Saat Roket Falcon 9 Diluncurkan dari AS, `UFO` Terlihat di Afrika

Pada Minggu 29 September 2013, SpaceX meluncurkan Falcon 9 generasi baru. Di saat yang sama, 'UFO' terlihat di Afrika. Ada apa gerangan?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 02 Okt 2013, 00:02 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2013, 00:02 WIB
ufot-131001c.jpg
Pada Minggu 29 September 2013, perusahaan antariksa swasta, SpaceX yang didirikan pencipta alat pembayaran online, PayPal, Elon Musk, melakukan uji coba generasi baru roket Falcon 9. Roket itu berhasil mengangkasa dari pangkalan udara Vandenberg, California, menggendong satelit kecil yang dinamakan Cassiope.

Di saat bersaman, di belahan dunia lain, benda terbang misterius diduga UFO terlihat di langit Zimbabwe dan negara lain di selatan Afrika. ZBC TV melaporkan, "obyek aneh mirip Bulan" terlihat di sejumlah lokasi di Zimbabwe, termasuk Karoi dan Mutoko. Cahaya bulat tersebut bergerak dari timur ke utara, sesaat setelah jarum jam menunjuk ke pukul 19.00.

Saksi mata juga mengaku UFO "mirip Bulan" di atas perbukitan Chishawasha di utara Harare. "Awalnya aku tak bisa memotretnya. Kamera ponsel menolak untuk memfoto," kata Norman Sithole seperti dimuat situs allAfrika, 1 Oktober 2013.

Setelah berupaya beberapa kali, ia akhirnya berhasil mengabadikan benda diduga UFO itu. "Bentuknya seperti cahaya melingkar dengan pendar kebiruan dan ada sesuatu di tengahnya. Posisinya lebih rendah dari Bulan," kata dia. "Benda misterius itu hanya terlihat selama 2 menit, bergerak perlahan, sebelum ia menghilang dari pandangan."

Bahan Bakar Roket

Tapi benarkah benda misterius itu UFO? Greg Roberts, pensiunan astronom dari Cape Town, Afrika Selatan tak sepakat. Ia menduga,benda aneh yang terlihat dari Zimbabwe, Afsel, dan Botswana adalah bahan bakar roket yang berpendar.

"Pada Minggu tepat pukul 18.00 waktu sini, roket yang diberi nama Falcon diluncurkan dari Vandenberg, California, membawa satelit," kata dia.

Roberts menambahkan, dari California, roket tersebut menempuh rute ke wilayah Kutub Selatan, kemudian mengarah ke utara lagi dan melintasi sebelah selatan Afrika Selatan.

"Tak lama setelah pukul 19.00, ia membuang sisa bahan bakar, melambat, sehingga ia bisa menuju orbit yang tepat dan kemudian kembali menembus atmosfer bumi," tambah dia. Roberts menjelaskan, ini adalah standar umum, untuk mengurangi terlalu banyak puing atau sampah antariksa di orbit.

Pembuangan bahan bakar sisa merupakan prosedur standar untuk menghindari ledakan saat kembali memasuki atmosfer Bumi dalam perjalanan pulang.

Seperti Liputan6.com kutip dari NBC News, analis James Oberg juga sepakat dengan kesimpulan bahwa 'UFO' yang terlihat di Afrika adalah Falcon 9.

"Peluncuran kebetulan bertepatan dengan saat matahari senja berada di bagian bawah orbitnya, hulu ledak dan satelit itu terbang dari selatan ke utara di atas Madagaskar, dengan ketinggian sekitar 850 mil," kata dia.

Cahaya matahari terbenam membuat awan roket bahan bakar bersinar.

Jadi, misteri terpecahkan. Kesimpulannya, belum ada alien yang berminat atau mampu berkunjung ke Bumi.

Menciptakan Sejarah

Lepas dari desas-desus UFO, Space X, pemilik Falcon menjadi yang perusahaan swasta pertama yang berhasil mewujudkan mimpinya dalam penjelajahan angkasa luar. Sebelumnya, satelit milik Space X "berlabuh" di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Pada Jumat 25 Mei 2012 ia mengirimkan sejumlah kargo ke sana.

Dragon -- nama satelit itu -- membawa kargo seberat 544 kilogram yang terdiri dari makanan dan dan sejumlah perlengkapan lain yang tak seberapa penting. Maklum, NASA maupun Space Exploration Technologies (SpaceX) sebelumnya tak bisa memastikan kapsul itu benar-benar bisa sampai ke ISS.

Dragon juga membawa 300 tabung mirip wadah lipstik berisi abu jenazah, termasuk milik mendiang astronot Gordon Cooper, dan aktor James Doohan, yang bermain dalam serial Star Trek.

Sementara seperti dimuat situs sains SPACE.com, Falcon 9 generasi baru yang tingginya setara bangunan 22 tingkat, memiliki bentuk lebih panjang, struktur baru, dan mesin yang didesain lebih kuat. Dan yang paling penting, ia bisa didaur ulang. Itu artinya bisa menghemat ongkos peluncuran hingga dua pertiga. (Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya