Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, rencana pemberian vaksin booster, termasuk pada lansia mulai Januari 2022 dalam tahap pembahasan. Hal ini melihat capaian vaksinasi lansia masih di bawah 60 persen.
"Mengenai apakah nanti lansia akan kita mulai vaksinasi booster-nya pada Januari 2022 nanti, ya sedang kami matangkan kebijakannya, mengingat lansia ini baru 51 persen yang mendapatkan dosis 1 dan dosis 2 baru 30 persen," ujar Nadia dalam dialog Resiliensi dan Optimisme Menuju 2022, Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Baca Juga
Vaksinasi booster, menjadi salah satu alternatif yang direncanakan Pemerintah. Seiring situasi COVID-19 terdapat penurunan efikasi vaksin, yang membuat kekebalan terhadap COVID-19 menurun.
"Kita tahu bahwa vaksinasi booster memang sudah termasuk yang direncanakan. Kalau kita melihat pada vaksinasi lansia itu terjadi juga penurunannya (kekebalan) dikarenakan kondisi kerentaan dan usia juga ya," terang Nadia.
"Penurunan ini bukan berarti 0 (nol) ya, artinya tetap proteksi (dari vaksin COVID-19) itu ada dan ditambah kekebalan kelompok yang sudah dibangun tadi."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Booster Dilakukan Bila Capaian Vaksinasi 60 Persen
Sesuai rekomendasi dari berbagai ahli kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, setidaknya ada tiga kelompok yang harus diberikan vaksinasi COVID-19 di awal. Yakni tenaga kesehatan, kemudian lansia, dan orang yang memiliki permasalahan dengan kekebalan atau imunitas tubuh.
"Yang harus diingat bahwa vaksinasi booster akan lebih baik lagi, kalau kita mulai pada sasaran vaksinasi yang sudah mendapatkan dosis satu dan dosis kedua secara lengkap itu minimal 60 persen," katanya.
"Jadi, ini betul-betul menunjukkan, (dengan capaian vaksinasi 60 persen) sebagian dari kekebalan kelompok itu terjadi dan orang yang membutuhkan atau paling rentan karena seiring dengan waktu terjadinya penurunan efikasi vaksin."
Selain vaksinasi, Nadia juga mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) demi mencegah terpapar COVID-19. Prokes sebagai bentuk perlindungan diri dan orang lain.
"Prokes ini akan menjadi kombinasi yang sangat baik dalam intervensi penanganan pandemi," pungkasnya.
Advertisement