Dokter Paru: Rokok Elektronik Tidak Terbukti Bantu Berhenti Merokok

Hingga kini, masih banyak perokok yang percaya bahwa rokok elektronik bisa membantu berhenti merokok. Namun nyatanya, tidak ada satupun bukti bahwa produk rokok elektronik bisa membantu berhenti merokok.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 06 Jun 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2021, 12:00 WIB
Pemerintah Bakal Larang Penggunaan Rokok Elektrik dan Vape
Seorang pria menggunakan vape atau rokok elektronik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (12/11/2019). Pemerintah melalui BPOM mengusulkan pelarangan penggunaan rokok elektrik dan vape di Indonesia, salah satu usulannya melalui revisi PP Nomor 109 Tahun 2012. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Hingga kini, masih banyak perokok yang percaya bahwa rokok elektronik bisa membantu berhenti merokok. Namun nyatanya, tidak ada satupun bukti bahwa produk rokok elektronik bisa membantu berhenti merokok.

Seperti disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (KPDPI), dr. Agus Dwi Susanto bahwa hal ini pernah dimuat World Health Organization (WHO) pada saat Konferensi WHO Framework Convention on Tobacco Control tahun 2014.

"Tidak ada cukup bukti untuk menyatakan rokok elektrik dapat membantu seseorang untuk berhenti merokok," kata dr Agus dalam Webinar Klaim Rokok Elektronik untuk Berhenti Merokok, Sabtu (5/6/2021).

Dalam laporannya, WHO telah melihat data efikasi, keamanan dan efektivitas rokok elektronik dalam menggantikan rokok konvensional. "Tidak ada satupun di seluruh dunia yang menyetujui rokok eletrik aman."

 

Simak Video Berikut Ini:

Bukan berhenti tapi beralih ke rokok elektronik

Menurut dr Agus, penelitian yang dipublikasikan di Lancet dan American Lung Association melaporkan bahwa rokok elektronik bisa membantu seseorang berhenti dari rokok yang ada justru beralih ke rokok elektronik.

"Data-data menunjukkan bahwa perokok beralih ke rokok elektronik, kemudian mereka menjadi ketergantungan jangka panjang," katanya.

dr Agus bahkan menyampaikan, kadar nikotin yang sangat tinggi dari beberapa rokok elektronik dapat membuat pengguna lebih sulit berhenti dari rokok elektronik daripada rokok konvensional. "The Food and Drug Administration (FDA) bahkan menemukan rokok elektronik tidak aman dan tidak efektif untuk membantu berhenti merokok."

Bukan termasuk cara berhenti merokok

dr Agus menambahkan, rokok elektronik juga tidak termasuk kategori Nicotine replacement therapy (NRT), obat berhenti merokok yang direkomendasikan WHO. 

"Nicotine replacement therapy (NRT) merupakan obat untuk membantu berhenti merokok yang direkomendasikan dengan evidence A. Jenis NRT yang direkomendasikan WHO adalah gum, patch, lozenge, oral sublingual, inhaler, nasal spray. Dan rokok elektronik tidak termasuk kategori NRT karena tidak memenuhi persyaratan sebagai modalitas berhenti merokok dan terbukti tidak membantu berhenti merokok," pungkasnya.

Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet

Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet
Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya