Liputan6.com, Jakarta - Tim Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah kembali melakukan tindakan operasi setelah tujuh tahun vakum.
Operasi yang dilakukan pada Kamis, 30 Juni 2022 pukul 19.20 waktu setempat itu merupakan yang pertama setelah 2015.
Baca Juga
"Ini adalah operasi pertama kami, setelah terakhir dilakukan di tahun 2015," ungkap Kepala KKHI Makkah dr Andi Ardjuna Sakti, dikutip dari laman Sehatnegeriku.
Advertisement
Bukan hanya satu, tim medis KKHI Makkah melakukan tiga operasi pada jemaah haji secara berurutan pada hari yang sama. Operasi terebut dilakukan segera setelah ruang tindakan selesai dipersiapkan oleh tim KKHI.
Kategori operasi yang dilakukan, kata tim Dokter KKHI Makkah dr Caesa Rizkha Febryne masuk dalma kategori sedang yakni mulai dari Herniotomi, Apendiktomi, dan Insisi Drainase Abses.
"Kita melakukan operasi maksimal sepakat yang sifatnya masuk ke kategori operasi sedang, dilakukan terkait kondisi emergency memang harus kita lakukan," tutur Caesa.
Operasi dilakukan secara berurutan, dibuka dengan operasi hernia. Kemudian dilanjutkan dengan operasi usus buntu atau apendiktomi, dan yang terakhir kita lakukan tindakan insisi drainase abses untuk pasien dengan infeksi pada fungsi alat geraknya, lanjut dr. Caesa.
Bukan tanpa alasan, Jadwal operasi ditentukan sedemikian rupa berurutan mulai dari jenis operasi yang bersih sampai bersih tercemar dengan tujuan efisiensi dan efektivitas waktu.
“kami pilah pilah operasi dengan menentukan jadwal operasi mulai dari operasi yang memang operasi bersih sampai ke operasi kotor itu kita lakukan di belakang” tambah dr. Caesa
Setelah tiga operasi selesai dilakukan, akan dilakukan sterilisasi ruangan, untuk kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan operasi lainnya.
Operasi Pertama dan Kedua
Tindakan pertama yaitu Herniotomi atau operasi hernia pada Kamis (30/6) pukul 19.20 WAS. Selama 25 menit operasi berlangsung, pukul 19.45 WAS operasi selesai. Segera setelah selesai operasi, pasien dimasukkan ke ruang ICU untuk dilakukan observasi.
“Hari ini (Jumat) kondisi pasien sudah stabil dan sudah pindah ke ruangan rawat” Jelas dr. Hendra Syamsidi Zahani, Spesialis Anestesi yang tergabung dalam tim operasi.
Tindakan kedua yaitu Apendiktomi atau operasi usus buntu yang dilakukan dengan durasi kurang lebih 50 menit, lanjut Hendra. Selain pembiusan spinal abses, pasien juga dikombinasi dengan bius umum.
“Kalau terlambat penanganan bisa operasi besar. Tepat keputusan dilakukan operasi,” ujar Hendra.
Setelah dilakukan operasi, pasien juga dilakukan observasi di ruang ICU. Menurut Hendra, kondisi pasien sudah stabil pada keesokan paginya (Jumat, 1 Juli 2022), dan sudah bisa berkomunikasi dengan baik
“Kita akan dipindahkan ke ruang rawat biasa” tambahnya.
Advertisement
Operasi Ketiga
Sementara tindakan ketiga, yaitu operasi inisis drainase abses pada pasien dengan luka infeksi di tungkai kaki.
“Setelah selesai tindakan debridemen, pasien langsung dikembalikan ke bangsal” ujar Hendra.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS mengaku sangat mengapresiasi semangat, kemauan, dan kemampuan dari tim dokter KKHI dalam melaksanakan operasi di tengah situasi dan kondisi yang ada.
“Dengan segala macam kegawatdaruratannya, operasi berjalan dengan lancar. Para dokter dengan segala keterbatasan berani melakukan operasi, sangat apresiasi” ujar Budi.
Sampai berita ini diturunkan, Per Jumat 1 Juli 2022 sedang berlangsung tiga operasi debridement pembersihan luka infeksi.
Sulap Ruang Kosong Jadi Ruang Operasi
Tindakan operasi pertama setelah tujuh tahun itu dilakukan di sebuah ruangan yang telah "disulap" menjadi ruang tindakan oleh tim KKHI Makkah.
dr Hendra Syamsi Zahani yang merupakan Penanggung Jawab Ruang ICU KKHI Makkah mengatakan, rekayasa ruang kosong menjadi ruang tindakan di KKHI Makkah itu dirampungkan dalam waktu kurang dari tiga jam. Meski demikian, ruang tindakan memiliki standar dan keamanan yang baik.
Pada 1 Dzulhijjah 1443 H atau Kamis, 30 Juni 2022, pukul 19.00 WAS, ruang tindakan KKHI Makkah siap mengoperasi pasien pertama.
“Hari ini dalam waktu kurang dari tiga jam, kita sudah mempersiapkan ruang operasi.” ujar Hendra Syamsidi Zahani, Kamis (30/6)
Selayaknya standar ruang operasi, ruang yang terletak di lantai R KKHI Makkah ini direkayasa sedemikian rupa, sehingga aman untuk dilakukan tindakan operasi hingga level sedang.
“Bahkan kita membuat tata ruang udara ruang operasi ini sangat standar sehingga keamanan dan keselamatan pasien menjadi yang utama dalam kita membuat ruang operasi ini,” lanjut Hendra
Semua tim terlibat dalam pembentukan ruang tindakan. Mulai dari Tim dokter Spesialis, Tim Perawat, Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tim Logistik, Tim Perbekalan Kesehatan, sampai Tim Sanitasi, untuk memastikan ruangan dapat segera dimanfaatkan dan proses operasi segera dilaksanakan.
Menurut Hendra, ruangan yang ada sangat kondusif untuk dijadikan ruangan tindakan, sehingga tidak banyak perubahan yang dilakukan. Bentuk rekayasa yang dilakukan khususnya pada pemasangan hepa filter yang dimanfaatkan sebagai exhaust.
Advertisement