Jessica Iskandar Didiagnosis Takikardia, Kenali Penyebab Gangguan Irama Jantung Ini

Jessica Iskandar baru-baru ini didiagnosis takikardia, yakni sebuah kondisi gangguan irama jantung. Apa itu? Kenali gejala dan penyebabnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Jun 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2020, 12:00 WIB
[Fimela] Jessica Iskandar
Jessica Iskandar baru-baru ini didiagnosis takikardia, kenali gejala dan penyebabnya. (Instagram/inijedar)

Liputan6.com, Jakarta Artis Jessica Iskandar mengalami kondisi takikardia. Setelah menjalani sejumlah pemeriksaan, wanita kelahiran Januari 1988 ini tak kuasa menahan sedih dan tangisnya.

Kondisi tersebut diketahui publik setelah Jessica mengunggah video dalam vlog di akun berbagi video miliknya. "Waktu aku istirahat aja detak jantung aku 124 (kali per menit)," tutur Jessica sambil mengelap air mata.

Menilik kabar Jessica Iskandar, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A Damay menjelaskan seputar takikardia. Takikardia termasuk jenis gangguan irama jantung (aritmia).

"Jadi, takikardia itu keadaan saat detak jantung melebihi 100 kali per menit. Dalam keadaan normal, jantung berdetak sebanyak 60 hingga 100 kali per menit," jelas Vito kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, ditulis Kamis (25/6/2020).

"Sebenarnya, kondisi percepatan detak jantung tersebut normal terjadi saat seseorang sedang berolahraga atau respons tubuh terhadap stres, trauma serta penyakit. Keadaan ini disebut sinus takikardia."

Namun, apa yang dialami Jessica Iskandar bisa dibilang takikardia yang abnormal. Takikardia yang abnormal seringkali juga tidak menimbulkan gejala atau komplikasi.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, takikardia dapat mengganggu fungsi jantung, sehingga memicu komplikasi serius, seperti gagal jantung.

Gejala dan Penyebab Takikardia

Ilustrasi Kesehatan Jantung
Gejala dan penyebab takikardia.

Vito melanjutkan, secara umum gejala takikardia antara lain, jantung berdebar, nyeri dada (angina), kelelahan, sesak napas, pusing, dan pingsan.

"Pada beberapa kasus, takikardia tidak menyebabkan munculnya gejala," lanjut dokter yang sehari-hari berpraktik di Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang.

Adapun penyebab takikardia terlihat pada kondisi medis pasien. Pasien bisa mengalami anemia, hipertiroidisme (penyakit akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh), hipertensi, hipotensi (ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah) atau demam.

"Penyebab lain bisa karena olahraga berat, gangguan elektrolit. Lalu ada efek samping obat, misal salbutamol (obat mengatasi sesak napas) atau azithromycin (antibiotik). Kebiasaan merokok, onsumsi kafein, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan," tambah Vito.

"Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol, stres atau ketakutan dapat jadi penyebabnya."

Mencegah Takikardia

ilustrasi tekanan darah/unsplash
Cegah takikardia. ilustrasi tekanan darah/unsplash

Untuk mencegah takikardia, Vito menyarankan, seseorang berhenti merokok, mengontrol konsumsi minuman beralkohol atau mengandung kafein. Kemudian menjaga berat badan ideal, tekanan darah, dan kadar kolesterol normal.

"Jangan lupa juga olahraga rutin dan mengonsumsi makanan yang sehat. Hindari penggunaan narkotika dan obat-obatan," pesannya.

"Hati-hati juga mengonsumsi obat-obatan bebas. Pastikan untuk selalu mematuhi petunjuk pemakaian."

Agar terhindar takikardia, upayakan pikiran tidak stres dan memeriksakan kesehatan ke dokter secara rutin.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya