Perjalanan Domestik Mulai 17 Juli 2022: Jika Belum Vaksin Booster, Wajib PCR/Antigen

Syarat perjalanan domestik terbaru, jika belum vaksin booster, maka wajib tes PCR/antigen.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Jul 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2022, 16:30 WIB
Libur Nataru, Aturan Terbaru Perjalanan Wajib Vaksin 2 Dosis
Penumpang melintas di aera cek in pesawat terbang di terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Rabu (15/12/2021). Pemerintah mewajibkan pelaku perjalanan jauh harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19 2 dosis atau dosis lengkap. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Syarat perjalanan domestik yang akan mulai berlaku pada 17 Juli 2022 terdapat pengaturan terbaru mengenai kewajiban vaksin booster. Bahwa jika belum divaksin booster, maka pelaku perjalanan harus menjalani tes COVID-19, baik PCR atau antigen.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, aturan syarat perjalanan domestik terkait vaksin booster tertuang melalui Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

"Ada beberapa penyesuaian. Yang paling pertama adalah pembedaan syarat testing berdasarkan status vaksinasi," kata Wiku dalam pernyataan resmi pada Jumat, 8 Juli 2022.

Penerbitan SE terbaru yang ditandatangani Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto selaku Ketua Satgas Penanganan COVID-19 tertanggal 8 Juli 2022 ini juga menyesuaikan perkembangan terkini kasus COVID-19 nasional.

Data Satgas mencatat, kasus positif harian naik 1.954 kasus dibandingkan bulan lalu, dari 520 menjadi 2.472. Sementara itu, angka positivity rate per 7 Juli 2022 adalah 5,15 persen.

Adanya kebijakan terbaru di atas, masyarakat diharapkan bersiap, apabila belum vaksinasi booster, dapat mendatangani sentra atau gerai vaksinasi terdekat.

"Kebijakan akan berlaku per 17 Juli dan akan dievaluasi setelah berjalan. Satgas merilis kebijakan 10 hari sebelumnya sebagai pra kondisi, sehingga masyarakat punya waktu untuk mendapatkan vaksin booster," imbuh Wiku.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Baru Vaksin Dosis 1 dan 2 Wajib Tes COVID-19

Kejar Capaian Target Vaksinasi
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 untuk warga Pancoran Buntu II di Pancoran, Jakarta, Jumat (10/12/2021). Hingga 9 Desember 2021 sudah 100,46 juta warga Indonesia telah mendapatkan dosis lengkap atau 2 dosis vaksinasi COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sesuai SE Satgas Nomor 21 Tahun 2022 yang diperoleh Health Liputan6.com, Sabtu (9/7/2022), tertulis PPDN dengan moda transportasi udara, laut, darat menggunakan kendaraan pribadi atau umum, penyeberangan, dan kereta api antarkota dari dan ke daerah di seluruh Indonesia berlaku ketentuan sebagai berikut:

  1. PPDN yang mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster) tidak wajib menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen
  2. PPDN yang mendapatkan vaksinasi dosis kedua wajib menunjukkan hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 1 x 24 jam atau hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai syarat perjalanan dan dapat melakukan vaksinasi dosis ketiga (booster) on-site saat keberangkatan
  3. PPDN yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai syarat perjalanan
  4. PPDN dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang menyebabkan tidak dapat menerima vaksinasi dikecualikan terhadap ketentuan vaksinasi, namun wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan dan wajib melampirkan surat keterangan dokter dari Rumah Sakit Pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi COVID-19

Pengecualian Tak Wajib Tes COVID-19

FOTO: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun Mulai Dilaksanakan
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada siswa di SDN 01 Depok, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021). Vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun dilakukan di beberapa sekolah di Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pada SE Satgas Nomor 21 Tahun 2022 juga mengatur pengecualian kewajiban tes COVID-19. Bunyi ketetapan, sebagai berikut:

  1. PPDN dengan usia 6-17 tahun wajib menunjukkan kartu/sertifikat vaksin dosis kedua tanpa menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen
  2. PPDN dengan usia di bawah 6 tahun dikecualikan dari ketentuan vaksinasi dan tidak wajib menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen, namun wajib melakukan perjalanan dengan pendamping yang telah memenuhi ketentuan vaksinasi dan pemeriksaan COVID-19 serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat
  3. Khusus perjalanan rutin dengan moda transportasi darat menggunakankendaraan pribadi atau umum, dan kereta api dalam satu wilayah/kawasan aglomerasi perkotaan dikecualikan dari persyaratan perjalanan

Wajib Gunakan PeduliLindungi

Hutan Kota GBK Dibuka Kembali
Warga melakukan scan QR code melalui aplikasi PeduliLindungi di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (17/10/2021). Hutan Kota mulai dibuka secara umum dengan memberlakukan pembatasan sebanyak 150 orang dengan batas waktu satu jam kunjungan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ditegaskan pula pada SE Satgas Nomor 21 Tahun 2022 bahwa setiap operator moda transportasi diwajibkan menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk memeriksa persyaratan perjalanan pada setiap PPDN.

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan memberlakukan kriteria dan persyaratan khusus terkait pelaku perjalanan di daerahnya dapat menindaklanjuti dengan mengeluarkan instrumen hukumlain yang selaras dan tidak bertentangan dengan Surat Edaran ini.

Dari sisi protokol kesehatan, penegakan aturan dan pengawasan mobilitas masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan pemeriksaan acak syarat perjalanan dalam negeri dengan pembentukan Posko Pelayanan di wilayah kerja yang ditetapkan dan melibatkan instansi pelaksana bidang perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah bersamadengan TNI dan Polri.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah yang dibantu otoritas penyelenggara transportasi umum bersama-sama menyelenggarakan pengendalian perjalanan orang dan transportasi umum yang aman COVID-19 dengan membentuk Pos Pengamanan Terpadu.

Otoritas, pengelola, dan penyelenggaraan transportasi umum melakukan pengawasan selama penyelenggaraan operasional transportasi umum. Kementerian/Lembaga, TNI, POLRI, dan Pemerintah Daerah berhak menghentikan dan/atau melakukan pelarangan perjalanan orang atas dasar Surat Edaran ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Infografis Pemberian Vaksin Booster Covid-19 Gratis untuk Non-Lansia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pemberian Vaksin Booster Covid-19 Gratis untuk Non-Lansia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya