Liputan6.com, Jakarta - Menjalankan peran sebagai ibu tentu bukan perkara mudah, termasuk dalam mengasuh dan membesarkan buah hati. Sebelum masa pandemi Covid-19, tak sedikit ibu yang mengeluh sulit keluar rumah untuk sekadar bertemu teman, tak bisa merawat diri, hingga merasa terisolasi terbatasi lingkungan karena lebih banyak di rumah.
"Di masa pandemi semakin banyak tekanan. Menurut penelitian yang dilakukan Populic pada 2021, 91 persen ibu terdampak Covid. Kesulitan utama yang dialami adalah kondisi keuangan yang di masa pandemi ibu atau suami sebagai tulang punggung harus diberhentikan," kata Nafisa Alif selaku psikolog keluarga dalam Wonder Mama Camp 2022 Media Gathering, Kamis, 23 Maret 2022.
Fisa melanjutkan, muncul pula kecemasan-kecemasan pada ibu yang merasa ada ancaman atau takut akan suatu hal, seperti kondisi ekonomi esok hari sampai menjaga kesehatan diri dan keluarga. Tekanan lain yang dirasakan adalah kondisi anak sekolah online.
Advertisement
Baca Juga
"Riset yang dilakukan oleh Dewanti dari Universitas Pendidikan Indonesia, penyebab stres pada ibu di masa pandemi itu ada beberapa hal. Kecemasan dampak sosial dan ekonomi, berita tentang korban Covid, tinggal di rumah dalam waktu lama, kesulitan ekonomi, dan mendampingi anak belajar di rumah," tambahnya.
Merujuk dari data-data tersebut, Fisa menyebut dapat disimpulkan bahwa banyak ibu yang mengalami stres, terutama dampak pandemi. Lantas, apa itu stres?
"Stres itu adalah sebuah reaksi fisik dan psikologis terhadap situasi atau perubahan dalam lingkungan menuntut kita agar dapat menyesuaikan diri. Stres itu hal yang wajar, setiap orang pasti merasakan dalam tingkat normal dan tidak berkelanjutan," tuturnya.
Fisa menerangkan stres yang tidak berkelanjutan dan dapat dikelola berarti stres dalam batas wajar. Namun jika berkelanjutan, ibu dapat berkonsultasi dengan ahli agar masalah lain tidak muncul.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanda-Tanda Stres
Fisa mengungkapkan pula terkait tanda-tanda stres merujuk dari U.S. Department of Health and Human Services, 2021. Tanda peringatan stres pertama adalah cenderung menangis berlebihan atau terlalu lama disertai dengan perasaan yang tidak nyaman, sedih, dan marah yang meledak-ledak.
"Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari seperti tidak nafsu makan, sulit tidur, ada juga yang terlalu lama tidur. Intinya pola tidur yang tidak sesuai," katanya.
Fisa melanjutkan tanda peringatan stres lainnya adalah munculnya gejala fisik seperti sakit kepala, perut mual dan itu berlangsung secara terus menerus. Lalu, tanda stres lainnya adalah ketika ibu merasa bersalah, merasa tidak berguna, putus asa, hingga mengisolasi diri atau menghindari keluarga atau teman.
Advertisement
Cara Atasi
Ketika dilanda tanda-tanda peringatan stres, ada beberapa hal yang dapat dilakukan merujuk pada Reproductive Mental Health Service, 2010. Fisa menyampaikan ketika merasa tidak nyaman, coba untuk memvalidasi perasaan.
"Terima perasaan itu paling penting. Perasaan jangan diabaikan, bisa dengan self-talk dan coba validasi ketidaknyamanan itu," jelasnya.
Fisa mengatakan perasaan sedih, kecewa, dan ketidaknyamanan itu sebaiknya jangan berlanjut karena dapat memunculkan stres. "Itu harus kita kelola ketidaknyamanan yang dirasakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, misalnya coba untuk relaksasi," terangnya.
Atur Napas hingga Pergi ke Ahli
Dikatakan Fisa, salah satu terapi psikologi menjabarkan hal-hal untuk membantu perasaan yang tidak nyaman. Cara itu di antaranya dengan mengatur pernapasan, menarik napas lalu keluarkan dan dilakukan beberapa kali yang dapat sedikit membantu.
"Kemudian tingkatkan aktivitas fisik itu bagus sekali untuk menurunkan distress psikologis yang kita alami, seperti olahraga, yoga, jogging, berjalan, dan renang. Tingkatkan aktivitas fisik dan WHO bilang minimal 3--5 hari dalam seminggu bantu maintenance," ungkapnya.
Fisa mengatakan, "Ketika tegang dan stres, otot-otot kita itu secara otomatis tegang di bagian leher, pundak, dan punggung. Tenangkan diri coba tegakkan atau relaks."
Selain itu, penting pula untuk tidur dan makan yang seimbang karena dapat membantu meningkatkan emosi positif dari dalam. "Juga self-worth, keberhargaan diri diringkatkan dengan merasa punya kemampuan, keterampilan tertentu, dan pengembangan diri," tambahnya.
Cara terakhir adalah mencari dukungan sosial dan bantuan para ahli. Pergi ke profesional dapat mencegah adanya masalah lain dan membantu ibu mengetahui ketidaknyamanan yang dirasakan.
Advertisement