Liputan6.com, Jakarta - Tentara Israel mengakui telah menewaskan pria Palestina yang diduga membawa peluncur roket yang sebenarnya sedang membawa sepeda.
Melansir Anadolu via Antara, pada Minggu, militer Israel menyiarkan rekaman drone yang menargetkan dua pria yang sedang berjalan di antara reruntuhan kawasan Zeitoun di Jalur Gaza utara, mengklaim salah satunya membawa peluncur roket.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan Anadolu, unit juru bicara militer Israel mengakui bahwa warga Palestina yang mereka bunuh karena diduga membawa peluncur roket sebenarnya sedang membawa sepeda.
Unit juru bicara itu mengatakan bahwa kawasan tersebut merupakan zona perang, dan unit-unit tentara telah banyak terlibat bentrokan dengan unsur-unsur bersenjata yang berafiliasi dengan Hamas di daerah itu.
Mereka mengklaim bahwa unsur-unsur bersenjata di wilayah tersebut sebelumnya menggunakan rute yang menjadi sasaran drone Israel untuk menyelundupkan senjata dan melakukan serangan.
Kantor tersebut meminta maaf atas kejadian itu dan menyatakan bahwa itu adalah "kesimpulan yang salah".
Unit itu mengklaim tentara Israel mengidentifikasi pengendara sepeda sebagai seseorang yang membawa peluncur roket dan berusaha membenarkan serangan itu sebagai reaksi cepat terhadap situasi tersebut.
Simak Video Pilihan Ini:
Donasi Jam'iyatul Washliyah
Sementara, bantun untuk korban agresi Israel di Gaza terus mengalir. Salah satunya dari Indonesia.
Pengurus Wilayah (PW) Al Jam'iyatul Washliyah Sumatera Utara (Sumut) membuka donasi bagi rakyat di Palestina selama bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi.
"Saudara-saudara kita di belahan dunia lain, termasuk di Gaza kondisi puasanya tentu tidak senikmat kita," ucap Ketua PW Al Jam'iyatul Washliyah Sumut Dedi Iskandar Batubara di Medan, Selasa, dikutip Antara.
Pihaknya mengajak untuk tetap membangun kepedulian sesama umat manusia, karena bulan suci Ramadhan sebagai sarana latihan setiap umat Muslim.
Agresi militer Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 31.000 warga Palestina dan menciderai lebih dari 72.600 orang lainnya.
Mahkamah Internasional mengeluarkan putusan awal pada 26 Januari yang memerintahkan Israel untuk berhenti melakukan genosida dan mengupayakan perbaikan kondisi kemanusiaan di Gaza.
"Sampai hari ini LAZ Washal (Lembaga Amil Zakat Al Washliyah Beramal), itu masih tetap menerima infak, sedekah dan zakat dari kaum Muslimin dan Muslimat," katanya.
Ia juga menyebutkan, LAZ Washal baik yang diperuntukkan untuk mengirimkan sumbangan bagi saudara-saudara sesama Muslim di Palestina maupun bersifat bantuan sosial di tanah air.
"Silakan saja memilih donasi bagi saudara kita di Palestina atau tanah air kita. Nanti bisa ditransfer ke rekening yang sudah ditentukan," papar Dedi.
Advertisement
Safari 'Membasuh Luka Palestina'
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menggelar Safari Ramadhan bertajuk Membasuh Luka Palestina yang melibatkan 11 Syekh asal Palestina, dan mereka akan ditempatkan di sembilan provinsi di Indonesia.
"Kehadiran para imam dan tokoh Palestina diaspora menjadi kesempatan yang sangat baik untuk bersatu padu memperkuat barisan kita membela Palestina," kata Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim di Jakarta, Minggu (10/3).
Sudarnoto menjelaskan, para imam ini akan berkeliling masjid di sembilan provinsi Indonesia untuk berdakwah dan menyampaikan situasi terkini yang dialami oleh masyarakat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Ia berharap kehadiran para imam Palestina ini dapat semakin membuka mata masyarakat Indonesia serta akhirnya dapat ikut membantu bangsa Palestina lewat donasi.
"Bagi mereka yang selama ini belum berkesempatan membantu Palestina. Baik karena belum mendengar langsung, atau tidak terbiasa dengan sarana digital. Hari ini hadir langsung para syekh dari Palestina. Mudah-mudahan semakin banyak penduduk Indonesia untuk berdonasi untuk Palestina," kata Sudarnoto.