Liputan6.com, Jakarta Kimchi, makanan fermentasi asal Korea Selatan, akhir-akhir ini semakin populer di Indonesia, terutama setelah sering muncul di berbagai drama Korea. Sayuran fermentasi pedas ini tak hanya lezat, tetapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan yang luar biasa. Artikel ini akan membahas seluk-beluk kimchi, mulai dari sejarahnya hingga cara membuatnya sendiri di rumah.
Baca Juga
Advertisement
Dari sekadar makanan pendamping, kimchi telah menjelma menjadi ikon kuliner Korea yang mendunia. Kehadirannya yang konsisten dalam drama Korea turut berperan besar dalam meningkatkan popularitasnya di kancah internasional, termasuk Indonesia. Banyak penonton yang penasaran dan ingin mencoba makanan unik ini setelah melihatnya dalam berbagai adegan.
Proses fermentasi kimchi menghasilkan rasa asam dan pedas yang khas, serta kaya akan probiotik. Hal inilah yang menjadikan kimchi tidak hanya lezat, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan sistem imun tubuh. Mari kita telusuri lebih dalam tentang makanan ajaib ini yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/2/2025).
Popularitas Kimchi Melalui Drama Korea
Drama Korea, atau yang sering disebut K-drama, telah memainkan peran yang sangat penting dalam memperkenalkan kimchi ke seluruh dunia. Kimchi, makanan fermentasi tradisional Korea yang terbuat dari sayuran (biasanya kubis Napa) dan bumbu-bumbu seperti cabai bubuk, bawang putih, dan jahe, sering ditampilkan dalam berbagai adegan di drama Korea. Adegan-adegan yang menampilkan kimchi dalam berbagai hidangan, mulai dari makanan sehari-hari seperti nasi dengan kimchi, sup kimchi (kimchi jjigae), hingga sajian spesial seperti kimchi pancake (kimchi jeon) atau kimchi fried rice, telah membangkitkan rasa ingin tahu penonton internasional terhadap makanan khas Korea ini.
Fenomena ini telah mendorong banyak penggemar drama Korea di seluruh dunia untuk mencari informasi lebih lanjut tentang kimchi. Mereka tidak hanya ingin tahu tentang rasanya, tetapi juga cara pembuatan, manfaat kesehatan, dan peran kulturalnya dalam masyarakat Korea.
Banyak di antara mereka bahkan mencoba membuat kimchi sendiri di rumah, menggunakan resep-resep yang tersedia online atau mengikuti tutorial video. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media, khususnya drama televisi, dalam memperkenalkan dan mempopulerkan aspek-aspek budaya kuliner suatu negara ke audiens global.
Popularitas kimchi yang meningkat ini juga telah memberikan dampak signifikan pada industri makanan global. Semakin banyak restoran internasional, tidak hanya restoran Korea, yang mulai menawarkan kimchi sebagai hidangan sampingan atau bahan dalam hidangan fusion. Produsen makanan besar pun mulai memproduksi berbagai variasi kimchi siap saji untuk pasar internasional.
Selain itu, bahan-bahan untuk membuat kimchi, seperti gochugaru (bubuk cabai Korea) dan gochujang (pasta cabai fermentasi), juga menjadi lebih mudah ditemukan di toko-toko internasional. Fenomena ini tidak hanya meningkatkan eksposur global terhadap masakan Korea, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dalam industri makanan dan menciptakan pertukaran budaya kuliner yang lebih luas.
Advertisement
Sejarah Singkat Kimchi Sebagai Makanan Tradisional Korea
Kimchi, makanan fermentasi ikonik Korea, memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya. Bukti-bukti arkeologis dan catatan sejarah menunjukkan bahwa bentuk awal kimchi telah ada di Semenanjung Korea sejak abad ke-7 Masehi, pada masa Dinasti Silla (57 SM - 935 M). Pada awalnya, kimchi hanya berupa sayuran yang diawetkan dalam garam, tanpa cabai yang menjadi ciri khas kimchi modern.
Proses fermentasi, yang merupakan inti dari pembuatan kimchi, telah lama dipraktikkan di Korea sebagai metode pengawetan makanan untuk bertahan selama musim dingin yang panjang. Fermentasi tidak hanya membantu memperpanjang umur simpan sayuran, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dan menciptakan rasa yang khas.
Selama berabad-abad, resep dan metode pembuatan kimchi terus berkembang dan beradaptasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi kimchi antara lain:
-
Ketersediaan bahan: Misalnya, cabai merah baru diperkenalkan ke Korea pada abad ke-16 melalui perdagangan dengan Portugal, yang kemudian menjadi bahan utama dalam kimchi modern.
-
Preferensi regional: Berbagai wilayah di Korea mengembangkan variasi kimchi mereka sendiri berdasarkan iklim lokal dan bahan-bahan yang tersedia. Misalnya, daerah pesisir cenderung menggunakan lebih banyak makanan laut dalam kimchi mereka.
-
Perkembangan teknologi: Penemuan kulkas pada abad ke-20 mengubah cara orang Korea menyimpan dan mengonsumsi kimchi sepanjang tahun.
Kimchi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi kuliner Korea. Makanan ini tidak hanya dihidangkan sebagai lauk, tetapi juga digunakan sebagai bahan dalam berbagai hidangan Korea lainnya. Proses pembuatan kimchi, yang disebut gimjang, adalah tradisi penting di mana keluarga dan komunitas berkumpul untuk membuat kimchi dalam jumlah besar menjelang musim dingin.
Pengakuan global terhadap pentingnya kimchi dalam budaya Korea semakin diperkuat ketika UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) secara resmi mengakui Kimjang, pembuatan dan berbagi kimchi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2013. Pengakuan ini menegaskan nilai kimchi tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai praktik budaya yang memperkuat ikatan sosial dan identitas nasional Korea.
Saat ini, popularitas kimchi telah melampaui batas-batas Korea. Makanan ini dinikmati di seluruh dunia dan sering dipuji karena manfaat kesehatannya, termasuk kandungan probiotik yang tinggi dan sifat antioksidannya. Penelitian modern terus mengungkap manfaat kesehatan kimchi, termasuk potensinya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan pencernaan.
Mengenal Kimchi
Definisi dan filosofi kimchi
Kimchi secara sederhana didefinisikan sebagai sayuran fermentasi yang diberi bumbu pedas. Namun, di balik kesederhanaan definisinya, kimchi menyimpan filosofi yang lebih dalam.
Proses fermentasi kimchi melambangkan transformasi dan keseimbangan dalam kehidupan. Rasa asam dan pedas yang khas mencerminkan kompleksitas cita rasa dan pengalaman hidup.
Kimchi juga melambangkan ketahanan dan adaptasi, karena proses fermentasinya mampu menghasilkan makanan lezat dan bergizi dari bahan-bahan sederhana.
Jenis-jenis kimchi yang populer
Kimchi memiliki berbagai jenis, tergantung pada bahan baku dan bumbu yang digunakan. Beberapa jenis kimchi yang populer antara lain:
- Kimchi sawi putih (baechu kimchi)
- Kimchi lobak (kkakdugi)
- Kimchi daun bawang (pa kimchi)
- Kimchi mentimun (oi sobagi)
Setiap jenis kimchi memiliki rasa dan tekstur yang berbeda, sehingga menawarkan variasi cita rasa bagi para penikmatnya.
Anda dapat menemukan berbagai jenis kimchi di toko-toko bahan makanan Asia atau membuatnya sendiri di rumah.
Bahan-bahan utama dalam kimchi
Bahan-bahan utama dalam kimchi adalah sayuran, biasanya sawi putih atau lobak. Sayuran ini kemudian difermentasi dengan berbagai bumbu.
Bumbu-bumbu yang umum digunakan meliputi gochugaru (bubuk cabai merah Korea), bawang putih, jahe, jeotgal (seafood fermentasi), dan garam.
Proporsi dan jenis bumbu dapat bervariasi tergantung pada resep dan preferensi, menghasilkan variasi rasa yang beragam.
