip dari Oddity Central, Minggu (1/9/2024).
Sekolah-sekolah yang disebut sebagai sekolah pencuri ini telah menghasilkan beberapa penjahat paling terkenal dalam sejarah India.
Sehingga, mereka dicari oleh keluarga-keluarga miskin dan kurang berpendidikan yang tidak mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak mereka.
Setelah bertemu dengan para pemimpin geng dan membayar biaya sekolah yang diwajibkan, para orang tua mengirim anak-anak mereka ke sekolah kejahatan selama satu tahun untuk memperoleh berbagai keterampilan dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan kriminal.
Setelah lulus dan bergabung dengan geng, keluarga siswa menerima pembayaran tahunan sebesar 300.000 hingga 500.000 rupee dari para pemimpin geng atas jasa mereka.
Masyarakat Diduga Ikut Lindungi
Kejahatan berakar kuat di desa-desa terpencil ini, dan meskipun polisi mengetahui tentang kegiatan yang berlangsung tidak banyak yang dapat mereka lakukan.
Lantaran masyarakat akan selalu melindungi geng-geng tersebut. Mereka curiga terhadap orang asing dan akan menghadapi petugas polisi jika mereka mencoba menangkap salah satu dari mereka sendiri.
“Ketika kami harus mendatangi desa-desa ini, kami mengerahkan pasukan dari beberapa kantor polisi untuk menangkap para terdakwa,” kata Ramkumar Bhagat, Inspektur kantor polisi Boda, kepada NDTV.
“Para penjahat ini sangat terlatih dalam pencurian tas, pencurian bank, dan kejahatan lainnya, sering kali menggunakan anak di bawah umur 17 tahun untuk melakukan aksi mereka. Sebagian besar pencurian dilakukan oleh anak di bawah umur, sehingga semakin sulit untuk memerangi budaya kriminal yang sudah mengakar ini.”
Anak-anak yang menjalani pelatihan di sekolah pencuri pedesaan ini berasal dari keluarga miskin, tetapi mereka diajarkan untuk berbaur dengan keluarga kaya agar dapat melakukan pencurian.
Mereka sering menyusup ke acara-acara khusus seperti pernikahan di mana mereka dapat dengan mudah mencopet tamu, mencuri perhiasan mereka, atau bahkan melakukan perampokan besar-besaran.
Advertisement