17 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Mandailing Natal

Korban meninggal terdiri dari 12 pelajar SD di Kecamatan Ulu Pungkut, dan tiga orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Mura Batang Gadis.

oleh Merdeka.com diperbarui 14 Okt 2018, 19:09 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2018, 19:09 WIB
Akses jalan menuju ke Mandailing Natal terputus karena diterjang banjir bandang. (Istimewa)
Akses jalan menuju ke Mandailing Natal terputus karena diterjang banjir bandang. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di 11 Kecamatan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.

"Evakuasi yang dilakukan Tim SAR, TNI, Polri, satpol PP, relawan dan masyarakat telah menemukan 17 warga yang meninggal," kata Kabid Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Muhammad Yasir, seperti dilansir Antara, Minggu (14/10).

Jumlah korban meninggal dunia hingga saat ini, menurut dia, tercatat 17 orang. Korban terdiri dari 12 orang pelajar SD di Kecamatan Ulu Pungkut, dan tiga orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Mura Batang Gadis.

"Kemudian, dua orang mengalami kecelakaan mobil dan masuk ke Sungai Aek Batang Gadis, saat terjadinya banjir di Kabupaten Madina," ujar Yasir.

Ia menyebutkan, dari jumlah 29 anak sekolah SD Negeri 235 yang diterjang banjir bandang di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Jumat (12/10) sore, 12 orang meninggal dunia, dan 17 orang diselamatkan.

Dari 17 anak yang selamat, dan tujuh orang diantaranya dirawat di Puskesmas di daerah setempat. "Dua dua orang guru SD Negeri 239 juga ditemukan dalam keadaan selamat oleh relawan," katanya.

Yasir menjelaskan, dua orang korban meninggal dunia yang ditemukan di dalam mobil yang tercebur ke Sungai Aek Batang Gadis adalah pegawai PT Bank Sumut dan anggota Polri yang tengah melakukan pengawalan.

 

Belasan Rumah Hanyut

Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Kedua korban itu, telah diserahkan kepada pihak keluarganya. Jumlah korban yang meninggal dunia Kecamatan Ulu Pungkut, tercatat 12 orang, yakni Mutiah (12), Aisyah (12), Soifah (12), Rian Syahputra (10), Ahidan (10), Isnan (10), Tiara (10), Dahleni (10), Masitoh (9), Alfisyhari (9), Habsoh (9) dan Israil (9).

Sedangkan, korban mengalami luka-luka 17 orang, yaitu Tasya Amaelia (12), Abel (12), Lusiana (22), Sobbiah (12), Sulton (11), Jibril Saukani (11), Solehuddin (11), Ahaddin (11), Raihansyah (11), Risdah (11), Jufriadi (10), Mujiburrohman (10), Annasofa (10), Khoirunissa (10), Putri (9), Nabila (9), dan Adawiyah (9).

Banjir di Kecamatan Ulu Pungkut, juga mengakibatkan 12 rumah warga hanyut dan rusak total, sembilan rumah rusak berat, serta tiga fasilitas umum di Desa Muara Saladi berupa Poliklinik Desa, Gedung SD Negeri 235, dan gedung PKK rusak.

"Banjir bandang di 11 Kecamatan itu, beberapa di antaranya Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyabungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal," katanya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya