Liputan6.com, Jakarta - Saat ini kopi sedang jadi minuman favorit banyak orang di negeri ini. Tempat yang menghidangkan kopi pun makin banyak bermunculan, mulai dari kafe, kedai sampai warung pinggir jalan.
Warung kopi makin diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Bukan hanya dari masyarakat kelas atas semata, warung kopi kian membumi dan mengikuti tren. Warung kopi kekinian makin mudah dijumpai untuk memenuhi gaya hidup anak muda.
Advertisement
Baca Juga
Untuk bisa survive dalam bisnis ini, para pemilik warung kopi pun harus cari cara untuk membuat bisnisnya terus laku dan diminati. Begitu juga dengan sejumlah warung kopi di pinggir jalan.
Dilansir dari buku 'Kopi: Indonesian Coffee Craft & Culture' serta sejumlah sumber lainnya, berikut ada enam warung kopi pinggir jalan yang rasanya tak kalah dari kafe.
Kiosk Coffee
Di kawasan Prawirotaman Yogyakarta ada kedai kopi kecil bernama Kiosk Coffee Jogja. Tempatnya di pinggir jalan dan sejajar dengan toko berjualan jas hujan dan persewaan motor.
Di dalamnya terdapat meja yang menempel ke dinding dilengkapi dua kursi. Di sudut meja bertumpuk buku-buku untuk para pengunjung. Tempatnya tak terlalu luas tapi ternyata banyak diminati.
Dengan peralatan yang sederhana dan harga terjangkau, sepertinya membuat Kiosk Coffee jadi favorit banyak orang. Popularitas tempat ini semakin menanjak sejak menjadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 pada 2016.
Kopi Johny
Mungkin banyak yang baru tahu Kedai Kopi Johny karena Hotman Paris Hutapea. Pengacara kondang ini sering mengadakan acara di kedai yang terletak di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara tersebut. Padahal kedai kopi yang dibuka pada 2009 sudah banyak dikenal.
Awalnya, tempat ini bernama Kedai Kopi Kwang Koan, tapi kemudian diganti menjadi Kopi Johny, sesuai dengan nama pemiliknya, Johny Poluan. Kini, kedai kopi itu ramai dikunjungi, bahkan deretan mobil mewah terparkir di sepanjang jalan yang tak jarang menimbulkan kemacetan, terutama di pagi hari.
Kedai ini menyajikan menu spesial Kopi Toraja dan juga bakpao dengan harga merakyat, yaitu kurang dari Rp 10 ribu. Ramainya Kopi Johny ternyata belum membuat sang pemilik berniat memindahkan lokasi kedai menjadi lebih luas.
Kopi Keliling
Donatus Dayu Pratama mendirikan usaha Kopi Keliling alias Koling di Yogyakarta pada 2005. Tujuannya agar kopi lebih merakyat dan dengan berkeliling bisa lebih dinikmati banyak orang. Lewat perjuangan yang tak pantang menyerah, usaha mereka mulai berkembang pesat.
Saat ini kedai Koling sudah mempunyai delapan cabang di Yogyakarta, tiga di Semarang dan dua di Magelang. Konsepnya tetap sama, menggunakan gerobak dan berkeliling. Ciri khas lainnya dari kedai kopi ini adalah barista mereka mengenakan blangkon dan baju lurik atau pakaian tradisional Jawa.
Kopi Bang Ancah
Nurmansjah Lubis alias Bang Ancah selalu menjual kopi dengan sepeda dan gerobak kecil tiap hari Minggu pagi. Bang Ancah berjualan di kawasan Car Free Day di bilangan Thamrin dan Sudirman. Ia menjual beberapa jenis kopi khas Nusantara yang banyak disukai pelanggannya.
Meski berdagang keliling, Bang Ancah sebenarnya adalah pemilik sebuah coffee shop di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Ia juga pernah menjadi anggora DPRD selama 10 tahun tapi mundur dari dunia politik sejak 2014 untuk memulai usaha kedai kopi.
Advertisement
Kopi Tuku
Berdiri pada Juni 2015, Kopi Tuku termasuk warung kopi pinggir jalan yang meraih sukses dan berhasil merangkul konsumen kelas bawah sampai kelas atas.
Kedai kopi milik Andanu Prasetyo atau Tyo yang berlokasi di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, ini bisa sukses meski tak memiliki tempat parkir apalagi halaman yang luas dan tak menyediakan jaringan internet. Harga yang ditawarkan termasuk terjangkau dengan berbagai nama kopi yang unik.
Salah satunya dan mungkin paling dikenal adalah Kopi Susu Buatan Tetangga. Namanya saja sudah membuat banyak orang penasaran. Bahkan Presiden Joko Widodo pernah mampir ke Kopi Tuku untuk mencicipi Kopi Susu Buatan Tetangga.
Kedai Kopi Sean
Di bilangan Pos Pengumben, Jakarta, kita bisa menjumpai Kedai Kopi Sean yang terkesan tersembunyi tapi banyak dicari orang. Kedai ini didirikan oleh Sobrun Jamil pada 2016 di tempat cuci mobil milik kakaknya. Sobrun yang juga seorang barista memilih Sean, nama keponakannya sebagai nama kedai kopi miliknya.
Di kedai milik pria asal Pekalongan yang tak terlalu besar ini terdapat beberapa alat seduh manual, dan beberapa pilihan kopi Indonesia di dalam toples kaca bertuliskan daerah asal kopi. Kedai ini hanya terdiri dari sebuah bar dan beberapa bangku, tanpa tembok dan atap khusus, serta larangan meletakkan papan promosi kedai di pinggir jalan.
Karena itu, butuh kejelian untuk menemukan kedai kopi satu ini. Beberapa kopi andalan di tempat di antaranya adalah kopi Bali Kintamani yang dibuat dengan Vietnam Drip tanpa susu. Lalu, ada kopi Arabika asal Bali yang khas dengan aroma citrus.
Saksikan video pilihan di bawah ini: