Liputan6.com, Jakarta Setelah berkonsestrasi selama jam mata pelajaran, para siswa sekolah akan mendapatkan jam istirahat di sela-sela pelajarannya selama seharian di sekolah. Jam istirahat ini biasanya digunakan oleh para siswa untuk makan dan minum, bersantai, dan ada pula yang bermain, seperti bermain bola misalnya.
Baca Juga
Advertisement
Namun saat jam mata pelajaran, ada salah satu siswa yang berbeda dari lainnya. Siswa ini bernama Hau, dirinya malah menggunakan waktu istirahatnya untuk membantu ibu kantin di sekolahnya. Kejadian ini pun awalnnya diketahui oleh seorang guru yang sedang berkunjung ke SMK Seri Bintang Utara, Malaysia.Â
Guru tersebut membagikan kisah siswa bernama Hau di media sosial Facebooknya dengan nama Redzwan Azizan pada Jumat, (12/7/2019). Tak hanya sekadar membagikan foto Hau yang sedang membantu ibu kantin, namun Redzwan Azizan ini juga membagikan cerita antara Hau dengan ibu kantin.Â
Berikut ini ulasan mengenai murid SMK bantu jualan ibu kantin yang Liputan6.com kutip dari Facebook Redzwan Azizan, Kamis (18/7/2019).Â
Kisah murid bernama Hau yang bantu ibu kantin
Murid SMK bernama Hau ini dikenal suka menggunakan waktu istirahatnya untuk membantu ibu kantin di sekolahnya daripada untuk bersantai dan bermain. Dirinya pun tampak tangkas dan menggunakan sarung tangan saat menghidangkan makanan.
Seorang guru yang sedang berkunjung ke sekolahnya pun terharu akan hal yang dilakukannya. Daripada waktu istirahat untuk bermain dan bersantai, Hau malah menggunakan waktunya untuk mendapat pengetahuan dalam berwirausaha.
Awalnya Hau mendekati ibu kantin dan bertanya kepadanya bahwa Hau ingin menawarkan jasanya, dan bekerja paruh waktu tanpa dibayar alias gratis. Meski gratis namun Hau dapat makan makanan yang dijual ibu kantin pula secara gratis sebagai gantinya.
Selain itu diketahui bahwa ayah Hau adalah seorang wirausaha, jadi tak heran apabila anaknya hampir mirip dan belajar wirausaha sejak dini.
Advertisement
Inilah yang buat guru terkesan terhadap Hau
Guru yang sedang berkunjung tersebut berkata bahwa dirinya membagikan tentang tekad dan pengabdian Hau karena dapat menginspirasi anak muda. Diketahui bahwa murid bernama Hau ini adalah seorang keturunan Tionghoa, sedangkan ibu kantin adalah seorang Melayu. Tanpa memandang ras atau agama dirinya serius terhadap pekerjaannya dan tidak malu terhadap teman-temannya.
Akhirnya, guru itu berkata bahwa dia mengagumi bocah lelaki itu karena memiliki sikap positif seperti itu bahkan bagi seorang yang begitu muda. Dia menjelaskan bahwa bocah itu tidak hanya membantu ibu kantin namun pada saat yang sama, dia juga belajar manajemen waktu, keterampilan interpersonal, dan pengetahuan bisnis.