Sempat Mengelak, Pembunuh Bocah SD di Depok Akui Perbuatannya

Kabar dugaan penculikan sang adik sampai di telinga Neneng, usai tetangganya mendapat pesan singkat dari Begeng.

oleh Audrey Santoso diperbarui 10 Feb 2016, 01:06 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2016, 01:06 WIB
Segmen 2: Penculikan Bocah Depok hingga Tanggul Sungai Jebol
Polisi terus memeriksa secara intensif pembunuhan bocah J, hingga hujan deras membuat tanggul Sungai Mengkuli, Lamongan, jebol.

Liputan6.com, Jakarta - Bocah J, siswa kelas 1 SD yang ditemukan meninggal di rumah Januar Arifin alias Begeng, ternyata menghembuskan nafas terakhir karena diduga dibekap bantal.

Bocah 7 tahun itu semula dilaporkan menjadi korban dugaan penculikan di sekitar rumah kakak kandungnya Neneng Nur Hamidah, Jalan Haji Asmawi Nomor 64 RT 08 RW 15, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu 6 Februari lalu.

Kabar dugaan penculikan sang adik sampai di telinga Neneng, usai tetangganya mendapat pesan singkat dari Begeng. Lelaki 35 tahun itu mengaku mendapat pesan misterius yang meminta sejumlah uang tebusan dengan mengatasnamakan penculik J. Keluarga pun langsung melaporkan kabar tersebut ke Polres Kota Depok.

Setelah polisi berhasil melacak nomor ponsel Begeng dan nomor yang diakui Begeng sebagai orang yang meminta tebusan, akhirnya polisi bergerak ke kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Saat menggerebek, polisi menemukan Begeng di rumah tersebut bersama jasad J, Minggu 7 Februari lalu.

Semula, Begeng tak mengelak telah membunuh J saat digelandang petugas Polres Depok ke kantor polisi. Ia mengarang cerita, ada 2 orang yang tiba-tiba menitipkan J kepada dia. Ia terpaksa menampung J, sebab jika tidak, keluarganya bakal dihabisi nyawanya. Namun, polisi tak percaya begitu saja.

"Dia sudah ngaku, sudah cerita, cepet (ngakunya). Awalnya, dia nggak ngaku membunuh, awalnya dia mengaku disuruh 2 orang lain. Kemarin kami sudah mendapat laporan dari Kasat Reskrim Depok, yang bersangkutan sudah mengaku perbuatannya membekap (bocah J) pakai bantal, kemudian tewas di tempat tidur," terang Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Dibekap

Berdasarkan pengakuan Begeng, ia sengaja membawa jasad bocah J ke kamar, karena panik ketika mengetahui rumahnya didatangi polisi yang ingin masuk secara paksa. Dia mengaku membekap J agar bocah bertubuh gempal itu tak berteriak.

"Kemudian dibawa ke kamar mandi dan itu dilakukan saat panik ketika petugas menggerebek rumah yang bersangkutan. Supaya tidak teriak, akhirnya dibekap sampai tewas," jelas Krishna.

Kepolisian meyakini, Begeng pelaku tunggal dugaan pembunuhan ini. Cerita adanya 2 penculik yang menitipkan J tersebut, diduga kebohongan, karena alur cerita Begeng yang tak konsisten.

"Satu tersangkanya. Dia ngaku ada 2 lain yang nyuruh, saya memeriksa sudah yakin tersangka ini cuma 1 dan dia ceritanya berubah-ubah dari subuh sampai jam 9 sudah berubah-ubah," tegas Krishna.

"(Inkonsistensi) itu, sudah tinggal di dalami saja dan kemarin siang sudah keterangannya konfirmasi bahwa dia yang melakukan," imbuh dia.

Begeng juga mengaku kepada polisi tentang pesan singkat yang ia karang. Begeng ternyata memiliki 2 ponsel, 1 di antaranya ia gunakan untuk berpura-pura sebagai penculik bocah J, dan 1 lagi ia gunakan untuk berpura-pura mendapatkan pesan ancaman dari penculik.

"Dia sendiri yang ngomong, kemudian dia menggunakan dua HP, satu HP seolah-olah adalah pelaku yang 2 orang itu, yang menyuruh dia menculik. Satu HP lagi dia yang mengatakan seolah-olah dia mengamankan, jadi 2 HP milik dia," pungkas Krishna.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya