Ini 'SOP' Kematian Menurut Ustadz Adi Hidayat, Penting Diketahui

Ustadz Adi Hidayat menyitir ayat Al-Qur'an, Surat Al-A'raf, ayat 34 yang menyebutkan, "Walikulli ummatin ajal," yang artinya, "Setiap umat memiliki ajal." Ayat ini, menurut Ustadz Adi Hidayat, menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan ajal bagi setiap umat manusia, yang berarti setiap individu memiliki batas waktu yang sudah ditentukan untuk meninggal.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 18:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS: YT. Short @Andhap_asor)
Ustadz Adi Hidayat atau UAH (SS: YT. Short @Andhap_asor)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang pasti akan menghadapi kematian, dan dalam perspektif Islam, banyak hal yang perlu dipahami tentang proses ini.

Ustadz Adi Hidayat, pendiri Quantum Akhyar Institute, menjelaskan secara rinci mengenai standar operasional prosedur (SOP) kematian, yang menurutnya merupakan pemahaman yang harus dimiliki setiap umat Islam.

Ustadz Adi Hidayat mengawali penjelasannya dengan mendefinisikan SOP sebagai singkatan dari Standard Operating Procedure, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Prosedur Operasional Standar. "SOP dalam konteks ini berarti semacam petunjuk operasional standar, yang berkaitan dengan bagaimana kita memahami proses kematian dari perspektif Islam," ujar Ustadz Adi Hidayat dalam video tersebut.

Pentingnya memahami SOP kematian ini, menurut Ustadz Adi Hidayat, adalah untuk memperjelas gambaran yang seringkali kabur mengenai bagaimana kematian terjadi. "Ketika seseorang sudah memasuki ajalnya, banyak yang masih bingung tentang proses kematian itu sendiri," katanya.

Dalam salah satu penjelasan, Ustadz Adi Hidayat menyitir ayat Al-Qur'an, Surat Al-A'raf, ayat 34 yang menyebutkan, "Walikulli ummatin ajal," yang artinya, "Setiap umat memiliki ajal." Ayat ini, menurut Ustadz Adi Hidayat, menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan ajal bagi setiap umat manusia, yang berarti setiap individu memiliki batas waktu yang sudah ditentukan untuk meninggal.

Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ketika ajal seseorang tiba, tidak ada yang bisa menunda atau mempercepatnya.

"Ajal itu adalah ketetapan yang tidak bisa kita hindari. Ketika waktunya tiba, maka kematian akan datang tanpa bisa ditunda," jelasnya, dalam sebuah tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @Al-Baqarah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kematian Adalah Proses

Ilustrasi Meninggal Dunia
Ilustrasi Meninggal Dunia (Image by Rob van der Meijden from Pixabay)

Menurut Ustadz Adi Hidayat, satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa kematian bukanlah suatu kejadian yang terjadi begitu saja, melainkan sebuah proses yang melibatkan peran malaikat. "Ketika ajal tiba, malaikat maut yang akan menjemput jiwa tersebut," tuturnya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat As-Sajda, ayat 11, yang berbunyi, "Katakanlah: 'Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian akan mematikan kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kalian dikembalikan'."

Ustadz Adi Hidayat menambahkan bahwa dalam proses kematian ini, tubuh manusia akan mengalami perubahan yang sangat signifikan. "Pada saat ini, tubuh yang semula hidup akan mengalami proses perubahan, yang diawali dengan mengambil tasydid atau tanda kehidupan. Ketika tasydid ini hilang, berarti kematian sudah terjadi," ujarnya.

Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kematian itu sendiri memiliki tanda yang bisa dipahami oleh orang-orang di sekitar mayit. "Saat seseorang meninggal, tasydid atau tanda kehidupan hilang dan digantikan dengan sukun, yang berarti tenang," ungkapnya. Sukun berasal dari kata 'Sakinah', yang berarti ketenangan, dan ini merupakan tanda bahwa jiwa telah meninggalkan tubuh.

Penjelasan mengenai perubahan tanda kehidupan menjadi sukun ini penting, menurut Ustadz Adi Hidayat, karena dengan pemahaman ini, seseorang bisa lebih siap dan ikhlas menghadapi kenyataan bahwa kematian memang merupakan bagian dari takdir yang sudah ditentukan oleh Allah. "Ketika orang meninggal, maka tasydid yang semula menunjukkan kehidupan akan berubah menjadi sukun yang menandakan kedamaian," jelasnya.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa kematian adalah suatu proses yang sudah diatur oleh Allah. "Malaikat maut ditugaskan untuk mencabut nyawa. Setiap individu yang sudah ditentukan ajalnya pasti akan menemui kematian," katanya. Hal ini menegaskan bahwa tidak ada yang dapat menghindari atau memperpanjang hidupnya lebih lama lagi dari yang sudah ditentukan.

Menyinggung tentang proses ini, Ustadz Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa banyak orang yang beranggapan bahwa kematian adalah hal yang menakutkan. Namun, ia mengingatkan bahwa sesungguhnya kematian adalah awal dari kehidupan yang lebih kekal, yaitu kehidupan akhirat.

"Kematian bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, itu adalah awal dari kehidupan yang lebih panjang dan abadi," ujarnya.

Jika Paham Proses Ini Seharusnya Menerima Kematian dengan Lapang Dada

Ilustrasi Kematian.
Ilustrasi Kematian. (Photo copyright by Freepik)

Sebagai bagian dari SOP kematian, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa apa yang terjadi setelah kematian adalah soal penghakiman di akhirat. "Sesudah kematian, yang menjadi perhatian utama adalah amal perbuatan kita selama hidup. Ini yang akan menentukan nasib kita di akhirat," jelasnya.

Meskipun kematian adalah sebuah takdir yang tidak dapat diubah, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa umat Islam tetap diwajibkan untuk berusaha mempersiapkan diri dengan amal saleh. "Bersiap menghadapi kematian itu adalah dengan banyak beramal, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah," ungkapnya.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa segala amal perbuatan yang baik selama hidup akan menjadi bekal bagi kita saat dihadapkan pada hari akhir. "Apa yang kita lakukan di dunia ini akan menjadi bekal yang menentukan tempat kita di akhirat," tuturnya. Oleh karena itu, memahami SOP kematian adalah salah satu cara agar kita bisa lebih siap menghadapi kehidupan setelah mati.

Menurutnya, kematian adalah bagian dari kehidupan yang perlu diterima dengan ikhlas dan penuh kesadaran. "Ketika kita sudah memahami bagaimana proses kematian, kita akan lebih mudah untuk menerima takdir Allah dengan lapang dada," katanya.

Dalam video tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga berbicara tentang bagaimana setiap individu bisa menghadapi kematian dengan lebih tenang. "Jika kita telah mempersiapkan diri dengan amal saleh, maka kematian tidak akan menjadi sesuatu yang menakutkan," ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat juga menegaskan bahwa penting bagi umat Islam untuk senantiasa mengingat bahwa hidup di dunia adalah sementara, dan tujuan akhir hidup adalah kehidupan abadi di akhirat. "Kematian adalah jembatan menuju kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri dengan baik," kata Ustadz Adi Hidayat.

Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan umat Islam untuk selalu ingat pada kematian, tidak hanya sebagai akhir dari hidup, tetapi sebagai titik awal menuju kehidupan yang lebih kekal. "Jangan pernah lupakan bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan. Persiapkan diri kita dengan amal yang baik agar kita bisa menemui Allah dalam keadaan yang baik pula," tutupnya.

Dengan penjelasan yang diberikan oleh Ustadz Adi Hidayat mengenai SOP kematian ini, umat Islam diharapkan dapat lebih memahami dan menerima kenyataan tentang kematian sebagai bagian dari takdir Allah, serta mempersiapkan diri dengan amal yang baik untuk kehidupan yang kekal setelah mati.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya