Kumandang Azan Magrib di Tengah Cap Go Meh Bogor

Cap Go Meh di Kota Bogor ini tak hanya diramaikan warga keturunan Tionghoa, tapi dari berbagai suku, ras, dan agama.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 12 Feb 2017, 05:01 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2017, 05:01 WIB
Cap Go Meh Bogor
Cap Go Meh di Kota Bogor ini tak hanya diramaikan warga keturunan Tionghoa, tapi dari berbagai suku, ras, dan agama. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Perayaan Cap Go Meh Bogor Street Festival 2017 berlangsung meriah. Acara yang menunjukkan kerukunan antar umat beragama ini, menarik perhatian warga Kota Bogor dan sekitarnya.

Pantauan Liputan6.com, Sabtu 11 Februari 2017, sejak pukul 13.00 WIB, warga yang ingin menikmati pertunjukan di ujung perayaan Imlek itu sudah berkumpul.

Acara bertema Ajang Pemersatu Budaya itu tak hanya diramaikan warga keturunan Tionghoa, tapi dari berbagai suku, ras, dan agama.

Berbagai seni dan budaya juga ditampilkan, di antaranya engrang, wayang hihid, topeng kelana-- kolaborasi kesenian dari Bogor dan Cirebon, serta Boboko.

Selain seni dan budaya, karnaval yang diselenggarakan di sepanjang Jalan Suryakancana ini, juga mempertunjukkan liong dan barongsai serta joli.

Mengawali festival, acara dibuka dengan lagu perdamaian yang dinyanyikan siswa SMA Regina Pacis kolaborasi dengan tim marawis dari Pondok Pesantren Rhoudotul Nur Bogor.

Bentuk keberagaman dan toleransi beragama kembali terlihat, saat kumandang azan maghrib terdengar. Suasana mendadak hening, karena pertunjukan dihentikan sementara untuk menghormati kumandang azan.

Tak hanya itu, potret toleransi beragama kembali terlihat, ketika panitia Cap Go Meh menyediakan beberapa tempat salat bagi pengunjung yang beragama Islam.

Hadir dalam acara Cap Go Meh tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mewakili Presiden Joko Widodo atau Jokowi, serta dari Kementerian Pariwisata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya