6 Fakta Menarik tentang Binjai, Kota Rambutan yang Berada di Persimpangan 2 Kerajaan Melayu

Ada dua versi nama Binjai berasal. Apakah ada yang berkaitan dengan kerajaan Melayu?

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2021, 08:30 WIB
6 Fakta Menarik tentang Binjai, Kota Rambutan yang Berada di Persimpangan 2 Kerajaan Melayu
Ilustrasi rambutan. (Dok. Beth Macdonald/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Binjai, salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara itu terletak sekitar 22 kilometer di sebelah barat Kota Medan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai merupakan ibu kota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat.

Secara geografis, Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan, dan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara. Kota tersebut merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Antara Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatra yang juga menghubungkan Medan dan Banda Aceh.

Pada masa silam, kota Binjai terletak di antara dua kerajaan Melayu, yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat. Berdasarkan penuturan para leluhur, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan, kota Binjai berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai.

Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung itu diadakan di bawah sebatang pohon Binjai. Di sekitar pohon Binjai itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan meluas dan berkembang menjadi pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang. Kemudian, nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai.

Versi lain mengatakan cikal bakal kata "Binjai" merupakan istilah dari kata "Binjéi" yakni makna dari kata "ben" dan "i-jéi" yang dalam bahasa Karo artinya "bermalam di sini". Pengertian ini dipercaya oleh masyarakat asli kota Binjai, khususnya etnis Karo merupakan asal muasal kota Binjai pada saat ini.

Masih banyak lagi hal-hal menarik tentang Binjai. Berikut enam fakta menarik tentang Binjai yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Dijuluki Kota Rambutan

Binjai adalah kota penghasil rambutan terbanyak di Indonesia. Perkebunan rambutannya mencapai 425 hektare dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Binjai sebelah timur dan selatan merupakan daerah konsentrasi pertanian.

Rambutan binjai juga termasuk salah satu jenis rambutan paling populer di Indonesia. Rambutan jenis ini berambut cenderung halus, panjang, tetapi agak jarang-jarang. Rambutan ini kulit buahnya berwarna merah terang dengan daging yang tebal dan juga ngelotok dari bijinya.

Rambut dari rambutan binjai ini berwarna hijau di ujungnya membuat visualnya semakin indah. Bentuk dari rambutan binjai agak lonjong dan buahnya cenderung besar. Cita rasa dari rambutan binjai manis. Bibit rambutan asal Binjai ini juga telah disebarkan dan dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia seperti Blitar, Jawa Timur, dan menjadi komoditas unggulan daerah tersebut.

 

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2. Tradisi Kenduri Ketupatan

Sawah Lukis Binjai
Seorang pengunjung bersantai sambil menunggu berbuka puasa di Sawah Lukis, Binjai (Reza Efendi)

Warga Binjai yang kebanyakan warga muslim memiliki tradisi khusus untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi tersebut dinamakan ketupatan yang digelar setelah 15 hari Ramadan. Ketupat menjadi menu utama kenduri yang disantap sehabis melaksanakan doa syukuran, biasanya seusai salat Tarawih.

Ketupatnya dibuat masing-masing warga dan dikumpulkan di masjid.  Ketupat melambangkan bahwa mereka telah melaksanakan puasa Ramadan selama 15 hari atau setengah bulan, serta akan terus melaksanakan ibadah puasa hingga memasuki lebaran. 

3. Kerajinan Bambu

Kerajinan Bambu Binjai termasuk oleh-oleh yang populer di kota ini. Kerajinan bambu Binjai ini bernilai seni dan berharga jual tinggi. Wujudnya beragam, didominasi peralatan rumah tangga, seperti kursi, meja, dan piring anyaman.

Produknya bahkan telah diekspor ke negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Maka, bagi Anda yang berkunjung ke Kota Binjai rasanya wajib untuk membeli kerajinan tangan satu ini.

4. Destinasi Wisata Alam, dari Sawah hingga Sungai

Jika berkunjung ke Binjai, Anda bisa mampir ke tempat wisata di tengah sawah yang sedang hits bernama Sawah Lukis. Tempat wisata yang dibuka pada Juli 2020 itu berlokasi di Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai. Selain bisa memanjakan mata dengan hijaunya hamparan sawah seluas hampir 8.000 meter, juga tersedia berbagai spot foto menarik di sana. Ada sawah berbentuk hati, tulisan LOVE di tengah sawah, dan terdapat sebuah jalur yang dihiasi beberapa tiang bambu berbentuk unik.

Dibuka setiap hari mulai pukul 09.00–19.00 WIB, dan akhir pekan mulai pukul 07.00–19.00 WIB. Waktu terbaik untuk mengunjunginya yaitu pada pukul 07.00–10.00 WIB dan 16.00–18.30 WIB. Harga tiket masuk pada hari biasa yaitu Rp 18 ribu per orang. Harga tersebut termasuk minuman khas Sawah Lukis yang disajikan menggunakan bambu untuk para wisatawan.

Objek wisata alam berikutnya adalahNamu Sira-sira. Penduduk di sana menamai objek wisata ini Pantai Pangkal, walau sebetulnya tempat ini adalah sungai. Nama itu dipakai mungkin karena ukuran dan luasnya sungai tidak seperti ukuran sungai pada umumnya. Sungai tersebut sangat lebar dengan airnya yang bersih dan jernih.

Pemerintah setempat membuka objek wisata ini secara resmi. Tarif masuknya Rp3 ribu dan biaya parkirnya sebesar Rp 5 ribu. Objek wisata ini dilengkapi dengan fasilitas ruang ganti, toilet, dan mushola. Tempat ini juga menyewakan ban atau pelampung agar pengunjung bisa lebih aman dan nyaman berenang di sana.

 

 

5. Oleh-Oleh Tahu Balek

6 Fakta Menarik tentang Binjai, Kota Rambutan yang Berada di Persimpangan 2 Kerajaan Melayu
Es campur Kalimantan. (dok. Instagram @tastefoodmedan/https://www.instagram.com/p/BvtUCQgBSXb/Dinny Mutiah)

Tahu Balek adalah jajanan khas yang biasanya diburu wisatawan setiap berkunjung ke kota Binjai. Jajanan ini mudah dijumpai di pusat oleh–oleh atau rumah makan yang ada di Kota Binjai.

Cara pembuatannya adalah dengan membelah tahu yang telah digoreng dahulu sebelumnya dan dibalik yang kemudian diisi dengan adonan bakso ayam. Disajikan dengan sambal khas, tahu balek harus digoreng sampai garing sehingga teksturnya renyah di luar dan lembut di dalamnya.

Rasanya yang gurih membuatnya sangat pas dijadikan camilan saat berkumpul dengan keluarga. Tahu Balek bisa dibeli dengan kisaran harga Rp25 ribu per porsi.

6. Es Campur Kalimantan

Di kota Binjai ada warung es campur bernama Kalimantan yang terletak di Jalan Sudirman No. 35, Kartini, Kec. Binjai Kota, Kota Binjai. Warung tersebut sudah berdiri lebih dari 50 tahun. Bangunan warung tampak seperti sebuah kedai tua yang masih terawat sehingga bisa tetap eksis sampai sekarang.

Es campur Kalimantan dibuat dari campuran tape ubi, lengkong atau cincau, cendol, dan kacang merah yang disusun dalam gelas serta ditambahkan es serut dan sirup gula merah menghasilkan cita rasa yang segar nan nikmat. Menikmati segelas es campur Kalimantan cukup mengeluarkan biaya Rp10 ribu saja. (Jihan Karina Lasena)

4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19

Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya