Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan menyediakan informasi ketersediaan stok vaksin COVID-19 secara transparan yang bisa diakses publik. Informasi tersebut dapat diakses melalui situs https://vaksin.kemkes.go.id/#/alokasi_vaksin.
Chief Data Transformation Office Kementerian Kesehatan RI Setiaji menerangkan, data transparan ketersediaan stok vaksin COVID-19 sekaligus menjadi pelengkap informasi soal cakupan vaksinasi yang sudah ada.
Advertisement
Baca Juga
"Ketika membuka situs vaksin Kemenkes, ada kotak di bagian atas 'Stock Vaksin.' Ini baru saja kami tambahkan untuk menginformasikan ketersediaan vaksin di masing-masing wilayah. Data juga berisikan mengenai kecepatan vaksin rata-rata selama seminggu terhadap vaksinasi," terang Setiaji saat temu media Update Informasi Ketersediaan Vaksin di Web Vaksin Publik, Kamis (19/8/2021).
"Hal inilah yang digunakan untuk melakukan estimasi persediaan vaksin hingga berapa hari untuk vaksinasi. Kami sediakan dalam bentuk visualisasi peta dan keberadaan indikator untuk bisa mengetahui secara tepat."
Keberadaan indikator vaksin COVID-19 yang dimaksud berupa estimasi sisa hari stok vaksin yang akan digunakan, apakah pasokan vaksin di suatu daerah kurang dari 7 hari, 7-10 hari, 10-14 hari dan lebih dari 14 hari.
"Ini bisa menjadi alat perencanaan dan menjadi alat monitoring oleh publik terkait ketersediaan vaksin di masing-masing provinsi atau pun kabupaten/kota," lanjut Setiaji.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Informasi Penerimaan dan Jumlah Vaksin yang Disalurkan
Melalui informasi ketersediaan stok vaksin COVID-19 di situs https://vaksin.kemkes.go.id/#/alokasi_vaksin, publik dapat memantau jumlah ketersediaan vaksin hingga satuan terkecil, yakni kabupaten/kota dan berdasarkan provinsinya.
Informasi stok vaksin, menurut Setiaji, merupakan data dari hasil input daerah dan distribusi vaksin oleh Kemenkes. Informasi juga berisikan penerimaan dan jumlah vaksin disalurkan ke masing-masing kabupaten/kota provinsi.
"Kemudian juga berkaitan dengan pemakaian, yaitu yang didapatkan dari hasil vaksinasi di masing-masing kabupaten/kota serta apa namanya cakupannya," katanya.
"Kita juga bisa melakukan filtering berdasarkan estimasi data. Kemudian juga berdasarkan provinsi atau kabupaten/kotanya, yang nanti akan ditampilkan peta dari masing-masing wilayah tersebut. Jadi, kita bisa fokus berdasarkan informasi apa yang ingin ditampilkan."
Advertisement
Informasi Stok Vaksin COVID-19 Bersifat Dinamis
Setiaji menekankan, akses informasi ketersediaan vaksin COVID-19 bersifat publik. Namun, pada bagian bawah keterangan tercatat Disclaimer.
"Ada disclaimer bahwa data ini bersifat dinamis. Data ini tergantung juga dari hasil input, khususnya dari fasilitas kesehatan yang terkait dengan ketersediaan ataupun stok yang ada di masing-masing kabupaten kota ataupun provinsi," lanjutnya.
Secara rinci, disclaimer berbunyi:
Data COVID-19 bersifat dinamis. Kementerian Kesehatan menampilkan data berdasar informasi yang disampaikan ke Kementerian Kesehatan dari data KPC-PEN dan SMILE.
Data harus dianggap bersifat provisional (sementara) dan sewaktu-waktu dapat diubah oleh pihak yang membagikan atau melaporkan data COVID-19 dengan Kementerian Kesehatan.
Data Pemakaian Vaksin tergantung kepada pelaksanaan input data oleh FASKES di SMILE dan P-CARE, bila input data oleh FASKES tidak dilaksanakan secara rutin dan lengkap akan berpengaruh pada perkiraan stok Dosis vaksin dan Estimasi Sisa hari dari Stok Vaksin dan Ketepatan waktu Data secara keseluruhan.
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui
Advertisement