Liputan6.com, Jakarta Dua hari ini beberapa wilayah di Indonesia terus diguyur hujan. Bagi sebagian orang, ketika suara tik tik tik bunyi hujan terdengar membuat bahagia lantaran terasa menenangkan.
Kenapa bisa begitu ya?
Baca Juga
Menurut Marianne Rizkallah, seorang psikoterapis musik dan Direktur Terapi Musik London Utara ternyata hal itu terkait dengan ritme suara hujan. Suara yang berasal dari alam ini konsisten dan dapat diprediksi sehingga membuat yang mendengarkan hujan begitu menenangkan.
Advertisement
“Seperti cara musik mempengaruhi sistem saraf kita (yang masing-masing mengatur detak jantung dan emosi), suara rintik hujan yang konsisten dan dapat diprediksi dapat membantu mengatur respons sistem saraf kita,” jelas Rizkallah mengutip Stylist, Minggu (28/1/2024).
Katerina Georgiou, seorang psikoterapis dan penulis How To Understanding And Deal With Stress, meyakini bunyi rintik hujan menarik bagi indra termasuk indra pendengaran berpengaruh terhadap pelepasan stres.
“Suara tetesan air hujan mengaktifkan pendengaran kita. Seperti diketahui ketika seseorang stres lalu bersatu dengan alam itu merupakan bentuk grounding yang membantu membuat pikiran lebih rileks," kata Katerina.
Kenapa Saat Hujan Tidur Terasa Lebih Nyenyak?
Sebagian orang juga merasa tidur lebih nyenyak ketika hujan datang di malam hari. Suasana dingin dan suaranya terasa begitu meninabobokan.
Menurut beberapa peneliti, suara hujan termasuk bagian dari suara alam. Seperti diketahui mendengarkan suara alam memberi manfaat psikologis seperti meningkatkan kapasitas kognitif dan mengurangi kecemasan dan stres.
Salah satu buktinya pada penelitian 2017, seseorang mengalami peningkatan respons parasimpatis yang berarti sistem saraf yang menenangkan aktif ketika mendengarkan suara alam seperti mengutip USA Today.
Advertisement
Hujan Landa Sebagian Besar Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah di Indonesia.
Prakirawan BMKG Eriska Febriati mengatakan aktivitas monsun Asia yang menguat disertai potensi seruakan dingin atau cold surge menyebabkan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan sebelah selatan ekuator.
"Selain itu, aktivitas gelombang ekuator turut memicu potensi awan hujan di Indonesia bagian tengah," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip Minggu, 28 Januari 2024.