Liputan6.com, Jakarta - Charta Politika kembali menyampaikan hasil survei terkini terkait pelaksanaan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Salah satunya berdasarkan hasil survei menunjukkan, sebanyak 40,3 persen dari total 1.200 responden mengaku belum tahu pemilihan umum (Pemilu) akan digelar serentak pada 2024.
Advertisement
Baca Juga
Dari total 1.200 responden yang diwawancara, sebanyak 59,7 persen di antaranya atau sebanyak 716 orang telah mengetahui informasi bahwa pemilihan presiden, pemilihan anggota legislatif, dan pemilihan kepala daerah akan digelar pada tahun yang sama.
"Namun, sebanyak 484 responden lainnya mengaku belum mengetahui informasi tersebut," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat acara peluncuran hasil survei secara virtual sebagaimana diikuti di Jakarta, Senin 20 Desember 2021.
Sementara itu, terkait elektabilitas calon presiden (capres) 2024 tertinggi diduduki oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Untuk posisi kedua ada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan di urutan ketiga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ganjar Pranowo mendapat elektabilitas tertinggi. Ganjar mendapat angka 25,5 persen, Prabowo Subianto 22,3 dan Anies 17,7 persen," papar Yunarto.
Adapun survei dilakukan pada 29-6 Desember 2021 dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling). Jumlah responden 1.200 responden dengan margin of error + 2.83% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut 5 hasil survei terkini Charta Politika terkait Pilpres 2024 mendatang dihimpun Liputan6.com:
1. 40,3 Persen Masyarakat Belum Tahu Pemilu Digelar 2024
Hasil survei Charta Politika yang diluncurkan di Jakarta, menunjukkan 40,3 persen dari total 1.200 responden mengaku belum tahu pemilihan umum akan digelar serentak pada 2024.
Dari total 1.200 responden yang diwawancara, sebanyak 59,7 persen di antaranya atau sebanyak 716 orang telah mengetahui informasi bahwa pemilihan presiden, pemilihan anggota legislatif, dan pemilihan kepala daerah akan digelar pada tahun yang sama.
"Namun, sebanyak 484 responden lainnya mengaku belum mengetahui informasi tersebut," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat acara peluncuran hasil survei secara virtual sebagaimana diikuti di Jakarta, Senin 20 Desember 2021.
Oleh karena itu, Yunarto mendorong penyelenggara pemilu untuk menyebarkan informasi terkait dengan pemilu lebih luas kepada masyarakat.
"Ini PR (pekerjaan rumah) bagi KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) penyelenggara pemilu," kata Yunarto saat memaparkan hasil survei.
Advertisement
2. Mayoritas Masyarakat Setuju Pemilu Berlangsung pada 2024
Dalam paparan yang sama menunjukkan 81,7 persen responden setuju pemilihan umum digelar serentak pada tahun 2024. Namun, 17,3 persen responden lainnya tidak setuju.
Yunarto menyampaikan tingginya jumlah responden yang setuju pemilu digelar pada tahun 2024 berbanding terbalik dengan hasil survei menjelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020.
"Ini mungkin berpengaruh pada psikologi orang ketika sekarang merasa Covid-19 sudah mereda, situasi pertemuan online sudah bisa dilakukan, dan tidak berbahaya lagi untuk kumpul pada masa Covid-19, termasuk diselenggarakan pemilu serentak terbesar sepanjang sejarah di Indonesia," kata Yunarto.
Charta Politika juga menghimpun persepsi publik mengenai adanya wacana menunda pemilu sampai 2027 karena alasan pandemi Covid-19.
Mayoritas responden, yaitu 47,6 persen dari 1.200 orang yang diwawancara tidak setuju dengan penundaan pemilu sampai 2027. Namun, ada 20,4 persen responden atau sebanyak 245 orang setuju dengan wacana itu.
3. Tidak Setuju Perpanjangan Masa Jabatan Presiden
Isu pemilu lainnya yang ditanyakan Charta Politika kepada responden perihal wacana perpanjangan masa jabatan presiden sampai tiga periode.
Hasil survei memperlihatkan 46,2 persen responden mengetahui wacana perpanjangan itu, sementara 36,4 persen tidak tahu.
Terkait dengan itu, Charta Politika lanjut mendalami persepsi para responden terkait dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Hasilnya sebanyak 57,9 persen responden tidak setuju terhadap wacana itu, sedangkan 19,8 persen menyatakan setuju.
Advertisement
4. Elektabilitas Capres Tertinggi Dipegang Ganjar Pranowo
Kemudian, Yunarto mengatakan, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi pertama sebagai calon presiden 2024.
Sementara posisi kedua ada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan di urutan ketiga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ganjar Pranowo mendapat elektabilitas tertinggi. Ganjar mendapat angka 25,5 persen, Prabowo Subianto 22,3 dan Anies 17,7 persen," papar Yunarto.
Yunarto menyebut, mayoritas responden yang telah mantap dengan pilihannya sebesar 55,0 persen.
"Sedangkan, masih mungkin bisa berubah 38,5 persen dan tidak tahu atau tidak jawab 6,8 persen," ucap dia.
5. Elektabilitas Cawapres Tertinggi Dipegang Sandiaga Uno
Menurut Yunarto, muncul nama Sandiaga Uno yang menempati posisi pertama sebagai tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil presiden (wapres).
Hasil survei menunjukkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu memperoleh angka 27,7 persen.
Sementara di bawah Sandiaga terdapat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di posisi kedua yaitu 17,4 persen, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan 9,1 persen.
"Sandi 27,7 persen, image-nya yang sudah pernah jadi cawapres," jelas Yunarto.
Advertisement