Liputan6.com, Jakarta - Sosok Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dinilai masih layak sebagai ketua umum Partai Demokrat hingga periode berikutnya. SBY masih dibutuhkan sebagai perekat dan pemersatu kader. Â
"Partai Demokrat juga akan terarah dan terkonsolidasi dengan baik. Rakyat juga masih memberi hormat dan harapan terhadap Pak SBY untuk terus berkarya dan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. Pak SBY masih menjadi magnet bagi Partai Demokrat pada pemilu yang akan datang. Jadi saya kira teman-teman sebaiknya memberi jalan yang mulus bagi beliau tetap memimpin Partai Demokrat," ujar Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron saat dihubungi, Selasa (16/12/2014).
Herman mengatakan, mengenai banyak penolakan kepada SBY, seharusnya para kader Demokrat harus mengubah sudut pandangnya. Sebab, saat ini dia sangat dibutuhkan sebagai perekat dan pemersatu seluruh potensi kader.
Baca Juga
"Tergantung bagaimana cara pandang kader kepada beliau, kalau saya berpandangan bahwa beliau sangat dibutuhkan sebagai perekat dan pemersatu seluruh potensi kader," jelas Herman.
Dia menegaskan, dukungan SBY sangat besar. Meskipun belum mengetahui akan menang secara aklamasi atau tidak. "Dukungannya besar tapi mengenai hal lain saya kira terlalu pagi untuk dibicarakan," tandas Herman.
Anggota Dewa Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengakui jika memang ada wacana mencalonkan SBY kembali di Kongres nanti. Namun dia mengingatkan, dahulu SBY ingin jabat jadi ketua umum hanya saat partai dalam keadaan darurat saja.
Mubarok menilai, seorang SBY sudah tidak pantas lagi duduk sebagai ketua umum Demokrat. Sebab, SBY adalah seorang mantan presiden dan bukan lagi tempatnya bekerja di lapangan seperti ketua umum.
Advertisement
Survei yang dilakukan Cyrus Network menunjukkan, tingkat kepercayaan publik terhadap SBY untuk memimpin Partai Demokrat masih tinggi. Meski sudah muncul nama seperti Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, namun belum bisa mengalahkan kharisma sang ayah.
"Kalau SBY maju angkanya 37,7%, lalu Ibas (20,8%) dan Marzuki (14%). Berbeda dengan SBY tidak ikut maju. Nama Ibas paling pertama 33,8%. Baru disusul Marzuki Alie dan Soekarwo," terang Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Hasbi. (Mvi/Mut)