Liputan6.com, Jakarta - Gerakan peduli lingkungan kian terdengar gaungnya dan banyak mendapat sorotan lewat ragam langkah yang diupayakan, baik dari perseorangan, komunitas, hingga perusahaan. Sebagai wujud nyata dari penerapannya, Gojek dan start-up Jejak.in telah merilis "GoGreener Carbon Offset" pada September 2020 lalu.
Peluncuran itu lantas disusul dengan penanaman 1.500 pohon bakau di Jakarta, Demak, dan Bontang pada Desember 2020. Setelah berjalan beberapa waktu, Gojek turut mengumumkan pengembangan teranyar fitur serap jejak karbon tersebut.
Group Head of Sustainability Gojek Tanah Sullivan, menyampaikan melalui fitur ini pihaknya mendorong gaya hidup yang lebih bertanggung jawab pada lingkungan. Konsumen dapat menyerap jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.
Advertisement
Baca Juga
Penanaman sejumlah pohon yang dibutuhkan untuk menyerap jumlah jejak karbon sesuai perhitungan scientific carbon calculator yang menggunakan formula kalkulasi merujuk pada Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)Â dan rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Semua itu dapat dilakukan melalui aplikasi Gojek di dalam genggaman tangan mereka. Mudah, tidak perlu berganti-ganti password, dan seluruh prosesnya sangat transparan," kata Tanah dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/2/2021).
Ia melanjutkan, konsumen bahkan dapat melihat pertumbuhan pohonnya melalui monitoring dashboard. Target pohon di DKI Jakarta tercapai dalam kurang dari sebulan sejak peluncuran dan target seluruh lokasi tercapai dalam tiga bulan.
"Kami hadirkan tiga peningkatan baru yang meliputi pertama, penambahan berbagai jenis jejak karbon untuk diserap, yaitu TV, AC, kulkas, dan laptop yang dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi yang relevan dengan work from home," tambahnya soal pengembangan fitur serap jejak karbon ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengembangan Fitur
Kedua, perluasan wilayah jangkauan dengan penambahan dua lokasi baru di wilayah Semarang dan Surabaya yang berdasarkan data mitra konservasi Gojek. Tanah menyebutkan, Semarang adalah wilayah yang mengalami abrasi sangat tinggi, sehingga mengancam keberlangsungan hidup nelayan pesisir Tambakrejo.
"Lokasi rehabilitasi mangrove Desa Wonorejo yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Jawa Timur membutuhkan penambahan pohon mangrove untuk melindungi habitat kepiting bakau yang sangat membantu kehidupan penduduk sekitar," ungkap Tanah.
Ketiga, Gojek juga meningkatkan komitmen dengan menggandakan seluruh pohon yang ditanam di lima lokasi. Dikatakan Tanah, hal yang sangat penting untuk mendorong adopsi perilaku baru adalah transparansi.
"Sejak proses kalkulasi jejak karbon konversinya ke jumlah pohon, pembayaran yang tanpa biaya minimum sehingga dapat benar-benar sesuai jumlah jejak karbon yang ditinggalkan. Juga transparansi dalam informasi jenis pohon, mitra tani yang akan menanamnya, di mana dan kapan akan ditanam," jelasnya.
Advertisement