Jokowi Minta Buwas Lebih 'Gila' Perangi Narkoba

Narkotika yang beredar di Indonesia, ungkap Buwas, sudah mencapai 30 ton.

oleh Eka Hakim diperbarui 25 Jul 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 19:30 WIB
20160626- Jokowi Hadiri Peringatan HANI di Taman Sari
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan Kepala BNN, Komjen Budi Waseso saat tiba di acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di kawasan Taman Sari, Jakarta, Minggu (26/6). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) mengaku tidak masalah disebut sebagai orang gila.

"Saya ini orang gila bahkan Presiden Jokowi meminta saya untuk lebih gila dari yang biasanya. Tapi itu dalam hal melakukan perang terhadap narkotika," kata Buwas saat berada di Makassar, Senin (25/7/2016).

Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi target utama peredaran narkoba oleh para bandar narkoba internasional.

Narkotika yang beredar di Indonesia, ungkap Buwas, sudah mencapai 30 ton. Terakhir BNN yang bekerjasama dengan Polri, tepatnya tahun lalu, berhasil menangkap banyak bandar dengan jumlah barang bukti 6 ton. Barang bukti tersebut berasal dari luar Indonesia.

"Jadi sekali lagi saya harus jadi orang gila. Orang gila kan tidak bisa dipidanakan sebagaimana termaktub dalam Pasal 44. Saya pasti benar-benar tindak habis seluruh jaringan narkoba. Tapi saya juga butuh peran serta semua pihak untuk mengagalkan peredaran barang haram tersebut," papar Buwas.

Guna memerangi peredaran narkoba, BNN membangun kerja sama dengan Pelindo IV, mengingat pelabuhan merupakan salah satu sarana pengiriman barang legal maupun ilegal.

"Sehingga kita harus bekerja sama dengan Pelindo IV memeriksa barang pengiriman ke Indonesia bagian timur ini, kita kerja sama melihat peran Pelindo bagaimana, BNN bagaimana," ujar Buwas.

Secara teknis, kata Buwas, Pelindo memiliki sistem untuk menerima informasi seluruh pengiriman barang. Begitu juga BNN, sehingga bisa saling bersinergi berbagi informasi jika menemukan ada barang mencurigakan, khususnya ada kaitan dengan narkotika.

"Jaringan pengedar narkotika ini sudah melihat kelemahan yang ada di sistem kita, baik sistem yang ada di bandara maupun pelabuhan. Seperti sarana X-ray yang ada di bandara, mereka tahu kelemahannya. Nah, sekarang kita harus melakukan daya dan upaya bagaimana kita melihat celah-celah itu, sehingga akan kita libatkan K9 anjing pelacak misalnya," ungkap Buwas.

Selain kerja sama dengan Pelindo IV, lanjut Buwas, BNN juga menggandeng Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

"Teknisnya, kita kerja sama melakukan pengawasan, bagaimana menyeleksi calon mahasiswa dengan tes urine, kemudian saat mereka melalui proses pendidikan dilakukan lagi pengawasan tiap semester, dan saat mau dilantik sebagai sarjana akan di tes urine, darah dan rambutnya," jelas mantan Kepala Bareskrim Polri itu.

Lebih jauh Buwas mengakui hampir seluruh daerah di Indonesia sangat rawan atau tidak lepas dari jaringan peredaran narkoba.

"Buktinya tidak ada satu pun RT yang berani mengklaim wilayahnya bersih dari narkoba, itu artinya sudah menyebar ke semua daerah," tandas Buwas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya