Pertumbuhan Ekonomi NTT Meningkat, Tapi Angka Kemiskinan Tinggi

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah bagus hampir menyamai pertumbuhan ekonomi tingkat nasional yaitu sebesar 5,18%.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 07 Agu 2017, 12:39 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2017, 12:39 WIB
Pertumbuhan Ekonomi NTT Meningkat, Tapi Angka Kemiskinan Tinggi
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah bagus hampir menyamai pertumbuhan ekonomi tingkat nasional yaitu sebesar 5,18%.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Kunjungan Kerja Melchias Markus Mekeng menyatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah bagus hampir menyamai pertumbuhan ekonomi tingkat nasional yaitu sebesar 5,18%.

Namun, ia menyayangkan dengan pertumbuhan ekonomi yang hampir menyamai pertumbuhan tingkat nasional itu, tetapi kemiskinan di Provinsi NTT masih tinggi sekitar 22%.

"Jangan sampai pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh para penguasa saja, tetapi rakyat kecil tidak merasakan," ujar politisi Golkar ini usai pertemuan dengan Kanwil BPK, Kanwil OJK, Kanwil BPS, Perbankan Provinsi NTT, PT. Askrindo dan Jamkrindo, BI dan BNI di Kota Kupang, NTT, Selasa (01/8/2017).

Utamanya, lanjutnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT harus didasarkan pada peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan perikanan. Sebab, produk domestik regional bruto (PDRB) NTT sebanyak 30 persen berasal dari dua sektor itu.

Melchias menyampaikan jika gini rationya melebar antara si kaya dan si miskin, maka pada akhirnya APBN tidak akan tercapai.

"Kita juga akan melihat apakah ada kebijakan-kebijakan daerah yang bertentangan dengan kebijakan pusat, dan uang-uang APBN benar-benar sampai ke tangan masyarakat, jika sampai ke tangan masyarakat akan bisa memperbaiki taraf kehidupan masyarakat," ungkapnya.

Ia berharap agar anggaran yang ada itu diprioritaskan ke satu sektor, dan tidak difokuskan ke semua sektor, karena itu akan menjadi terpecah-terpecah jika difokuskan ke semua sektor dan tidak akan membawa dampak, "Jadi kita meminta agar lebih prioritas," tutupnya.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya