Menaker Dorong Pemuda di Pamekasan Menjadi Wirausaha Mandiri

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mendorong agar para pemuda di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur semakin banyak yang menjadi wirausaha.

oleh Reza diperbarui 22 Mei 2018, 14:48 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2018, 14:48 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mendorong agar para pemuda di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur semakin banyak yang menjadi wirausaha.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mendorong agar para pemuda di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur semakin banyak yang menjadi wirausaha. Untuk memperbanyak jumlah wirausaha, maka investasi paling utama adalah memperkuat skill atau keterampilan anak muda agar kabupaten Pamekasan mampu bersaing dengan kabupaten-kabupaten lain.

“Kalau kabupaten Pamekasan ini mau maju dan bersaing dengan kabupaten lain, maka potensi anak muda ini harus dibangun, diperkuat skill-nya agar mereka nanti sanggup bersaing dengan SDM dari daerah lain, “ ujar Menaker Hanif saat memberikan kuliah tamu kepada akademisi pegiat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bakti Bangsa, Pamekasan, Senin Malam (21/5/2018).

Temu akademi yang bertema bertema 'Enterpreneurship Mengentaskan Pengangguran' dihadiri oleh Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar, Ketua Yayasan STIE Bakti Bangsa Holis, 300 mahasiswa dan berbagai Ormas pemuda di kabupaten Pamekasan.

Menaker Hanif mengatakan, skill merupakan cara perlindungan terbaik untuk warga negara. Skill diperlukan anak-anak muda di masa depan karena melalui skill yang baik, anak-anak muda bisa melindungi dirinya dalam dunia yang penuh persaingan.

Untuk mengembangkan wirausaha, Menaker Hanif mengatakan syaratnya harus ada ekosistem yang dibangun di daerah. Pertama, kemudahan memperoleh pelatihan skill. Harus ada akses dan tempat yang memadai. Kedua, harus ada skema pembinaan yang jelas.

“Kalau butuh pembina, harus pembina yang telah memiliki pengalaman. Jangan sampai pembinanya tidak memiliki wirausaha. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah dengan bekerjasama industri tertentu yang menekuni wirausaha, “ katanya.

Syarat Ketiga, kata Menaker, adalah akses permodalan yang menjadi penting untuk memastikan usaha yang dirintis bisa dikembangkan lebih lanjut. Keempat inkubasi bisnis.

“Jadi harus ada akses modal, inkubasi bisnis, skema modal dan pembinaannya juga ada. Kalau ini ada, maka kekuatan wirausaha di Indonesia akan berkembang di masa yang akan datang, “ katanya.

Menaker Hanif menjelaskan wirausaha di Indonesia masih kalah dibanding negara lain. Standar Intenasional, akan dianggap cukup negara itu jika kalau empat persen dari jumlah penduduknya adalah wirausahawan.

Hingga saat ini, kata Menaker Hanif, wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1 persen atau belum sampai 4 persen. Jumlah wirausaha Indonesia tersebut masih kalah dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 5 persen, Singapura 7 maupun Jepang yang sudah mencapai 9 persen.

“Artinya ada PR besar di republik ini yakni bagaimana anak-anak muda ini didorong bukan sekedar punya skill untuk bekerja. Tetapi yang penting bagaimana punya skill untuk menciptakan lapangan kerja sehingga anak-anak tak bergantung kepada lapangan kerja, “ ujar Menaker Hanif.

“Skill diperlukan untuk kepentingan dua hal. Pertama, dalam hubungan dengan kerja, maka skill bisa jadi alat untuk masuk ke pasar kerja/perusahaan/industri dll. Kedua, skill itu juga bisa jadi dasar kewirausahaan. Tak mungkin dia akan wirausaha tanpa skill yang dimiliki untuk membangun wirausaha, “ kata Menaker Hanif.

 

 

(*)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya