Cerita Pemulung Sampah Si Kelompok Rentan Coba Ubah Nasib Keluarga dengan IRI

Tak banyak yang menjalani profesi pemulung sampah berangkat dari keinginan terpendam, melainkan kareka keterpaksaan akibat situasi dan kondisi yang tak menguntungkan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Jul 2023, 16:01 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2023, 16:01 WIB
Cerita Pemulung Sampah Si Kelompok Rentan Coba Ubah Nasib Keluarga dengan IRI
Wahyuni, salah seorang pemulung sampah yang menjadi penerima manfaat program IRI. (dok. Danone-Aqua)

Liputan6.com, Jakarta - Jarang ada pemulung sampah yang menjalani profesi tersebut dengan sukarela, begitu pula dengan Wahyuni. Ia mengaku tak punya banyak pilihan pekerjaan lantaran minim pendidikan, sementara pendapatan suaminya juga tak menentu.

Perempuan berusia 45 tahun itu 'terpaksa' bekerja seperti itu selama lebih dari 12 tahun terakhir untuk membantu perekonomian keluarga, khususnya untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya.

"Meski penghasilannya tidak seberapa dan risiko pekerjaannya tinggi, tetap saya tetap lakukan agar keluarga bisa makan dan anak-anak bisa sekolah," ujar Wahyuni, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Sebagai pengumpul sampah, Wahyuni biasa menyusuri jalan, mulai dari emperan dan toko untuk mencari barang-barang tak terpakai lagi yang masih bisa didaur ulang dan diuangkan. Botol-botol bekas, plastik, kardus, dan berbagai jenis sampah lain jadi targetnya.

Meski hanya sampah, bukan hal mudah baginya karena ia harus bersaing dengan pemulung sampah yang lebih bermodal. Belum lagi risiko kesehatan dan kecelakaan kerja kerap mengintainya.

"Awal mula bekerja sebagai pengumpul sampah, saya sering sakit, mulai dari gatal-gatal, batuk juga diare, kalau sudah begitu ya anak-anak juga pasti tertular. Kondisi itu mungkin terjadi karena saya bersentuhan langsung dengan sampah setiap hari," celotehnya.

Karena mengumpulkan sampah tanpa pelindung, ia juga sering terluka lecet, tergores benda tajam, dan luka lainnya. Kalau sudah begitu, ia biasanya hanya membiarkan luka sembuh sendiri. "Karena penghasilan saya juga terkadang tidak cukup (untuk berobat)," ucapnya.

Nasibnya mulai berubah setelah bergabung dalam progam Inclusive Recycling Indonesia (IRI) pada 2020. Sebagai salah satu penerima manfaat, ia mendapat pendampingan dan pembinaan terkait pengumpulan sampah, literasi keuangan, hingga kesehatan.

 

 


Bantuan di Awal Pandemi Covid-19

Cerita Pemulung Sampah Si Kelompok Rentan Coba Ubah Nasib Keluarga dengan IRI
Para pemulung sampah penerima manfaat program IRI yang diinisiasi oleh Danone-Aqua, Danone Ecosystem, dan Veolia, serta Yayasan Citra Insan Indonesia. (dok. Danone-Aqua)

Wahyuni mengingat di masa awal pandemi Covid-19, banyak informasi kesehatan yang berseliweran dan membuatnya bingung. Ia juga mengenang kesulitan bekerja karena pembatasan diberlakukan di mana-mana. Saat itulah tim IRI membantu menjelaskan cara bekerja yang aman di masa pandemi dengan ringan dan mudah dipahami. Ia dan teman-teman pemulung lainnya juga dibantu pengadaan masker yang saat itu langka dan mahal.

"Meski sederhana, kami betul–betul merasa terbantu. Selain itu, pada saat kami kesulitan mendapatkan penghasilan di masa pandemi, kami juga rutin mendapatkan bantuan sembako dari tim IRI," kata Wahyuni.

Tim IRI juga membantunya dan pemulung sampah lainnya soal mengelola keuangan dengan baik. Ia diajari cara menyisihkan penghasilan untuk ditabung. "Tabungan itu bisa dipakai untuk keperluan di masa depan atau biaya pendidikan anak," celoteh Wahyuni.

Ilmu itu ternyata bermanfaat untuknya. Ia mengungkapkan sempat kebingungan untuk membayar biaya sekolah anaknya hingga mencari pinjaman ke saudara dan kerabat, tetapi tidak ada yang bisa membantu. Ia teringat pada tabungannya yang disisihkan tiap minggu.

"Nah, dengan tabungan itulah saya membayar sekolah anak saya dan membelikan handphone baru untuk keperluan sekolah online anak saya. Rasanya benar-benar terbantu sekali karena anak saya tidak harus putus sekolah," tuturnya.

Dari program IRI, Wahyuni menyadari pentingnya bekerja menggunakan alat pelindung diri agar bisa bekerja dengan aman dan nyaman. Hingga saat ini, 1.045 orang pemulung perempuan telah tercatat sebagai peserta aktif di sejumlah lapak yang tersebar mulai dari Semarang, Jawa Tengah, Malang, Jawa Timur, hingga Palu, Sulawesi Tengah.

 

 


Meningkatkan Pengelolaan Sampah

FOTO: TPA Cipayung Depok Overload
Pemulung mencari sampah yang dapat didaur ulang pada gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, Jawa Barat, Selasa (24/5/2022). TPA Cipayung hanya dapat menampung sampah sebanyak 1,3 juta meter kubik, tapi saat ini menampung hingga 2,5 juta meter kubik. (merdeka.com/Arie Basuki)

IRI adalah program yang digagas Danone-Aqua, Danone Ecosystem, dan Veolia, yang bekerja sama dengan Yayasan Citra Insan Indonesia (YPCII). Tujuannya untuk meningkatkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di tempat pengelolaan sampah; reuse, reduce, recycle (TPS3R) di tingkat desa dan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) pada tingkat kecamatan; serta sejumlah lapak yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan plastik, terutama untuk jenis polyethylene terephthalate (PET). Caranya dengan cara meningkatkan produktivitas 10 pelapak besar (waste collection center) yang bergerak dalam bidang pengumpulan sampah botol plastik. 

Di samping itu, Danone-AQUA juga menyediakan berbagai fasilitas untuk para pemulung tersebut, seperti misalnya saja tabungan, layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan (BPJS TK), alat pelindung diri (APD), peningkatan kesadaran tentang pekerja anak, serta pelatihan-pelatihan pengembangan diri, termasuk soal keselamatan kerja dan pengelolaan keuangan.

"Saya jadi tahu bahwa sampah plastik yang saya kumpulkan bisa digunakan kembali untuk sesuatu yang bermanfaat. Di samping itu, saya juga dapat membantu menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi jumlah sampah plastik yang beredar," kata Wahyuni.


Pentingnya Ekonomi Sirkular

Perubahan Kecil Demi Kelestarian Bumi Bisa Dimulai dari Bijak Kelola Sampah Plastik
Unilver melalui #GerakanPilahPlastik mengajak masyarakat pilah sampah plastik untuk hidup yang lebih bersih dan lestari. (Foto: Unsplash.com/Sigmund).

Program IRI tak hanya menyasar para pengumpul sampah, tetapi juga masyarakat luas. Utamanya edukasi soal pentingnya daur ulang sampah plastik di rumah tangga. Edukasi dilakukan dengan merekrut kader-kader di desa agar mereka bisa mengedukasi masyarakat sekitarnya, mendorong pembentukan bank sampah di tingkat masyarakat, dan mengedukasi siswa di sekolah dasar serta membentuk tim “Ksatria Bumi Cilik” yang dilatih untuk menjadi edukator sebaya di sekolah.

IRI juga bagian dari gerakan #BijakBerplastik Danone-AQUA untuk mendukung komitmen perusahaan dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan dan mengimplementasikan ekonomi sirkular dengan mengelola sampah yang terintegrasi dan inklusif. Gerakan tersebut digagas sejak 5 Juni 2018, bertepatan pada hari Lingkungan Hidup Sedunia. 

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo menyatakan pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan kolaborasi dengan masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan kesejahteraan komunitas melalui penguatan kelembagaan ekonomi lokal, pembinaan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta dukungan tanpa henti agar perempuan dapat terus berkarya.

"Kami sangat yakin bahwa model ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi terbaik dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia. Metode ini juga mampu meningkatkan pendapatan keluarga yang berujung pada perbaikan taraf hidup. Melalui pengembangan ekosistem ekonomi sirkular yang inklusif, kami berupaya terus melibatkan berbagai pihak, terutama perempuan di sektor informal, agar dapat ikut berpartisipasi dan merasakan dampak positif dari inisiatif ini," ucapnya.

Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah
Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya