Liputan6.com, Jakarta Mi instan dan makanan kalengan tidak dapat dipisahkan dari hidup seorang anak kos. Terlebih di saat puasa Ramadan seperti sekarang, anak-anak kos akan mencari makanan buat sahur yang murah, mudah, dan mengenyangkan. Apalagi kalau bukan mi instan. Dan, kalau punya uang lebih, telur pun akan diganti dengan sarden dalam kaleng.
"Anak kos mesti hati-hati, kebanyakan makan makanan instan juga tak baik. Baik mi instan maupun makanan kaleng tinggi sodium. Sodium itu garam. Dan garam bisa bikin haus serta dehidrasi," kata dokter spesialis gizi klinis, Diana F Suganda, kepada Health Liputan6.com, Kamis, 25 Mei 2017.
Advertisement
Baca Juga
Sarden memang ikan, yang semestinya kaya sumber protein yang punya efek mengenyangkan lebih lama. Akan tetapi, makanan kalengan butuh "pengawet" supaya makanannya itu dapat bertahan lama.
"Bukan tidak boleh. Boleh saja, tapi jangan setiap hari juga," kata dia.
Sekali pun mi instan yang disantap ada sayur dan sumber proteinnya, tetap saja kurang sehat. Yang ditakutkan adalah kandungan garam dari mi instan tersebut. "Akumulasi di badan jadi tidak bagus," kata Diana menekankan.
Anak kos, kata dia, masih bisa hidup sehat meski uang pas-pasan. Menurut dia, rata-rata harga seporsi mi instan dan telur di warung-warung adalah Rp8 ribu. Dengan uang yang sama, anak kos bisa mendapatkan makanan sahur yang menyehatkan, yang dibeli di warung Tegal.
"Uang sebesar itu kalau di warteg bisa beli nasi, telur ceplok, tahu, dan sedikit sayuran. Kandungan gizinya lebih bagus," kata Diana memberikan tips menu makanan sehat dan murah untuk anak kos selama puasa Ramadan.