Pemerintah Pertimbangkan Perpanjang Karantina Terpusat 14 Hari Akibat Covid-19 Varian Omicron

Pertimbangan memperpanjang masa karantina terpusat menjadi 14 hari didorong sebagai upaya pencegahan menekan kasus Covid-19 Varian Omicron.

oleh Putu Elmira diperbarui 20 Des 2021, 19:51 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 18:01 WIB
Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Uno Weekly Press Briefing (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan beberapa hal terkait pembahasan di Rapat Terbatas (Ratas) pada Senin (20/12/2021). Salah satunya disampaikan Sandi berkaitan dengan upaya untuk mengantisipasi adanya Covid-19 varian Omicron.

"Pemerintah tetap memberlakukan karantina 10 hari karena sekarang sudah terpantau hampir mencapai 4.000 pelaku perjalanan luar negeri, baik yang keluar maupun masuk dan pemerintah sekarang sedang mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah karantina terpusat 14 hari," kata Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin (20/12/2021).

Sandi melanjutkan hal tersebut akan terus dievaluasi setiap minggunya. Namun, ada indikasi kuat pemerintah akan mempertimbangkan untuk 14 hari karantina terpusat.

"Terutama untuk yang masuk dari luar negeri karena dari seluruh kasus yang hadir di Indonesia itu semua datanya dari luar negeri," tambahnya.

Masih berdasarkan pembahasan Ratas, Sandi menyebut situasi Tanah Air aman terkendali berkaitan dengan Covid-19. Daerah-daerah terpantau dari segi PPKM dan mobilitas meningkat, tapi tidak meningkatkan jumlah kasus baru.

"Jadi, perintah dari Bapak Presiden, jangan sampai terlambat kita menyikapi Omicron ini karena ada 95 negara dan sudah ada 11 negara yang dilarang. Ditambah empat negara lagi, yaitu Inggris, Denmark, Norwegia. Ada satu negara dikeluarkan dari daftar tersebut, yaitu Hong Kong," terang Sandiaga Uno.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Arahan Tidak ke Luar Negeri

Pesawat
Ilustrasi kabin pesawat. (dok. unsplash.com/angelacompagnone)

Proses skrining dikatakan Sandi harus benar-benar diperketat. Begitu pula dengan karantina terpusat juga dijalankan ketat. Langkah tersebut juga dibarengi dengan ditingkatkannya jumlah vaksinasi.

"Ini bukan imbauan lagi, tapi ada arahan untuk yang akan melakukan perjalanan luar negeri. Sebaiknya dibatalkan karena Omicron sudah mencapai 37 ribu di Inggris," tegas Sandi.

Ia melanjutkan, jika masyarakat tidak memiliki keperluan yang sangat mendesak dan penting, pemerintah mengarahkan untuk tidak bepergian ke luar negeri. Berwisata tetap diizinkan dengan menjelajahi negeri sendiri.

"Untuk yang akan melakukan kegiatan wisata maupun kegiatan ekonomi kreatif tentunya disarankan di Indonesia saja," tambahnya.

Pentingnya Testing, Tracing, dan Vaksinasi

Ilustrasi vaksinasi COVID-19
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (Gambar oleh Spencer Davis dari Pixabay)

Sandi juga mengatakan bahwa mulai adanya kesadaran para pelaku wisata dan ekonomi kreatif untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut terpantau oleh pihaknya di Bali dan beberapa destinasi wisata akan dipantau di beberapa titik untuk memastikan.

"Presiden juga mengarahkan bahwa testing, tracing dan vaksinasi akan dibantu di setiap lini termasuk oleh kementerian dan lembaga. Per hari ini, kami di Kemenparekraf sudah memfasilitasi lebih dari 705.000 masyarakat parekraf yang tervaksinasi dan ini akan terus kita tingkatkan," ungkapnya.

Mengenai stok vaksin, disebut Sandi masih tersedia setidaknya untuk 2--3 bulan. "Jadi, ini akan kita genjot dan laksanakan," kata Sandi.

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya