Di Titik Ini Pengguna Narkoba Bisa Mulai Lakukan Pengobatan

Jika pengguna narkoba masih berbulan madu dengan barang tersebut, siapa pun akan sulit menariknya berhenti dari perilaku itu.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Jul 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 09:00 WIB
Pelabuhan Tikus Marak, Polda Riau Sita 232,46 Kg Sabu Senilai Rp 230 M
Ilustrasi narkoba Foto: pixabay.com

Liputan6.com, Jakarta Saat ada teman atau anggota keluarga yang merupakan pengguna narkoba (narkotika dan obat berbahaya), membawanya ke psikiater atau dokter spesialis kedokteran jiwa tidak serta merta membuatnya jera. Bisa jadi dia masih berada di stadium prakontemplasi, yakni suatu kondisi ketika dia berbulan madu menikmati barang tersebut.

"Kalau di stadium prakontemplasi dia masih menikmati. Kalau masih menikmati, biar gunung meletus juga dia tidak berhenti," kata dokter spesialis kedokteran jiwa Danardi Sosrosumihardjo.

Di stadium prakontemplasi orang lain tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan perilaku pasien menggunakan narkoba itu. "Siapa pun, biarpun polisi, biarpun dia masuk penjara, begitu keluar pakai lagi," kata Danardi saat dihubungi Health-Liputan6.com beberapa hari lalu ditulis Kamis (25/7/2019).

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Menarik Pengguna Narkoba agar Berhenti

Tangkap Empat Tersangka, Polisi Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jaringan Internasional
Barang bukti sabu diperlihatkan saat rilis kasus narkotika jaringan Internasional Malaysia-Indonesia di Polres Jakarta Barat, Selasa (16/7/2019). Sejumlah barang barang bukti diantaranya 30 paket besar jenis sabu denga berat Brutto 30.000 Gram berhasil diamankan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketika pengguna tersebut masuk stadium prakontemplasi, dokter spesialis kedokteran jiwa baru bisa masuk. Di stadium ini, seorang pengguna narkoba sudah berpikir untuk berhenti menggunakan narkoba.

"Di kontemplasi itu, dia mulai berpikir, 'Saya berhenti enggak ya?' Masih maju mundur berhenti atau enggak. Nah, di stadium ini dokter baru bisa berbuat sesuatu," kata pria yang praktik di RS Premier Jatinegara Jakarta ini.

Di stadium ini, ketika pengguna berkonsultasi, dokter akan lebih berbicara mengenai kerugian penggunaan narkoba.

"Ya kayak merokok kan, bisa membuat batuk-batuk hingga kanker. Nah, apalagi sabu, ini barang ilegal, bisa ditangkap polisi. Seperti itu yang akan diperbesar (saat pasien berkonsultasi)," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI itu.

Sesudah stadium kontemplasi baru pengguna narkoba ini bisa lanjut ke stadium preparasi. Ini adalah stadium ketika pasien telah secara sungguh-sungguh menunjukkan keinginan berubah atau kebutuhan untuk berhenti tapi belum siap. Stadium selanjutnya adalah pengobatan atau treatment seperti mengikuti terapi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya