Setelah Pandemi COVID-19 Selesai, PeduliLindungi Berubah Jadi Apa?

Keberlangsungan aplikasi PeduliLindungi setelah pandemi COVID-19 selesai nanti.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Sep 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 15:00 WIB
Deretan Kegiatan yang Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi selama PPKM
Aplikasi PeduliLindungi selama PPKM. (dok.Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta Banyak pertanyaan muncul dari publik, 'Setelah pandemi COVID-19 selesai, bagaimana keberlanjutan dari aplikasi PeduliLindungi?' Selama COVID-19 berlangsung, PeduliLindungi ikut andil dalam menangani pandemi, yang mana menyimpan status vaksinasi COVID-19 sampai tes COVID-19.

PeduliLindungi selepas pandemi COVID-19, ditegaskan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Setiaji, akan menjadi aplikasi layanan kesehatan masyarakat (citizen health app).

"Jadi nanti, bukan soal COVID-19 saja. Tentunya, memastikan bahwa PeduliLindungi juga digunakan untuk penanganan penyakit lain. Ya, kan sayang sekali, lagi pula ekosistemnya sudah ada, database-nya juga sudah besar," jelas Setiaji menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat Press Conference: Pemanfaatan Rekam Medis Elektronik yang disiarkan dari Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, ditulis Selasa (13/9/2022).

"Penggunaannya juga 100 juta lebih. Daripada kami mengembangkan sistem baru dan aplikasi baru, kami akan menggunakan PeduliLindungi yang sudah dikenal dan menambah fiturnya di sana. Tujuan utamanya, sebenarnya lebih kepada menggunakan ekosistem yang sudah ada."

Dalam hal ini, pengembangan PeduliLindungi ke depan untuk layanan kesehatan lainnya. Masyarakat pun dapat terus menggunakan PeduliLindungi.

"Pada akhirnya ya PeduliLindungi akan selalu gunakan secara terus menerus, bukan hanya untuk COVID-19. Kemudian bisa digunakan juga untuk menangani apabila terjadi pandemi berikutnya. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi (pandemi)," terang Setiaji.

Penggunaan Harian Berkurang

Pengunjung Mal Wajib Scan QR Code Aplikasi PeduliLindungi
Pengunjung saat scan barcode untuk memasuki mal kuningan city, Jakarta, Selasa (10/8/2021). Perpanjangan PPKM Level 4 di mal pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, melakukan scan barcode aplikasi Pedulilindungi dan memperlihatkan sertifikat vaksin COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di sisi lain, penggunaan PeduliLindungi akhir-akhir ini terjadi penurunan. Selain itu, ditambah adanya kabar data aplikasi PeduliLindungi sempat hilang. Namun, hal ini dibantah oleh Setiaji yang juga Chief Digital Transformation Office Kemenkes RI.

Data masyarakat di aplikasi PeduliLindungi tidak hilang ataupun bocor, melainkan penggunaan hariannya berkurang. Ketika kasus COVID-19 sedang tinggi, penggunaan aplikasi bisa menembus angka 8 juta per hari.

Melihat kondisi sekarang dengan COVID-19 Tanah Air yang semakin terkendali walau tetap ada kenaikan kasus, penggunaan PeduliLindungi 2 - 3 juta per hari (60 juta sebulan).

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, aplikasi PeduliLindungi merupakan bentuk konsolidasi data yang baik. Sayangnya, 60 juta data pengguna di aplikasi PeduliLindungi tersebut hilang setelah kasus COVID-19 mengalami penurunan.

“PeduliLindungi kita pakai sampai 60 juta, tapi saat COVID-19 mulai hilang, hilang lagi itu data. Padahal, ini momentum yang luar biasa,” kata Erick saat acara 'Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 'Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia,' Rabu (7/9/2022).

Kenalkan PeduliLindungi ke Forum G20

Presidensi G20.
Arsitektur kesehatan global, transformasi digital, serta transisi ekonomi berkelanjutan diprioritaskan dalam G20.

Aplikasi PeduliLindungi yang dikembangkan menjadi citizen health app rupanya turut diperkenalkan di ajang Pertemuan Keempat Kelompok Ekonomi Digital (4th Digital Economy Working Group/DEWG Meeting) dan Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) G20.

DEWG G20 diselenggarakan pada 29-30 Agustus 2022 dan DEMM G20 diselenggarakan 1 September 2022. Kedua acara tersebut, bertempat di Hotel Mulia, Nusa Dua, Badung, Bali.

"PeduliLindungi segera bertransformasi sebagai citizen health app di Indonesia, nah lewat dua event global itu diperkenalkan ke dunia," kata Tim Komunikasi Pusdatin DTO Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aulia Rifqiandono, Kamis (1/9/2022), dikutip dari laman Kominfo.

Lewat DEWG dan DEMM diharapkan aplikasi PeduliLindungi semakin dikenal dunia, terlebih seluruh delegasi yang hadir di event-event G20 Indonesia termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022 mendatang, wajib mengunduh dan menggunakan PeduliLindungi.

Guna mendukung sebagai citizen health app, Aulia mengungkapkan, PeduliLindungi juga akan menambahkan fitur-fitur baru, di antaranya resume kesehatan sesuai dengan persetujuan termasuk riwayat vaksin, baik di dalam maupun luar negeri. Sehingga Warga Negara Asing (WNA) akan mudah menggunakannya.

Transformasi PeduliLindungi menjadi citizen health app akan dirancang siap menghadapi setiap potensi wabah pandemi yang mungkin terjadi di masa depan selain COVID-19.

Bakal Hadir dalam 14 Bahasa

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono saat membuka Side Event Health Working Group 3 - G20, yang mengangkat tema, Tackling Antimicrobial Resistance: Curing the AMR Pandemic di Hilton Resort, Nusa Dua Bali pada Rabu, 24 Agustus 2022. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Kemenkes juga sedang menyiapkan aplikasi PeduliLindungi dalam 14 bahasa. Persiapan ini dilakukan jelang digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia pada November 2022.

Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan kehadiran PeduliLindungi dalam 14 bahasa ini merupakan upaya Indonesia memastikan para tamu presidensi KTT G20 mendapatkan pelayanan kesehatan yang berstandar paling maksimal.

“Untuk PeduliLindungi (saat ini) sudah tersedia dalam sembilan bahasa, akan ditambah lagi lima bahasa sehingga bisa dilakukan di masing-masing negara,” kata Dante sesuai keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com ditulis Rabu, 31 Agustus 2022.

Sembilan bahasa tersebut yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Prancis, bahasa Jepang, bahasa Rusia, bahasa Arab, bahasa Korea, dan bahasa Spanyol. Adapun 5 bahasa yang sedang diproses adalah bahasa Portugis, bahasa Jerman, bahasa Italia, dan bahasa Turki.

Jelang pelaksanaan KTT G20, Kemenkes ikut mempersiapkan beberapa hal. Mulai dari standar protokol kesehatan, persiapan layanan kesehatan, dan akses komunikasi delegasi terhadap protokol kesehatan dan layanan kesehatan.

Infografis Ragam Tanggapan Beli Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Beli Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya