Liputan6.com, London - Penggunaan aspirin (obat pereda nyeri) menimbulkan efek samping berupa pendarahan kronis pada saluran pencernaan pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Temuan ini dipublikasikan di The Lancet pada 14 Juni 2017.
Baca Juga
Advertisement
Dalam studi tersebut, Peter Rothwell, profesor neurologi University of Oxford, Inggris meneliti lebih dari tiga ribu orang yang menderita serangan jantung atau stroke, yang diberi aspirin oleh dokter.
Setelah 10 tahun berjalan, Rothwell menemukan bisul dan pendarahan kronis yang merupakan efek samping dari aspirin.
Pendarahan paling sering terjadi di saluran pencernaan. Namun, pendarahan ternyata lebih parah terjadi pada orang yang lebih tua daripada pada orang muda.
"Sekitar 1,5 persen orang di bawah usia 65 tahun dirawat di rumah sakit karena masalah perdarahan. Persentase berbeda dengan orang yang lebih dari 65 tahun. Sebanyak 3,5 persen yang berusia 75-84 tahun dan 5 persen orang di atas usia 85 tahun dirawat karena pendarahan," jelas Rothwell, dikutip dari Time, Kamis (15/6/2017).
Risiko kecacatan bahkan meninggal setelah pendarahan akibat komplikasi juga 10 kali lebih tinggi pada orang berusia di atas 75 tahun daripada orang muda.
Ada cara mengurangi risiko pendarahan dari aspirin. Inhibitor pompa proton, sebuah obat yang dapat mengurangi jumlah asam yang diproduksi pada perut. Asam inilah yang menyebabkan perdarahan.
Â