Aksi Boikot Berjemaah Dunia Seni Internasional Sebagai Buntut Rusia Invasi Ukraina

Aksi boikot para seniman Rusia yang dianggap sebagai pendukung Putin itu diikuti beragam kalangan, dari dunia teater hingga balet.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 03 Mar 2022, 07:02 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 07:02 WIB
FOTO: Rusia Bersolek Menyambut Tahun Baru 2021
Foto yang diabadikan pada 2 Desember 2020 ini menunjukkan Katedral Santo Basil di Moskow, ibu kota Rusia. (Xinhua/Bai Xueqi)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi protes menentang invasi Rusia terhadap Ukraina tidak berhenti di bidang ekonomi saja. Kalangan seniman dunia punya cara berbeda dalam mengekspresikan kegeraman mereka atas keputusan Putin menyerang negara tetangganya.

Mereka nyaris bersamaan memboikot seniman Rusia maupun dunia seni Rusia. Wujudnya beragam, ada yang membatalkan rencana pertunjukan hingga memecat seniman yang dianggap sebagai pendukung Putin.

Dikutip dari CNN, Rabu, 2 Maret 2022, Rusia dipastikan tidak akan tampil di Venice Biennale setelah panitia membatalkan kepesertaan Federasi Rusia di salah satu ajang seni terbesar dan paling prestisius di dunia itu. Padahal, Paviliun Rusia yang didesain arsitek Alexey Schusev selalu dibuka setiap dua tahun sekali untuk memamerkan karya beberapa seniman kontemporer mereka sejak 1914.

Sejalan dengan keputusan itu, seniman Rusia, Alexandra Sukhareva dan Kirill Savchenkov, turut mengundurkan diri. Lewat akun Instagram-nya, Savchenkov, yang merupakan pematung, pembuat intalasi, dan seni pertunjukan menuliskan, "Tidak ada tempat untuk seni ketika warga sipil sekarat di bawah tembakan rudal, ketika warga Ukraina bersembunyi di shelter dan ketika pengunjuk rasa Rusia dibungkam."

Panitia Venice Biennale pun mengapresiasi keputusan para seniman Rusia dengan pernyataan, "Solidaritas penuh atas tindakan berani yang mulia ini." Sementara, paviliun Ukraina juga tak akan dibuka tahun ini karena semua pekerjaan mereka telah dihentikan.

Rusia juga disisihkan dari kompetisi musik yang disiarkan di televisi, Eurovision. Pelarangan musisi Rusia ikut serta dalam kompetisi tersebut keluar tak lama setelah panitia membolehkan Rusia tetap berlaga.

Sementara, penyanyi dan penampil dunia, mulai dari Iggy Pop hingga Franz Ferdinand, membatalkan rencana pertunjukan mereka di Negeri Beruang Merah. Sebaliknya, kepala konduktor Munich Philharmonic berkebangsaan Rusia, Valery Gergiev, telah dipecat karena menolak mengutuk perang yang diluncurkan Putin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dari New York hingga Zurich

Ilustrasi gedung teater (pixabay)
Ilustrasi gedung teater (pixabay)

Aksi boikot juga ditunjukkan dunia teater. Gedung opera ternama di Amerika Serikat, New York's Metropolitan Opera, mengumumkan pada Minggu, 27 Februari 2022, bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan seniman atau organisasi Rusia yang mendukung Putin hingga invasi negara itu ke Ukraina dihentikan.

Penghentian kerja sama itu berdampak pada pembekuan hubungan yang terjalin dengan Teater Bolshoi di Moskow. Bersama teater itu, mereka awalnya berencana menampilkan pertunjukan Lohengrin tahun depan. Tak hanya itu, penyanyi soprano Rusia Anna Netrebko yang akan berperan di pementasan Turandot pada musim semi tahun ini juga tidak akan tampil di New York maupun Zurich.

 

Sektor Perfilman

Bangunan di Berlin dan Paris Diterangi Warna Bendera Ukraina
Orang-orang melihat Gerbang Brandenburg yang diterangi dengan warna bendera Ukraina di Berlin, Jerman, Rabu (23/2/2022). Salah satu bangunan ikonik itu diterangi warna bendera nasional Ukraina, biru dan kuning untuk menunjukkan solidaritas selama ketegangan dengan Rusia. (AP Photo/Markus Schreiber)

Dari sektor perfilman, The European Film Academy merespon petisi yang diajukan Akademi Film Ukraina untuk memboikot sineas dan karya film Rusia. Mereka menyatakan akan melarang fim-film Rusia diputar di berbagai acara penghargaan film Eropa.

"The European Film Academi tetap mendukung dan bergabung dengan seluruh pembuat film yang memiliki keyakinan sama dalam menghargai martabat manusia, kebebasan, demokrasi, persamaan, supremasi hukum, dan hak asasi manusia," demikian pernyataan resmi EFA.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko bergabung dengan kelompok seniman, pemilik galeri, aktor, musisi, dan sutradara Ukraina menutut sanksi budaya yang lebih tegas. Mereka menandatangani petisi yang meminta organisasi internasional untuk membatalkan kemitraan kebudayaan dengan Federasi Rusia, hingga mereka dilarang tampil di event dunia, termasuk Art Basel dan Festival Film Cannes.

"Federasi Rusia adalah negara brengsek," tulis petisi itu. "Budaya Rusia, ketika digunakan sebagai propaganda, adalah racun! Jangan menjadi kaki tangan mereka!"

Tak Sepakat

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Meski begitu, tak semua menerima aksi boikot tersebut. Raimundas Malašauskas yang bertugas mengkurasi Paviliun Rusia di Venice Biennale pada April mendatang mengaku tak ingin dunia menjauhi seniman Rusia sepenuhnya.

Ia menyatakan menentang agresi bersenjata yang dilakukan Rusia. Tapi, ia meyakini orang-orang Rusia tidak boleh diintimidasi atau diisolasi karena kebijakan dan tindakan yang diambil pemimpin negara mereka.

"Saya ingin menghindari perpecahan yang datar, dan sebaliknya mengadvokasi bentuk solidaritas multi-level di mana ada forum internasional untuk seni dan seniman dari Rusia untuk mengekspresikan kebebasan yang tidak dapat mereka ekspresikan di rumah," ujarnya.

Dalih Vladimir Putin Serang Ukraina

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya