Liputan6.com, Jakarta Makanan seperti cokelat, kopi, keju, buah jeruk, dan makanan dengan aditif lainnya umumnya memicu sakit kepala pada sebagian orang. Peneliti dari University of Newcastle dan Hunter Medical Research Institute tengah menguji coba diet baru untuk mencegah sakit kepala.Â
Diet yang dijuluki diet anti sakit kepala ini meminta para partisipan memilih makanan yang tidak menimbulkan migrain dan asupan cairan ditambah seperti mengutip laman Popsugar, Jumat (22/6/2018).
Baca Juga
Tim peneliti kemudian membandingkan diet anti sakit kepala ini dengan diet ketogenik terapi nutrisi medis (lemak tinggi, karbohidrat rendah). Sehingga bisa diketahui diet yang baru diformulasikan tersebut lebih efektif dari pendekatan tradisional untuk mencegah gejala atau tidak.Â
Advertisement
Pimpinan Proyek Profesor Clare Collins menjelaskan, makanan pemicu sakit kepala bisa berbeda pada tiap orang. Namun, ia merekomendasikan cara mengindari atau mengurangi sakit kepala atau migrain. Collins menyarankan tiga hal yakni minum 1,5 liter air ekstra, memantau asupan kafein dan makan secara konsisten.
Dari uji coba, sementara ini belum ada kesimpulan diet anti sakit kepala yang baru ini berhasil membuat seseorang menurunkan risiko migrain.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Â
Penyebab sakit kepala
Sekitar 90 persen penyebab sakit kepala tidak diketahui penyebabnya. Biasanya sakit kepala ini muncul karena ada pencetusnya. Misalnya kelelahan, kurang tidur, stres seperti disampaikan dokter Alvin Nursalim mengutip laman Klikdokter.
Sebagian besar nyeri kepala di daerah belakang dan leher disebabkan oleh tension type headache (TTH). Bila keluhan sakit kepala seperti tertindih benda berat/diikat dan melibatkan otot-otot leher maka kemungkinan mengalami TTH. Sakit kepala tipe ini seringkali disertai dengan adanya rasa sakit/kaku di bagian leher/tengkuk, yang dapat juga menjalar hingga ke punggung, mata atau otot-otot lainnya di tubuh.
Beberapa faktor dapat menjadi pemicu timbulnya TTH, antara lain :
Stres: biasanya sakit kepala timbul di siang atau sore hari setelah stress bekerja atau ujian.
Gangguan tidur:Â Posisi tubuh yang salah saat bekerja.
Waktu makan yang tidak teratur
Kelelahan mata
Jika tidak ada gejala lain seperti kelemahan sisi tubuh, kesemutan, kejang, gangguan penglihatan, intensitas nyeri yang semakin bertambah berat, demam, penurunan berat badan, mual/muntah, tidak perlu khawatir. Jika itu terjadi, kemungkinan hanya mengalami TTH.
Advertisement