Proses fermentasi dalam pembuatan kimchi
Proses fermentasi kimchi melibatkan beberapa langkah, mulai dari penggaraman dan pencucian sayuran hingga pencampuran dengan bumbu dan fermentasi.
Fermentasi kimchi menghasilkan asam laktat, yang memberikan rasa asam khas dan juga berperan dalam pengawetan makanan.
Proses fermentasi juga menghasilkan probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan sistem imun.
Advertisement
Nilai Gizi dan Manfaat Kimchi
Kandungan nutrisi dalam kimchi
Kimchi kaya akan berbagai nutrisi penting, termasuk vitamin A, vitamin C, serat, dan probiotik. Kandungan nutrisi ini memberikan berbagai manfaat kesehatan. Kimchi juga rendah kalori dan lemak, sehingga cocok untuk dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehat.
Berikut adalah beberapa nutrisi penting yang terkandung dalam kimchi:
- Vitamin A
- Vitamin C
- Serat
- Probiotik
Manfaat probiotik dari fermentasi
Proses fermentasi kimchi menghasilkan probiotik, yaitu bakteri baik yang bermanfaat bagi kesehatan. Probiotik ini membantu menjaga keseimbangan flora usus.
Probiotik juga berperan dalam meningkatkan sistem imun dan melindungi tubuh dari penyakit. Konsumsi kimchi secara teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan dan sistem imun.
Khasiat untuk kesehatan pencernaan
Kimchi sangat baik untuk kesehatan pencernaan karena kaya akan serat dan probiotik. Serat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Probiotik membantu menyeimbangkan flora usus dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Konsumsi kimchi secara teratur dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti diare dan sembelit.
Manfaat lain untuk kesehatan tubuh
Selain manfaat untuk pencernaan, kimchi juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan lainnya, antara lain:
- Meningkatkan sistem imun
- Menurunkan kolesterol
- Mengontrol gula darah
- Mencegah kanker
- Menurunkan berat badan
- Efek anti-aging
- Mencegah penyakit jantung
Namun, perlu diingat bahwa kimchi mengandung garam tinggi, sehingga perlu dikonsumsi dengan bijak, terutama bagi penderita hipertensi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Anda memiliki kekhawatiran khusus tentang konsumsi kimchi.
Cara Membuat Kimchi
Bahan-bahan yang diperlukan
Berikut adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kimchi sawi putih (baechu kimchi):
- 1 buah sawi putih ukuran sedang
- 2 sendok makan garam
- 1/2 cangkir gochugaru (bubuk cabai merah Korea)
- 2 siung bawang putih, dicincang halus
- 1 ruas jahe, dicincang halus
- 1 sendok makan jeotgal (seafood fermentasi, opsional)
- 1 sendok makan gula
- 1 sendok makan tepung ketan (untuk membuat pasta)
- Air secukupnya
Anda dapat menyesuaikan jumlah bahan-bahan sesuai dengan selera dan kebutuhan. Pastikan semua bahan-bahan yang digunakan segar dan berkualitas baik.
Alat-alat yang dibutuhkan
Alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat kimchi antara lain:
- Mangkuk besar
- Sendok kayu
- Toples kaca atau wadah fermentasi
- Pisau
- Sarung tangan (opsional)
Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan higienis. Gunakan toples kaca atau wadah fermentasi yang bersih dan kedap udara.
Langkah-langkah pembuatan
Berikut adalah langkah-langkah pembuatan kimchi sawi putih:
- Bersihkan sawi putih dan potong menjadi dua bagian.
- Taburi garam merata pada sawi putih dan diamkan selama 2-3 jam.
- Cuci bersih sawi putih hingga garam hilang.
- Campur gochugaru, bawang putih, jahe, jeotgal (jika digunakan), gula, dan tepung ketan dalam mangkuk.
- Olesi campuran bumbu pada sawi putih.
- Masukkan sawi putih ke dalam toples kaca atau wadah fermentasi.
- Fermentasi selama 2-3 hari pada suhu ruangan.
- Simpan di lemari es setelah fermentasi selesai.
