AP II: Tes PCR Corona Covid-19 Dimungkinkan Dilakukan di Bandara Soetta

APII menyatakan, penanganan beberapa penerbangan repatriasi WNI sudah disesuaikan agar dapat dilakukan pengetesan PCR terkait Corona terhadap penumpang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 12 Mei 2020, 07:12 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 07:10 WIB
FOTO: Cegah Corona, Calon Penumpang di Bandara Soetta Pakai APD
Sejumlah calon penumpang pesawat menggunakan alat pelindung diri (APD) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Senin (11/5/2020). Calon penumpang menggunakan APD untuk melindungi diri dari penularan virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Angkasa Pura (AP) II tengah mengkaji bakal dilakukannya tes polymerase chain reaction (PCR) terkait virus Corona atau Covid-19 untuk para Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

"Apabila tes PCR memang perlu di Soekarno-Hatta, bisa dilakukan di Terminal VIP yang terletak di dekat Terminal 3. Sementara itu, keberadaan Mobile Command Post [MCP] yang dimiliki Soekarno-Hatta bisa difungsikan untuk mendukung jalannya tes tersebut. Kemungkinan-kemungkinan itu masih dikaji," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.

Hal tersebut sejalan dengan Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/313/2020 tentang Protokol Kesehatan Penanganan Kepulangan WNI dan Kedatangan WNA dari Luar Negeri di Pintu Masuk Negara dan di Wilayah Pada Situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Surat edaran itu diterbitkan pada 7 Mei 2020 dan menyatakan bahwa, setiap WNI dan WNA yang tiba di Indonesia harus melalui protokol kesehatan antara lain adalah pemeriksaan rapid test dan/atau PCR terkait virus Corona atau Covid-19.

PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendukung penuh berjalannya peraturan tersebut.

Untuk saat ini, Awaluddin mengatakan, penanganan beberapa penerbangan repatriasi WNI sudah disesuaikan agar dapat dilakukan pengetesan PCR terhadap penumpang.

"Seperti misalnya penerbangan repatriasi WNI dari Bangladesh yang mendarat Senin malam, 11 Mei 2020. Pesawat tidak merapat ke terminal, namun parkir di apron Terminal 3. Kemudian, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan [KKP] naik ke pesawat untuk menjelaskan prosedur protokol kesehatan," kata Awaluddin.

Lalu, seluruh penumpang naik bus untuk langsung menuju Asrama Haji Pondok Gede untuk dilakukan pemeriksaan PCR di asrama. Jadi, penumpang tidak masuk ke terminal namun langsung menuju Asrama Haji Pondok Gede.

Adapun karantina di Asrama Haji Pondok Gede ini sejalan dengan yang disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo pada Senin 11 Mei 2020, bahwa Presiden Joko Widodo menyetujui Asrama Haji sebagai ruang isolasi sementara bagi WNI yang baru kembali ke Tanah Air untuk kemudian dilakukan pengawasan dan tes PCR terkait virus Corona atau Covid-19.

"Yang jelas, seluruh stakeholder di Soekarno-Hatta selalu berkoordinasi intensif dan saling mendukung agar KKP dapat menjalankan protokol kesehatan secara penuh terhadap WNI dan WNA yang baru tiba di Indonesia. Soekarno-Hatta juga merupakan pintu masuk utama dari penerbangan repatriasi WNI," jelas Awaluddin.

Sementara itu, penerbangan repatriasi WNI semakin meningkat di Soekarno-Hatta. Hingga kini tercatat sekitar 15.000 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan ABK telah tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jokowi: Tes PCR Corona Baru 4.000-5.000, Masih Jauh dari Target 10 Ribu per Hari

FOTO: Cegah Corona, Calon Penumpang di Bandara Soetta Pakai APD
Calon penumpang pesawat menggunakan alat pelindung diri (APD) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Senin (11/5/2020). Calon penumpang menggunakan APD untuk melindungi diri dari penularan virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut jumlah pengujian spesimen untuk mendeteksi virus corona (Covid-19) melalui metode polymerase chain reaction (PCR) baru mencapai 5.000 sampel per harinya. Dia mengakui bahwa jumlah itu masih jauh dari targetnya yakni, 10.000 sampel per hari.

"Saya baru mendapat laporan kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini sudah mencapai 4.000-5.000 sample per hari.   Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu yaitu 10 ribu spesimen per hari," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin (11/5/2020).

Menurut dia, saat ini susah ada 104 laboratorium untuk pengujian sampel corona. Jokowi meminta agar laboratorium tersebut dimaksimalkan agar target 10.000 spesimen per harinya dapat terealisasi.

"Saya ingin dipastikan lab-lab tersebut berfungsi maksimal meskipun dari 104 lab tadi, 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan," jelasnya.

Jokowi juga meminta agar sumber daya manusia di laboratorium lebih diperhatikan. Disamping itu, dia memerintahkan agar masalah kurangnya reagen PCR diselesaikan dalam pekan ini.

"Juga yang berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang terutama untuk reagen PCR, RNA dan VTM saya minta diselesaikan minggu ini," tegas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya