Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk Covid-19 Jika Tembus 60.000 dan 100 Ribu Kasus

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi penanganan dalam menghadapi skenario terburuk Covid-19.

oleh Ika Defianti diperbarui 15 Jul 2021, 12:55 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 12:55 WIB
20160517- Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan-Jakarta- Herman Zakharia
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5) Luhut berbagi cerita tentang masalah komunis, Poso dan pemilihan Ketua Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi penanganan dalam menghadapi skenario terburuk Covid-19.

Saat ini, kenaikan kasus harian Covid-19 paling tinggi mencapai 54.517 orang pada Rabu 14 Juli 2021.

"Kalau kita bicara worst case scenario untuk 60.000 atau lebih sedikit, kita masih sudah cukup oke. Kita tidak berharap sampai ke 100.000, tapi itu pun sudah kami rancang sekarang kalaupun sampai terjadi di sana," kata Luhut saat konferensi pers, Kamis (15/7/2021).

Dia menjelaskan pemerintah akan terus menyiapkan sejumlah rumah sakit (RS) darurat. Bahkan akan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan milik TNI dan Polri untuk merawat pasien Covid-19.

Lalu, penambahan tempat tidur isolasi dan ICU di setiap rumah sakit rujukan. Bahkan rencananya pemerintah melalui TNI-Polri membuka RS lapangan darurat.

"Kami juga sudah rekrut dokter 2 ribu, dokter yang baru lulus dan itu kita training. Lulusan dokter itu lebih dari 2 ribu dan segera kita mobilisasi. Semua data kami menunjukkan kami sekarang on the right track," papar dia.

Luhut juga menyebut, obat-obatan penanganan pasien Covid-19 akan diupayakan dengan melakukan impor dari sejumlah negara.

"Kita charter pesawat untuk bawa obat ini. Seperti tocilizumab mahal sekali juga kita impor, remdesivier, favipiravir sudah diimpor dan sedang berjalan," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Minta Bantuan

Selain itu, Luhut telah melakukan koordinasi dengan sejumlah negara mengenai bantuan yang diperlukan oleh Indonesia. Seperti Tiongkok, Singapura, Abu Dhabi, hingga Jepang.

"Kita sudah minta bantuan, saya berbicara dengan counterpart saya di Singapura, counterpart saya di Tiongkok, counterpart saya di Abu Dhabi. Kita bicara dengan mereka dan juga Jepang, dan bukan tidak minta bantu, kita minta bantu, tapi tentu bantuan-bantuan yang menurut kita tidak bisa kita tangani," kata dia.

Sementara itu, Luhut menyatakan kenaikan kasus harian Covid-19 telah mencapai 44,51 persen.

Sedangkan kenaikan kasus paling tinggi yakni pada Rabu (14/7/2021) yang mencapai 54.517 orang. Kenaikan tajam kasus harian Covid-19 di Indonesia akibat adanya varian Delta. Sebab saat pelaksanaan PSBB hingga PPKM mikro kasus Covid-19 masih dapat dikendalikan.

"PSBB 1, PSBB 2, PPKM kabupaten/kota, PPKM mikro, semua relatif sebenarnya naik tetapi masih terkendali. Tetapi begitu kita masuk varian Delta, peningkatan kasus Covid-19 didominasi oleh varian Delta," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya