Liputan6.com, Jakarta - Ibu korban gempa yang melahirkan di posko pengungsian Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur, dirujuk ke RSUD Cimacan.
Romlah (35) warga Kampung Pasir Ipis, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang ini terpaksa harus dirujuk karena mengalami pendarahan usai melahirkan anak keempatnya.
Baca Juga
"Ibunya dirujuk ke RSUD Cimacan karena pendarahan," kata Ida Farida, Koordinator Humas Humas dan Layanan Publik RSUD Cimacan, Kamis (24/11/2022).
Advertisement
Rencananya, pasien tersebut akan dilakukan tindakan bedah kuretase atau mengeluarkan jaringan dari dalam rahim.
"Kondisinya saat ini sudah membaik, hanya saja pasien akan menjalani kuretase," ucapnya.
Sebelumnya, seorang ibu korban gempa bumi di Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur, melahirkan di posko pengungsian, pada Rabu (23/11/2022) sore.
Romlah harus berjuang untuk melahirkan anak keempat dengan peralatan seadanya di tenda medis.
Jarak yang cukup jauh dari rumah sakit serta kondisi ibu yang sudah mengalami kontraksi membuat proses persalinan terpaksa dilakukan di Posko Utama Sukamulya.
Persalinan dibantu oleh dokter RSUD Cimacan dan tim relawan sehingga bayi tersebut lahir tanpa hambatan apapun.
"Si Ibu melahirkan seorang bayi laki-laki pukul 14.38 WIB," ujar dr Windy Rhomadoni Putra kepada Liputan6.com, Rabu (23/11/2022).
Namun mengingat keterbatasan peralatan medis sehingga belum diketahui berat badan bayi mungil tersebut.
"Sebelum melahirkan tekanan darahnya tinggi sehingga harus dibantu pakai oksigen. Tapi untungnya kami sedia oksigen sehingga bisa tertangani," ucapnya.
Alami Kontraksi
Windy menjelaskan kejadian ini bermula saat ibu tersebut merasakan sakit yang luar biasa akibat kontraksi. Dengan kondisi rumah sakit dan tempat bersalin sangat jauh, akhirnya relawan membawa Romlah ke posko utama.
Didampinginya suaminya, Romlah kemudian dibawa dengan menggunakan mobil off road warna putih.
Romlah tinggal dan mengungsi di Kampung Pasir Ipis, yang letaknya berada di kaki Gunung Gede Pangrango. Jarak antara Pasir Ipis dengan Kampung Baru Kaso atau posko utama lumayan jauh, medannya pun cukup terjal.
Advertisement