Anda dapat menyesuaikan waktu fermentasi sesuai dengan selera. Perhatikan tanda-tanda fermentasi yang baik, seperti munculnya gelembung-gelembung udara.
Tips penting dalam proses fermentasi
Suhu ruangan yang ideal untuk fermentasi kimchi adalah sekitar 18-20 derajat Celcius. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan fermentasi berlebihan.
Perhatikan aroma kimchi selama proses fermentasi. Aroma yang tidak sedap dapat menandakan adanya masalah dalam proses fermentasi. Jangan membuka toples terlalu sering selama proses fermentasi untuk menghindari kontaminasi.
Cara penyimpanan yang benar
Setelah fermentasi selesai, simpan kimchi di lemari es untuk memperlambat proses fermentasi dan menjaga kesegaran.
Kimchi yang disimpan di lemari es dapat bertahan selama beberapa minggu. Pastikan toples atau wadah penyimpanan kimchi tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi.
Advertisement
Kimchi dalam Budaya Korea
Kimchi dalam Budaya Korea
Kimchi merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Korea. Ia hadir dalam setiap kesempatan, mulai dari acara keluarga hingga perayaan besar.
Kimchi juga merupakan simbol identitas nasional Korea, yang melambangkan ketahanan dan kebudayaan bangsa Korea. Kimchi telah menjadi bagian dari warisan budaya Korea yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi Kimjang (pembuatan kimchi massal)
Kimjang adalah tradisi pembuatan kimchi massal yang dilakukan di Korea setiap musim gugur. Tradisi ini melibatkan seluruh anggota keluarga dan masyarakat.
Kimjang merupakan kesempatan untuk mempererat ikatan keluarga dan masyarakat sambil membuat kimchi untuk persediaan selama musim dingin. Tradisi Kimjang juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan-bahan musiman dan mengawetkan makanan.
Variasi penggunaan kimchi dalam masakan
Kimchi tidak hanya disantap sebagai makanan pendamping, tetapi juga digunakan sebagai bahan dalam berbagai masakan Korea.
Beberapa hidangan Korea yang menggunakan kimchi antara lain sup kimchi (kimchi jjigae), nasi goreng kimchi (kimchi bokkeumbap), dan pancake kimchi (kimchi jeon). Kreativitas dalam penggunaan kimchi dalam masakan Korea menunjukkan fleksibilitas dan kekayaan kuliner bangsa tersebut.
Tips Menikmati Kimchi
Cara menyajikan yang tepat
Kimchi dapat disajikan langsung sebagai banchan (makanan pendamping) atau sebagai bagian dari hidangan utama.
Kimchi juga dapat digunakan sebagai topping untuk berbagai makanan, seperti pizza, burger, atau taco. Suhu penyajian kimchi yang tepat dapat mempengaruhi cita rasanya. Sebaiknya sajikan kimchi dalam keadaan dingin.
Kombinasi makanan yang cocok
Kimchi cocok dipadukan dengan berbagai jenis makanan, baik makanan Korea maupun internasional. Kimchi dapat dipadukan dengan nasi putih, daging panggang, sup, atau mie.
Eksperimen dengan berbagai kombinasi makanan dapat menghasilkan cita rasa yang unik dan lezat.
Penyesuaian tingkat kepedasan
Tingkat kepedasan kimchi dapat bervariasi tergantung pada jumlah gochugaru (bubuk cabai merah Korea) yang digunakan.
Anda dapat menyesuaikan tingkat kepedasan kimchi sesuai dengan selera Anda. Bagi yang tidak suka pedas, dapat mengurangi jumlah gochugaru atau memilih jenis kimchi yang kurang pedas.
Tanda-tanda kimchi yang berkualitas baik
Kimchi yang berkualitas baik memiliki rasa asam dan pedas yang seimbang, serta tekstur yang renyah. Kimchi yang berkualitas baik juga memiliki aroma yang segar dan tidak berbau busuk.
Perhatikan warna dan tekstur kimchi. Kimchi yang berkualitas baik memiliki warna yang cerah dan tekstur yang renyah.
Advertisement
