Kasus Covid-19 Melonjak, Thailand Fungsikan Bandara hingga Stasiun Kereta untuk Rawat Pasien

Bandara Don Mueang di Thailand dipersiapkan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2021, 16:02 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 16:02 WIB
Kasus Covid-19 Melonjak, Thailand Fungsikan Bandara hingga Stasiun Kereta untuk Rawat Pasien
Bandara Don Mueang yang dijadikan rumah sakit darurat. (dok. Facebook Don Mueang International Airport-DMK /https://web.facebook.com/Donmueanginternationalairport/posts/1738176163044861 / Gabriella Ajeng Larasati

Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Thailand memaksa dibukanya kembali rumah sakit darurat. Bukan di lapangan seperti biasa, fasilitas medis sementara menempati gudang kargo di Bandara Don Mueang, Bangkok, yang berkapasitas 1.800 tempat tidur.

Pasien yang dirawat di rumah sakit darurat ini merupakan pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang. Dilansir dari laman CNN, Kamis (29/7/2021), para pekerja membuat instalasi toilet dengan cara mengebor dinding dan menyiapkan kasur kardus serta selimut.

"Ini adalah rumah sakit darurat level 1+ di mana dapat menerima pasien dengan gejala yang tidak terlalu parah," ujar Rienthong Nanna, direktur Rumah Sakit Mongkutwattana.

"Tetapi, ketika kondisi pasien memburuk, mereka akan dipindahkan ke Rumah Sakit Darurat Pitak Rachan," ia menambahkan.

Rienthong dan para relawan pun menggelar perayaan tidak resmi rumah sakit darurat ketiga yang dinamai Tai Rom Prabaramee, yang berarti di bawah kejayaan Yang Mulia. Menurut dia, rumah sakit darurat yang ada belum beroperasi karena masih perlu banyak persiapan. Namun, kebutuhan rumah sakit diprediksi akan meningkat seiring dengan tren kasus Covid-19 di Thailand yang cenderung meninggi.

Bangkok dan provinsi sekitarnya diklasifikasikan sebagai zona “merah tua” di bawah kendali maksimal untuk memerangi penyebaran COVID-19. Pengendalian yang ketat diperlakukan, termasuk pembatasan jam malam, pembatasan perjalanan antarprovinsi, dan penutupan bisnis.

Menurut Pusat Penanganan Pandemi COVID-19, terjadinya peningkatan pada awal bulan disebabkan karena kemunculan varian Delta. Lonjakan kasus Covid-19 di ibu kota Thailand telah membebani sistem kesehatan kota.

Pemerintah setempat dikritik warga lantaran dianggap lamban memvaksinasi warganya. Dari target 50 juta warga sudah diinokulasi pada akhir tahun ini, baru 5,6 persen dari 66 juta warga Thailand yang sudah divaksinasi, sedangkan 19,2 persen lainnya baru menerima satu dosis vaksin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sleeper Train

Kasus Covid-19 Melonjak, Thailand Fungsikan Bandara hingga Stasiun Kereta untuk Rawat Pasien
Aswin Kwanmuang (kiri) di Stasiun Kereta Bang Sue Grand. (dok. Facebook Aswin Kwanmuang/ https://web.facebook.com/aswinkwanmuang/posts/1104404393301049 / Gabriella Ajeng Larasati)

Sementara rumah sakit darurat di bandara masih dipersiapkan, sleeper train yang diparkir di Stasiun Kereta Bang Sue Grand sudah lebih dulu disiapkan sebagai ruang isolasi bagi pasien COVID-19. Para pasien ditempatkan di sana sembari menunggu ketersediaan kamar rumah sakit. Dengan lonjakan kasus COVID-19 di Thailand pada hari ini mencapai 17.669 kasus baru, rumah sakit di Bangkok sampai kehabisan tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19.

Sleeper train merupakan gerbong kereta yang dilengkapi dengan tempat tidur. Dilansir dari laman The Thaiger, sebanyak 15 gerbong dikerahkan dan disulap menjadi tempat isolasi sementara. Setiap kereta memiliki 16 tempat tidur, memungkinkan 240 orang dapat mengisolasi mandiri di stasiun kereta.

Kamar mandi portabel akan dipasang di luar gerbong kereta serta tirai anti-nyamuk akan dipasang di jendela. Pusat isolasi akan dibuka untuk publik mulai esok hari.

Gubernur Bangkok, Aswin Kwanmuang, telah memeriksa stasiun, pada awal pekan ini guna melihat apakah Sleeper Train dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara pasien COVID-19. Program tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kereta Api Milik Negara Thailand, Universitas Navamindradhiraj, dan Pemerintah Kota Bangkok.

 

Sarana Antar Jemput Pasien

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Kereta api juga digunakan untuk mengantar pasien Covid-19 yang menderita gejala ringan atau sedang kembali ke provinsi asal untuk dirawat. Kementerian Perhubungan setempat bekerja sama dengan Kereta Api Milik Negara Thailand untuk menyediakan kereta api bagi pasien COVID-19 yang bernama kereta Covid Express.

Kereta pertama membawa 137 pasien dari Stasiun Rangsit menuju Ubon Ratchathani minggu ini dan berhenti di sepanjang jalan. Awalnya dijadwalkan untuk membawa 1.489 pasien, tetapi banyak yang memutuskan untuk menggunakan bus sewaan, ambulans, ataupun kendaraan penyelamat lainnya.

Pasien yang menumpang Covid Express lalu dijemput oleh petugas lokal dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Rencananya, penambahan kereta akan dilakukan untuk daerah lain seperti Timur Laut, Utara, dan Selatan. (Gabriella Ajeng Larasati)

Kutukan Kudeta di Thailand

[INFOGRAFIS] Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih
Kudeta terjadi lagi di Thailand setelah status darurat diberlakukan. Ini bukan kali pertamanya militer menggulingkan pemerintahan sipil.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya